↳ ❝ [Bab 6] ¡! ❞

28 6 0
                                    

□Semua yang ada di book Eyes Blue adalah fiksi dan murni ide Neon. Jika ada kesamaan, konsep dsb, itu adalah ketidaksengajaan.□

Sinar matahari menyapa, menerobos masuk kamar Eugene bersama semilir angin dan diiringi nyanyian burung. Harusnya, suasana seperti ini sangat indah bagi Eugene. Namun, untuk kali ini, figur Lancelot yang berdiri di sisi ranjang dengan senyum manis merusak pagi indah Eugene. Padahal ia baru membuka mata, malah disambut senyum Lancelot dan ingatan jadwal neraka untuk menuju akademi.

"Selamat pagi, Tuan Muda. Mari saya bantu bersiap dan sarapan, setelah itu kita mulai pelajaran hari ini."

Mendengar itu, bulu kuduk Eugene meremang. Ia mengangguk patah-patah sambil membatin, "Neraka dari Mama sudah berakhir, sekarang malah masuk neraka sembilan hari kesatria!" Hari ini, tepatnya hari pertama dalam satu minggu, Hari Nor, Eugene mengetahui mengapa Lancelot yang sering memasang senyum disebut makhluk kejam.

▪︎▪︎▪︎

Pembelajaran (neraka) hari pertama, merasakan mana.
Nor, tanggal 2 bulan keempat tahun 353 hitungan Stece.

Di belakang kediaman Baron Louis, Eugene dan Lancelot duduk berhadapan di atas rumput bersalju. Sekilas mereka terlihat damai, tapi beda cerita jika melihat perbedaan ekspresi keduanya. Dengan posisi kaki diangkat satu dan menopang dagu, Lancelot menatap Eugene dengan senyum manis. Sedangkan Eugene duduk bersila -seperti pose meditasi- dengan mata terpejam dan keringat dingin di wajahnya.

"Anda tegang sekali, jika begitu kapan bisa rileks? Alam tidak bisa menyatu dengan kegelisahan anda, Tuan Muda," celetuk Lancelot masih dengan senyum manisnya. Urat di dahi Eugene menonjol, anak itu menatap Lancelot kesal. Yang ada di pikirannya adalah betapa anehnya pembelajaran Lancelot yang mendorong muridnya dengan sindiran. Apalagi diucapkan dengan kata tajam dan senyum manis. Eugene jadi ingin memukul Lancelot.

"Kau seram, Kesatria. Jangan menatap seolah mau membunuh, aku jadi panik," sangkal Eugene tanpa melupakan senyum kesal. Si mata biru itu kesal karena kegiatan meditasinya berkali-kali terganggu oleh tatapan seram Lancelot. "Lebih baik kau balik badan saja. Aku akan berlatih tanpa diawasi!"

Batu imajiner menjatuhi kepala Lancelot, ia ikutan kesal karena Eugene sedikit mirip Rauk. Walau begitu, ia tetap berbalik. Jika Eugene sedikit tenang, mungkin setelah lima jam meditasi anak itu bisa merasakan mana.

Kembali pada Eugene yang mengatur napas. Tanpa tatapan memaksa dan seram Lancelot, ia merasa lebih tenang. Tubuhnya lebih rileks, hanya tinggal menyatukan diri dengan alam agar langkah pertama merasakan mana tuntas.

"Alam adalah bagian tubuhku, aku adalah bagian alam," gumam Eugene berulang kali. Menurut apa yang dijelaskan Lancelot dan Eugene pahami, saat menyatukan diri dengan alam, ia akan merasa tubuh dan lingkungan sekitar bukan dua hal terpisah. Lebih jelasnya, ia bisa merasakan lingkungan sekitar seperti tubuh sendiri.

Permukaan kasar rumput yang basah karena salju, panasnya sinar matahari yang tidak terllau panas karena bersalju, dan semilir angin dingin. Eugene mulai merasakan hal tersebut. Rasa hangat terasa dari ujung kepala sampai kaki. Ia masih bergeming, mencoba mengeluarkan rasa hangat itu dan menyatukannya dengan suhu lingkungan. Lancelot bilang, rasa hangat itu adalah sebagian kecil mana. Eugene berhasil menyelesaikan langkah pertama dan kedua.

Langkah ketiga adalah mengalirkan rasa hangat itu ke seluruh tubuh. Rata, tanpa celah.

Eugene mencoba, tubuhnya terasa panas seperti terbakar. Walau begitu, kegiatannya masih berlanjut. Seiring berjalannya waktu Eugene merasa suhu tubuhnya meningkat. Organ dalamnya seperti ditarik, ia juga merasakan matanya berkedut. Untungnya hal itu tidak berlangsung lama. Tepatnya, digantikan rasa sakit luar biasa di bagian dada kiri tempat jantung berada.

❝Eyes Blue❞ (TAMAT||TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang