"Terkadang kenyataan itu seperti mimpi. Mimpi buruk yang mengerikan lalu kau tak akan bisa terbangun sebelum melaluinnya."
─────────• *☽ .* :☆゚.* ───────
.
.
.Hyojoo terus saja menangis, padahal ia berusaha mengontrol dirinnya untuk berhenti mengeluarkan air mata justru tangisnnya semakin deras.
Coba bayangkan saja, kau habis mengalami hal yang mengerikan lalu kau terbangun di tempat yang asing seorang diri dan suaramu mendadak hilang. Antara takut dan bingung menjadi satu, hanya bisa menangis tanpa tahu harus melakukan apa.
Sejak terbangun Hyojoo sama sekali belum beranjak dari ranjang yang ia tempati saat ini. Menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan dengan kaki menekuk untuk menyembunyikan tangisnnya. Diantara kesunyian yang hanya ada deru nafas Hyojoo, tiba-tiba seseorang bersetelan jas formal masuk bersama seorang wanita berseragam pelayan membawa sebuah nampan.
Pria itu duduk di samping Hyojoo, gadis itu masih mengenaka piyama tidur bermotif polos yang tampak lusuh. Punggungnnya bergetar dengan rambut panjang tergerai berantakan. Tangannya kemudian terangkat untuk mengelus kepala sang gadis yang masih belum menyadari kehadirannya.
"Kau sudah bangun?" Suara berat itu menyapa rungu Hyojoo.
Hyojoo membulatkan matanya lalu menatap pria di dapannya. Ia terkejut. Pria itu sangat tampan bak Dewa Apollo yang terkenal di Olimpus, matanya tajam, alisnnya tebal, dan memiliki rahang yang tegas. Sesesaat Hyojoo terkesimah sebelum kembali sadar.
"Si—siapa kau?" ucapnya terbata hampir tidak terdengar. Reflek Hyojoo langsung menyentuh tenggorannya terasa sakit saat mengeluarkan suara. Tubuhnya bergerak mundur sampai menyentuh headboard ranjang. Matanya sembab, hidungnya merah dan bibirnya pucat, penampilan Hyojoo benar-benar buruk.
Pria itu tidak menjawab lalu melirik pelayan yang bersamanya tadi. Pelayan itu pun langsung mendekat menyentuh lengan Hyojoo. "Nona, mari ikut hamba membersihkan diri."
Hyojoo masih enggan beranjak menuruti pelayan itu. Irisnya berkeliling menatap ruangan dengan bingung. Sejenak Hyojoo terkagum baru menyadari ternyata kamar ini sangat mewah dengan desain klasik yang mengagumkan, banyak lukisan mahal tak ternilai harganya, lalu di atas langit-langit kamar terdapat lukisan bergaya Yunani dihiasi lampu gantung kristal.
Hyojoo menyerngit merasakan semerbak wangi merasuki hidungnya sangat kuat, aroma ini sama persis seperti di dalam mimpinya. Sorot matanya kembali pada pria itu, benar sekali aromanya berasal dari pria di hadapannya. Lalu siapa pria itu sebenarnya?
"Pergilah, aku menunggumu," kata Taehyung kemudian. Mencoba menyakinkan Hyojoo dengan segala kebingungannya.
Hyojoo tidak menolak saat pelayan itu membawanya ke kamar mandi yang berada di dalam kamar ini. Iris beningnnya sempat bertemu dengan milik Taehyung yang sekarang duduk santai di pinggir ranjang tengah memperhatikannya sebelum menghilang dibalik pintu.
Hampir setengah jam Taehyung menunggu Hyojoo menyelesaikan urusannya. Pintu kamar mandi itu kembali terbuka menampilkan Hyojoo yang sudah berganti pakaian dengan mini dress berwarna gold. Sorot tajam Taehyung tak lepas sedikitpun dari gadis Han itu walaupun rambutnnya masih basah dan wajahnya terlihat pucat.
Setiap pergerakan yang Hyojoo lakukan tak luput dari pandangan Taehyung, pria itu sangat menikmati tontonnya. Bagaiamana pelayan itu mulai mengerikan rambut panjang sang gadis lalu merias wajah cantiknnya dengan beberapa polesan make up.
"Anda cantik sekali Nona." Pelayan itu memujinya begitu polesan pada bibir tipisnya selesai. Hyojoo sampai terkesimah dengan penampilam dirinya di depan cermin. Selama ini Hyojoo tidak pernah berdandan secantik ini sampai tidak mengenali wajahnnya. Hyojoo tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ʟɪᴠɪɴɢ ᴏꜰ ꜱᴀɢᴀ; ᴛʜᴇ ᴡᴇʀᴇᴡᴏʟꜰ ʙʀɪᴅᴇ
FanfictionTaehyung ingin menjadi raja terkuat untuk menggantikan sang Ayah di kerajaan Valcke, dia dianugrahi bisa memilih matenya sendiri dan untuk menjadi yang terkuat Taehyung harus memiliki mate dari titisan Moon Goddess berdarah murni. Sementara raja vam...