"Kebenaran itu menyakitkan karena itu nyata. Sakit karena itu penting. Dan itu adalah hal yang penting untuk diakui pada dirimu sendiri." - John Green
*╭┈──̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇✧ࣶ ⃟꧂*
.
.
."Aku akan segera mengurus semuanya bersama Jimin, Ayah." Kim Taehyung membungkukan punggungnya tiga puluh derajat di depan singgasana megah dengan ukiran klasik menghiasi setiap bentuknya, tempat di mana Yang Mulia Kim Hwang berada.
Sang Raja pun bangkit dari bangku kebesarannya, berjalan menuruni anak tangga sebelum menepuk bahu Taehyung beberapa kali. "Kita harus bergerak lebih cepat sebelum mereka mengetahuinnya." Pria paru baya berjubah coklat gelap itu menjeda ucapannya, berbalik memandangi singgananya sendiri. "Dan singgasana ini akan menjadi milikmu setelahnnya," imbuhnya.
"Lalu bagaimana dengan rencana Ayah bersama Tuan Shin, bukankah ini sama saja melukai harga dirinya," ucap Taehyung sedikit gelisah. Pasalnya rencana perjodohanya dengan Jihwan telah diketahui oleh semua rakyat Valcke. Bahwa Jihwan lah yang akan menjadi ratu sekaligus pendampingnya menjadi raja kelak.
Taehyung memang sudah menolaknya beberapa kali, kala Tuan Shin datang padanya dengan niat baik. Namun Yang Mulai Kim Hwang memiliki rencana lain pada awalnnya lantaran keberadaan titisan Moon Goddess belum diketahui sementara Taehyung harus segera memilih matenya. Dan pilihan yang tepat adalah memilih Jihwan.
"Aku akan membujuk Tuan Shin untuk membicarakan masalah ini, semoga dia bisa menerimanya tanpa menimbulkan masalah." Taehyung paham maksud sang Ayah, lalu berpamit undur diri dari aula.
Namun begitu para penjaga membuka pintu aula sosok jelitan bergaun silver dengan mahkota perak berbentuk daun melingkai kepalanya tengah tersenyum seakan menyambut Taehyung. Persepsi itu kian mendekat hingga berdiri tepat satu langkah dari Taehyung.
"Aku mencarimu sejak tadi," katanya penuh senyuman. Shin Jihwan, begitu cantik nan anggun dengan segala kedewasannya yang membuat siapapun terpesona.
Pria berjaket bulu model dari Toga Virilis itu terdiam sejenak sebelum menarik ujung bibirnnya menggaris sebuah senyuman tipis. Menatap sang gadis bersama sorot tajamnya yang memesona. "Maaf, malam itu aku tidak datang." katanya kemudian.
Untuk memastikan ucapan Jimin benar, Jihwan kembali bersuara untuk rasa penasarannya. "Memangnnya kak Taehyung pergi kemana? Apa ada urusan mendesak?"
Walaupun Jihwan sudah tahu alasannya entah kenapa ia masih merasa kurang puas tanpa mendengarnya langsung dari bibir Taehyung dan berharap jawaban pria Kim berbeda dari Jimin.
Taehyung membasahi bibirnnya yang terasa kering, menautkan kedua tangannya ke dalam saku. "Sangat mendesak sampai aku tidak bisa meninggalkannya, sekali lagi maafkan aku Jihwan."
Jihwan lantas terkekeh mendengar jawaban Taehyung, Menurutnya Taehyung itu terkadang terlalu serius, padahal Jihwan juga tidak terlalu mempermasalahkannya kendati ada rasa kecewa. Kecewa karena Taehyung tidak memberitahunya lebih dulu kalau tidak bisa datang. Gadis Shin itu mengambil langkah, mendekat lagi hingga ujung Stiletto miliknya bersentuhan dengan sepatu kulit Taehyung.
"Aku tidak akan menerima maafmu kecuali dengan satu syarat," ucapnnya mengerjab kagum dengan sosok dihadapannya saat ini. Sungguh dari jarak sedekat ini Jihwan merasakan aura Taehyung menembus jiwannya. Pria itu benar-benar tampan.
"Baiklah, sekarang apa maumu katakan? Berkuda di dalam hutan sambil berburu atau memintaku untuk..."
Jihwan menggelengkan kepalannya cepat sebagai penolakan kalau bukan itu yang ia inginkan. Taehyung menaikan satu alisnnya dan mengambil langkah mundur menyandarkan punggungnnya dibalik pintu aula yang terturup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ʟɪᴠɪɴɢ ᴏꜰ ꜱᴀɢᴀ; ᴛʜᴇ ᴡᴇʀᴇᴡᴏʟꜰ ʙʀɪᴅᴇ
FanfictionTaehyung ingin menjadi raja terkuat untuk menggantikan sang Ayah di kerajaan Valcke, dia dianugrahi bisa memilih matenya sendiri dan untuk menjadi yang terkuat Taehyung harus memiliki mate dari titisan Moon Goddess berdarah murni. Sementara raja vam...