Mengesampingkan urusan rumah tangga Rauk dan Vianette, Eugene malah memikirkan alasan ia akan pergi ke Iupria. Rauk tidak sesantai itu untuk membiarkan Eugene berwisata sedangkan Thraxal dalam kondisi kurang stabil. Ia ingin bertanya pada Lancelot, tapi tangan kanan Rauk itu terlihat menyeramkan. Apalagi posisi Eugene yang ditenteng di lengan, Eugene jadi merasa akan ditumbalkan.
"Apa Tuan Muda tidak penasaran?" Lancelot memecah keheningan. Sepasang manik coklatnya menatap Eugene hangat. Ia berniat memberi kesan baik pada Eugene, namun yang terjadi malah Tuan Mudanya ketakutan.
"Ti-tidak kok. A-aku tidak penasaran sama sekali," bual Eugene mengalihkan pandangan kemana saja. Lancelot tersenyum kaku, ingin mengumpat tapi Eugene atasannya. Jika saja Lancelot adalah tokoh kartun, mungkin ada perempatan siku di dahinya.
"Saya tahu anda penasaran kok, Tuan Muda. Tanpa anda minta saya akan menjelaskan," ujar Lancelot lalu menurunkan Eugene. Ia membuka pintu kamar Eugene lalu membiarkan tuan mudanya masuk terlebih dahulu sebelum ia menyusul. Lancelot berdiri tegak di samping pintu, membiarkan Eugene mengemas barangnya.
"Anda tahu kabar Thraxal bagian utara menggila kan, Tuan Muda?" tanya Lancelot tanpa memedulikan usia lawan bicaranya. Untungnya Eugene bisa mengimbangi topik berat Lancelot.
"Iya, beberapa bangsawan sengaja membicarakan itu di depanku," jawab Eugene tenang. Asal tidak melihat wajah Lancelot, ia tidak akan ketakutan. "Apa Ayah menyuruhku pergi ke Iupria untuk mencegah Thraxal semakin parah?" sambung Eugene tanpa melirik Lancelot.
Ksatria yang sekarang berposisi seperti pelayan itu terdiam sebentar lalu mengangguk pelan. Mulutnya sempat terbuka, tapi ia tidak mengatakan apa pun. Lancelot sadar ia sudah berada di ujung batas. Ia tidak berhak memberi tahu Eugene lebih dari ini. Jadi ia hanya mengawasi Eugene dalam diam.
"Aku sudah selesai, apa kita langsung berangkat?" tanya Eugene setelah beberapa menit membongkar laci mejanya. Ia hanya membawa satu kotak kayu berukuran kecil. Ada ukiran unik pada tutup kotak tersebut.
"Anda yakin tidak ada yang tertinggal, Tuan Muda?" Lancelot memastikan, dan hal itu direspon Eugene dengan gelengan. "Kita langsung berangkat, Tuan bilang anda tidak perlu menemui beliau."
Lancelot membuat lingkaran sihir di telapak tangannya. Awalnya memang kecil, tapi semakin lama semakin besar. Ia menggandeng lengan Eugene sambil merapal mantra. Lingkaran sihir berwarna perak itu bersinar sebelum menelan tubuh mereka berdua. Itu adalah lingkaran sihir teleportasi, cukup sederhana namun memiliki tingkat kerumitan cukup tinggi. Apalagi jika digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Dalam hitungan detik, mereka sudah berpindah tempat. Sekarang mereka tidak lagi menginjak marmer licin, tapi salju. Karena menggunakan sihir teleportasi tingkat menengah milik Lancelot, mereka bisa langsung sampai di Iupria, salah satu daerah di bawah kekuasaan Kekaisaran Stece yang selalu ditutupi salju.
"Nah Tuan Muda, tugasku sudah selesai. Di depan sana adalah kediaman Baron Louis yang akan mengasuh anda. Saya akan kembali," pamit Lancelot sebelum membuat lingkaran sihir lagi. Eugene mengangguk, ia merasa lega bisa terbebas dari kekangan Vianette. Tapi ia juga merasa keberatan karena jauh dari Rauk.
Ia menatap mata Lancelot penuh keyakinan, seperti mengikrarkan jika ia akan bertahan hidup sebaik mungkin. Dan karena sorot mata tegas itu, Lancelot membisikkan sesuatu. Sangat pelan dan hanya bisa dibaca dari gerakan bibirnya. Eugene bersyukur karena ia tahu apa yang disampaikan Lancelot. Namun ...
"Mata istimewa anda akan bangkit setelah usia anda lima belas tahun."
... Eugene masih belum mengerti maksud Lancelot. Ia berharap semoga warna matanya yang unik bukan sekadar kebetulan. Selain itu, ia juga memiliki pekerjaan selama menetap di Iupria, yakni mencari makna ucapan Lancelot.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Eyes Blue❞ (TAMAT||TERBIT)
FantasiKebebasan dan jati diri yang jelas, adalah impian hampir semua orang. Namun, jalan yang dilewati untuk mecapainya tidak mungkin mulus. Seperti jalan si anak buangan dari Thraxal, Eugene El Aclyae, yang dipenuhi batuan terjal dan duri beracun. Namun...