HAHAHAA MIANHE BUAT KLEN YANG KENA PRANK!!
SEYUYUR-YUYURNYA BE MINE GAK END DI PART PART GANTUNG YA!
DAN STOP DM AKU!! NYEPAM LAGI! HUH! JANGAN JUGA KLEAN NGUMPAT KEAKU KARENA AKU BUKAN TEMEN KALIAN! NGOMONG YANG SEWAJARNYA AJA!
SIAP BACA BE MINE?!
_____________________
"Daddy jika suatu saat nanti aku tiada kumohon jaga anak ku ya, karena aku tau ayah adalah seorang pahlawan bagi Sey, dan Mommy jika suatu saat nanti Sey lelah akan hidup tolong jaga anak Sey ya sampai beranjak dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri." Abraham dan Cindy kaget mendengar penuturan putri semata wayang mereka.
Cassey berkata sambil menangis dalam diam, ia kemudian menyandarkan kepalanya dibahu Abraham dan perlahan memejamkan matanya. Sedangkan Cindi menangis sambil menciumi tangan anak perempuannya yang terlihat kurus.
Dan pada akhirnya semua menjadi kisah pahit bagi mereka, bagi ketiga wanita itu Bagaimana? Apa Tuhan masih merencanakan kehidupan indah setelah ini? Takdir macam apa ini semua?
Tentu tidak bagi Cassey dia tidak selemah itu! Tidak akan Cassey biarkan siapa pun menghalangi jalannya. Sekarang Cassey hanya akan berdiri dengan keangkuhan dan dia akan membesarkan anaknya sendiri tanpa perlu bantuan dari siapa pun, biarkan dia menjadi ayah dari anaknya.
_________________
Grace termenung didalam apartemen-nya sendiri, semenjak tadi pagi menapat surat dari Shaga membuat separuh hati Grace hancur.
Bagaimana tidak? Jika saja Grace tidak mencintai Shaga tidak mungkin Grace ingin terus dikurung oleh oria itu, lebih baik mengakhiri hidup bukan? Grace menghela napas, diluar sedang hujan dan dia sedang menikmati secangkir kopi panas.
"Andai saja kau ada disini, maka akan kujelaskan jika aku juga mencintaimu Shaga."
Hening.
Hanya ada suara rintikan hujan yang terdengar, Grace melirik jam yang berada diatas nakas. Sudah pukul 12 malam, dan biasanya setiap Grace belum tidur dijam segini Shaga pasti akan mengirim pesan-pesan panjang yang kadang membuat Grace kesal sendiri.
Grace bangkit lalu menaruh cangkir kopinya dan mematikan lampu, bersiap ingin tidur. Dan berharap besok dia bisa bertemu dengan kedua sahabatnya itu.
Disisi lain Cassey tengah menatap rumah megah yang dibeli Dadinya untuk ditempati bersama Cindy, Cassey menoleh pada Mommy-nya itu dan ia menunggingkan senyum tulusnya.
"Mommy ayo kita masuk," ucap Cassey berpura-pura tegar.
Sudah cukup bukan dia bersedih? Mungkin jodohnya dengan Alden tidak tepat dan hanya bersifat sementara, tapi mari kita liat takdir kedepannya seperti apa nanti.
"Ayo, kau harus beristirahat Sey." Ujar Abraham sambil menarik koper putri dan istrinya itu.
Cassey memasuki rumah besar itu dengan pandangan berkerut, untuk apa Abraham membeli rumah sebesar ini jika hanya ditempati sementara? Tapi Cassey tak ambil pusing soal itu mungkin jika waktunya pas Cassey akan bertanya, segera Cindy menuntun putrinya itu menaiki tangga menuju kamarnya.
Saat sudah sampai didepan kamar dengan bercat pink, Cassey memegang tangan Cindy lalu mengecupnya lama. Air mata Cassey mengalir dengan sendirinya ia memang lemah jika dihapan kedua orang tuanya. Cassey tersenguk dan menatap manik Cindy yang tengah berkaca-kaca juga.
"Hiks, Mommy maafkan aku." Lirih Cassey menundukan kepalanya tak ingin menatap wajah letih sang ibu.
"Tidak ada yang salah sayang, ini namanya musibah. Jangan dipikirkan lagi ya?" Tutur Cindy lalu mulai membawa tubuh rengkih Cassey kedalam pelukannya.
"Hiks Alden Momm, Alden j-jahat padaku!" Cindy mulai merasa lega saat Cassey kini kembali seperti semula. Ingin, berbicara padanya.
"Menangislah jika kau rasa ini menyakiti hatimu nak, Mommy selalu siap mendengar semua." Ucap Cindy sambil memeluk erat putri kesayangannya itu.
Da kejadian itu tak luput dari perhatian Abraham, Ayah mana yang tidak sakit hati melihat putri tunggalnya menangis seperti itu? Apalagi Cassey adalah segala-galanya bagi Abraham.
Abraham menggeram ia mengambil handphone dari saku lalu menekan panggilan pada nomer seseorang.
"Ya tuan?"
"Bagaiamana dengan bajingan itu?"
"Kami sedang menyiksanya tuan,"
Abraham mendesah pelan, "Sudah hentikan itu semua lepaskan dia dan beri peringatan."
Tut.
Abraham mematikan sambungan secara sepihak, segera dia menuju kamarnya dengan terus memijit pelipisnya yang terasa pusing, ujian apa lagi ini? Kenapa masalah sekarang malah datang bertubi-tubi?
1 hari yang lalu.
Abraham dengan wajah murkanya memanggil Saka, orang kepercayaannya untuk mencari letak keberadaan Alden. Abraham sangat marah karena mengetahui bahwa putrinya dipasung!
"Saka! Cepat siksa bajingan itu jika tertangkap! Biar dia merasakan apa yang dirasakan putriku!" Saka yang mendengar itu mengangguk patuh.
Selama sepuluh tahun Saka bekerja pada Abraham hingga mendapat kepercayaan menjadi tangan kanan Abraham dalam mengurus apa pun, Saka tidak pernah melihat Abraham marah hingga seperti ini.
"Aku akan pergi ke Indonesia kuharap kau bisa mengurus semuanya." Ujar Abraham lalu meninggalkan kantornya.
Saka mengubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Alden dan mereka tidak sampai satu jam sudah menemukan Alden yang berada dirumah Cassey dengan keadaan kacau.
"Seret dia ketempat biasa."
_________________
"ARGHH!!" Cambukan demi cambukan Alden terima, wajahnya sudah tidak berbentuk karena babak belur. Para pria bersetelan hitam terus saja menyiksanya tanpa ampun.
Alden sama sekali tidak mengenali mereka dia mengumpat akan membalas semuanya karena bukannya mengejar sang istri dia malah disiksa seperti ini.
"Berhenti. Tuan sudah menyuruh kita untuk melepaskannya." Ucap seorang pria berkepala empat.
Dengan mata sayu Alden menatap nyalang pada Saka, dia memang tidak tau siapa mereka dan apa tujuan mereka tapi Alden bersumpah akan mengirim mereka keneraka dengan tangannya sendiri.
"K-keparat!! Siapa kalian ha?!!" Teriak Alden ditengah keadaan yang tidak bisa dibilang baik.
Saka tersenyum tipis sebenarnya dia juga sedikit kasihan pada Alden karena disiksa seperti ini, namun mengingat kearah Cassey yang disakiti oleh Alden membuat jiwa keayahan Saka bangkit.
"Itu adalah hukuman untukmu tuan," ucap Saka menyeringai.
"Bastrad! Hukuman apa yang kau maksud itu?!!" Alden mendelik tajam kearah Saka yang hanya menatapnya dengan sedikit senyuman dibibirmu.
"Hukuman karena sudah menyakiti Nonna kami, lepaskan dia." Setelah mengucapkan hal itu Saka pergi dari ruangan yang hanya satu bola lampu yang terpasang.
BRUK!
"ARGHH! SIALAN KALIANN!!! AKAN KUBALAS RASA SAKIT INI DAN WAKTU YANG TELAH KU BUANG PERCUMA!" Alden menjerit diakhir kalimatnya karena perutnya tiba-tiba diinjak oleh salah satu pria berbaju hitam itu dan pergi meninggalkan Alden yang tergeletak dengan tak berdayanya.
"Arghh!! Berengsek!!" Alden mencoba bangkit dan mencari apa yang bisa membuatnya pergi dari sini dengan gampang.
Alden mencari kesegala penjuru arah dan menemukan handphone-nya yang bergeletak tak jauh dari pintu berada. Alden dengan cepat menyeret kakinya lalu mengambil handphone itu.
"Ada apa Al___"
"ARGHHH!! ARRGHH! SHAGA TOLONG AKU!!!"
TUT!
Dan setelah itu pandangan Alden menggelap dengan pusing yang melanda dikepalanya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (END)
Fantasy(FOLOW AKUN TERLEBIH DAHULU, KARNA SEBAGIAN PART DIPRIVATE SECARA ACAK.) (Adult Romance) "Dia milikku! Tidak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya." Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia adalah psikopat. Psikopat sulit dideteksi kar...