1.2

729 40 14
                                    

Selamat membaca, Readers!
Jangan lupa tinggalkan jejak ☃

.

.

.

____

Di setiap malam, bahkan malam ini Yoongi selalu memutar otaknya. Yoongi sudah menghabiskan waktu sekitar dua jam dihitung dari pukul delapan tadi. Ia berusaha menemukan cara efektif untuk menghilangkan kecanggungan di apartemen tempat tinggalnya.

Apa yang harus aku lakukan?

Ck, apa topik apa yang cocok digunakan untuk mengobrol?

Aish, pusing sekali kepalaku! Lebih baik aku tidur!!

Begitulah, hampir setengah jam melakukan sidang paripurna dengan dirinya sendiri akhirnya membuat Yoongi kelelahan. Memang seharusnya sejak awal ia tidur saja.

.

.
___

Seperti hari-hari yang lalu, pagi ini pun pasangan suami-istri itu masih diselimuti kecanggungan. Hingga keduanya sama-sama dipertemukan di wastafel tempat cuci piring. Mula-mula hanya ada bunyi air mengalir dan gesekan peralatan makan diantara mereka. Akan tetapi, Yoongi kemudian berusaha mencairkan suasana.

"Lebih baik kau menyiapkan diri saja, biar aku yang mencuci alat makanmu," celetuk Yoongi.

"Oh ...." Hyanggi sempat bingung juga harus merespon bagaimana.

" ... mm, aku sudah menyiapkan semua. Jadi jangan khawatir," ujar Hyanggi sembari tersenyum.

Melihat gadis itu tersenyum, perasaan Yoongi semakin bercampur-aduk. Yoongi lebih baik melihat gadis dihadapannya ini tersenyum sinis daripada tersenyum canggung. Terkesan dipaksakan. Setidaknya senyuman sinis Hyanggi terlihat lebih tulus daripada ini.

"O-okeei, kalau begitu aku akan pergi keluar menyiapkan mobil." Yoongi kemudian beranjak pergi hendak menuju tempat mobilnya diparkirkan.

Setelah Yoongi pergi, gadis itu kemudian terlihat menghirup dan menghembuskan napas dengan bebas. Jadi singkatnya sejak tadi Hyanggi tidak bisa bernapas dengan tenang di samping Yoongi.

Astaga Hyanggi, kau tidak bisa begini terus!

Tapi apa yang harus aku lakukan?

Aku terlalu bingung tentang bagaimana harus bersikap?

Hyanggi terus bermonolog dengan dirinya sendiri. Hingga dirinya sadar sekarang waktunya berangkat ke sekolah. Jadi gadis itu segera mengambil barangnya dan turun menuju tempat parkir menyusul Yoongi.

.

.

___

Siang itu, ketika jam istirahat di tribun lapangan utama Sekolah Menengah Atas, Seoul. Hyanggi memakan bekal sekolah buatannya bersama Cha Eunwoo, pacarnya. Mereka memang biasa melakukan hal itu sejak jadian. Tapi mungkin hari ini suasananya sedikit beda karena Jimin ikut makan siang bersama mereka.

"Sssttt, sudah kubilang jangan ikut, dasar bantet!" bisik Hyanggi kepada Jimin.

"Ck, kasar sekali! Aku sedang mengawasimu dari jarak dekat, Hyanggi. Lagipula Eunwoo tidak keberatan, iya kan Eunwoo-ssi," oceh Jimin.

Hyanggi tampak semakin kesal. Si bantet benar-benar seperti parasit pengganggu pikirnya. Di lain sisi Eunwoo terlihat tetap tersenyum tulus walau sebenarnya kehadiran Jimin membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Aku benar-benar minta maaf, Oppa. Lain kali aku akan pergi diam-diam dari orang ini," tutur gadis itu sambil sesekali melirik sinis pemuda bantet di sampingnya.

Dinikahin Om-OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang