The Living of Saga - Flower

85 15 2
                                    


H

yojoo bersiap menyelesaikan penampilanya untuk berangkat kerja paruh waktu seperti biasanya sebelum jadwal kuliah dimulai. Jam menunjukan pukul tujuh pagi, ia pun bergegas menyambar tas selempang merah mudannya dan mengambil sepatu Ankle Boot di dalam kotak dengan lebel merk terkenal pemberian dari sang Ayah untuk kado ulang tahunya dua hari yang lalu.

Sekarang langit tampak cerah dengan matahari yang bersinar hangat menyentuh bumi. Orang-orang tampak lebih bersemangat menjalankan aktifitas seperti biasanya. Musim panas kali ini benar-benar cocok sekali untuk berlibur kepantai atau berkemping seperti yang Hyojoo lakukan bersama temannya dua hari yang lalu. Sayangnya kemping waktu itu harus berakhir dengan singkat lantaran sesuatu terjadi padanya di hutan.

Hyojoo kembali mengecek notifikasi ponselnya yang ternyata dari sang Ayah yang lebih dulu berangkat berkerja, isinya hanya pesan teks singkat agar tidak pulang larut malam. Tak lama Bus pun tiba, Hyojoo segera naik dan mengambil tempat di pojok paling belakang. Hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk Hyojoo turun di halte selanjutnya, setelahnya hanya tinggal menyebrang jalan untuk sampai ke toko bunga.

Untung tidak benar-benar terlambat begitupun setelah Hyojoo datang kemudian disusul rekannya yang lain. Sebagian dari mereka adalah pegawai tetap yang berkerja sudah lama, hanya Hyojoo saja pegawai paruh waktu di sini. Sebelum pelanggan datang Hyojoo akan mengecek kondisi bunga di dalam gudang, lalu menyiramnya menggunakan seprotan khusus. Selain diajarkan merangkai bunga, semua pegawai wajib tahu bagaimana caranya merawat bunga dengan baik agar tidak cepat layu. Walaupun kemampuan Hyojoo belum setara dengan disainer bunga seperti yang lain, namun Hyojoo memiliki ketrampilan yang mumpuni.

Ditengah kegiataannya menyirami buang Anggrek Bulan di rak, rungunya mendengar bisikan dari beberapa rekannya yang lain. Samar-samar mereka sedang melontarkan pujian kepada salah satu pelanggan. Entah apa yang membuat mereka harus repot-repot memujinya yang jelas Hyojoo mencoba tidak peduli dan tetap melanjutkan kegiatannya.

"Wahh, dia tampan sekali."

"Ya ampun, dia memiliki wajah yang kecil dan lihat itu, bibirnya menawan."

"Dia pasti pria yang romantis. Beruntung sekali pacarnya."

"Benar, pasti dia ingin memberikan bunga untuk kekasihnya."

"Oh God, aku juga mau jadi kekasihnya."

Entah siapa yang mereka puji begitu tinggi pagi-pagi seperti ini sampai harus memperhatikan diam-diam begitu dan melupakan perkerjaan, yang jelas Hyojoo tidak minat bergabung bersama mereka. Menurutnya belum tentu semua pria yang suka memberi bunga adalah pria yang romantis ataupun semacamnya, itu semua hanya formalitas saja.

Terkadang seorang pria memberi karangan bunga tanpa tahu makna sesungguhnya, bisa saja hanya memiliki niat lain untuk tujuan merayu. Contohnya seorang pria yang banyak memiliki pasangan dalam satu waktu. Ini bukan hanya sekedar pendapat namun berdasarkan pengalaman Hyojoo sendiri.

"Selamat pagi peri cantik." Sebuah suara yang sangat femiliar tiba-tiba mengangu konsentrasi Hyojoo.

Dia adalah Jung Jaehyun. Pria playboy paling terkenal di kampus yang sangat Hyojoo hindari. Entah kenapa Hyojoo sempat menaruh hati pada pria buaya seperti Jaehyun, sebelum akhirnnya hubungan mereka berakhir singkat lantaran Jaehyun ketahuan memiliki kekasih lain.

Sialnya lagi, pria berlesung pipi itu terus saja mengekorinnya kemanapun layaknnya penguntit.

"Tolong jangan memangguku lagi hubungan kita sudah selesai, Jae. " Hyojoo berkali-kali menghindar saat Jaehyun mencoba menyentuhnya. Mendadak susana hati Hyojoo tidak karuan karena harus melihat pria itu lagi.

ᴛʜᴇ ʟɪᴠɪɴɢ ᴏꜰ ꜱᴀɢᴀ; ᴛʜᴇ ᴡᴇʀᴇᴡᴏʟꜰ ʙʀɪᴅᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang