Takdirkan yang salah atau Tuhan yang terlalu kejam?Dua Tahun kemudian......
"Dafa Damaren! Kemari! Mama letih mengejarmu terus! Ayo kemari makan!!!" Kesal Cassey karena anaknya itu tidak bisa diam ketika sedang makan.
Sedangkan Dafa sendiri masih berlarian ditaman dengan lincah, ia mengejar kelinci yang sedang memakan wortel hingga kelinci itu berlari membuat anak usia satu tahun setengah itu mengikutinya padahal langkah kakinya saja masih linglung.
Casssey berdecak sebal akhirnya wanita itu menaruh piring dan sendoknya lalu berjalan kearah putranya itu, hap! Cassey berhasil menangkap tubuh kecil itu, ia mencubit gemas hidung putranya lalu kembali pada ayunan untuk menyuapi putranya itu.
"Anak Mama ini susah ya dibilangin, Aaa! Makan dulu yuk," Dafa mengangguk dan menerima suapan dari Cassey dengan baik.
Cassey tersenyum lalu mencupit pipi chuby Dafa dengan gemas, beruntungya diri Cassey yang dikaruniai seorang anak seperti Dafa ya meskipun Cassey sendiri yang berjuang membesarkan-nya.
"Mama i-tu ata?" Ucap Dafa sambil menunjuk pohon besar disamping taman, pohon itu menjulang kebawah tepat pada jalanan beraspal.
"Itu pohon sayang, pohon." Dafa yang tidak mengerti mengerutkan keningnya menatap Cassey dengan lucu.
"Pohon itu mempunyai daun, batang dan ranting. Bentuknya ya seperti itu nak,"
"Tapi Dapa nda ngerti ma!" Tutur Dafa setengah berteriak padahal mulutnya penuh dengan nasi.
"Dafa habiskan dulu makanan didalam mulutnya baru berbicara,"
Dafa mengangguk, "Ayo lihat pohonm."
Cassey mengangguk tapo dirinya tak kunjung berdiri membuat Dafa berteriak kencang, "MAMA AYO!"
Cassey terbelalak kemudian dia berdecak dan mau tidak mau menururi keinginan Dafa untuk melihat pohon, "Bagaimana kita lihat bunga saja?" Tawar Cassey yang mendapat tolakan dari anak kecil itu.
"Pohon!"
"Baiklah ayo,"
Cassey menggendong tubuh kecil Dafa dan membawanya ketempat yang Dafa mau tadi yaitu disamping rumahnya, Cassey membuka pagar dan melangkahkan kakinya kearah pohon yang entah Cassey sendiri itu tidak tau apa nama pohonya.
"Mama!" Pekik Dafa tiba-tiba saat melihat mobil Sedan hitam melaju cepat dijalanan.
"Tidak apa-apa mobil itu hanya melewati kita," ucap Cassey lalu mengelus pundak Dafa menenangkan.
"Sudah ya? Kita masuk?" Dafa mengangguk dan memeluk erat leher Cassey.
Cassey membawa masuk tubuh mungil Dafa dalam gendongannya, Cassey berjalan dengan pikiran menuju masalalu.
Bagaimana kabar pria itu? Bagaimana keadaannya? Apa Alden tidak mengingat dirinya? Semua pertanyaaan itu terus berputat diotaknya.
Bagaimana tidak rindu dan tidak kepikiran? Kenangan manis begitu banyak yang dilakukan bersama Alden ya walau sebenarnya Cassey tidak bisa melupakan waktu itu. Waktu dimana dirinya hampir merenggang nyawa, ah! Bukan dirinya saja tapi juga sahabatnya.
Jika kalian bertanya Bagaimana keadaan Fiona? Maka jawabannya adalah koma. Ya sudah hampir dua tahun lebih ini Fiona masih terbaring lemah diatas ranjang tanpa mau membuka mata barang sekalipun.
Cassey memikirkan mereka, sahabat-sahabatnya bagaimana senangnya Cassey mendapatkan teman yang mengerti dirinya namun apa? Semua hanya menjadi kenangan pahit. Takdirkan yang salah atau Tuhan yang terlalu kejam?
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (END)
Fantasy(FOLOW AKUN TERLEBIH DAHULU, KARNA SEBAGIAN PART DIPRIVATE SECARA ACAK.) (Adult Romance) "Dia milikku! Tidak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya." Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia adalah psikopat. Psikopat sulit dideteksi kar...