0.6

1K 76 5
                                    

"Karena di sekolah ini aku bisa bertemu denganmu.."

"..."

Hening..

Yoongi menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Suran. "A-apa.. maksudnya.."

.

——————————————
Don't forget to vomment
——————————————

.

Suran tidak membalas pertanyaan Yoongi. Wanita itu tidak kunjung memalingkan pandangannya, membuat Yoongi merasa tidak nyaman dan salah tingkah. Tapi terlihat menggemaskan.

Sesaat kemudian Suran tertawa. Tidak kencang memang, tapi sangat cukup untuk didengar orang satu kantor.

"Aku hanya bercanda! haha—

—Harusnya kau bercermin, Yoon! Wajahmu sangat lucu haha.." Ucap wanita itu.

Yoongi berkali-kali menyuruh Suran mengecilkan suara tawanya. Akhirnya Suran berhenti tertawa, meski dirinya masih belum puas mentertawakan Yoongi.

"Wah! Belum ada satu jam tapi kenapa kalian sudah sangat akrab?"
Ucap salah seorang guru di kantor.

Yoongi dan Suran langsung memandang guru itu. Ia adalah seorang guru olahraga yang sedang kosong jadwal mengajar.

"Dia kakak tingkat-ku di kampus.." Yoongi menatap sebal kedua orang yang ada di kanan-kirinya saat ini.

"Jadi kalian satu kampus? Wah, ini seperti takdir kan?!" Tukas guru itu. "Ngomong-ngomong, namaku Jung Hoseok.." Lanjutnya.

"Senang berkenalan denganmu." Wanita itu berjabat tangan dengan Hoseok, guru olahraga yang paling hiperaktif menurut kebanyakan siswa.

Ia ramah, murah senyum, humble, dan gampang dikibuli.

"Aish, kembali ke tempatmu sana! Kau ini mengganggu..." Tukas Yoongi.

"Dasar, Hooman! Asal kau tau, justru orang-orang di ruang ini terganggu karena kalian sangat berisik dari tadi!!" Oceh Hoseok.

"Ah~ maafkan aku, ini salahku karena menggoda Yoongi tadi.."

Suran mengucapkan maaf dengan nada dan ekspresi polosnya. Kesal Hoseok kepada Yoongi menjadi hilang.
"Ah! Tak apa, kalau sedang bebas jam mengajar gaduh itu wajar haha–"

Yoongi menatap kepergian orang itu dengan sinis. Dasar muka dua. Batinnya.

.

.

"Hei, Hyanggi! Kau pura-pura budeg ya!?" Tiga orang siswi sudah daritadi mengerumuni bangku Hyanggi. Tentu saja bukan tanpa alasan. Tiga orang siswi itu, Nancy, Jooe, dan Nayun. Tergabung dalam fanclub fanatik Cha Eunwoo.

Iya.. pemain basket yang sangat populer di sekolah Hyanggi itu. Ia punya fanclub ternyata. Masalahnya belakangan ini kedekatan Hyanggi dan Eunwoo kerap tersorot oleh mereka bertiga.

Hyanggi membuka satu demi satu lembaran buku yang ia baca. Mengabaikan cercaan yang terlontar dari ketiga perempuan yang masih mengelilinginya.

Bersamaan dengan itu, Nancy merebut paksa buku yang Hyanggi baca. Membanting buku itu tepat mejanya. Hyanggi menatap tidak suka gadis bersurai pendek kehijauan itu.

"Ku peringatkan kau! Jangan dekat-dekat Eunwoo Oppa lagi!" Ucap Nancy.

Begitu tiga nenek sihir itu keluar dari kelas, Jimin sebagai pengamat dari jauh langsung masuk menghampiri Hyanggi. Ia melihat wajah sahabatnya sangat kesal saat ini.

"Memang mereka siapa, sih?! Pacar Eunwoo juga bukan. Sebell ahh!!" Omel Hyanggi.

"Kalian juga terlalu dekat, sih. Jadi kan mereka ke–trigger!" Jimin mencoba menghibur Hyanggi semampunya. Tapi sahabatnya ini malah semakin mengomel.

"Memang salahku kalau Eunwoo deket sama aku?! Emang—aku tidak boleh dekat dengannya?? Mereka pikir aku ini kuman?! #&$(/$+(#&$))) $##$—"

Jimin menghela nafas panjang, tanda ia putus asa. Dirinya mulai menyumbat kedua telinga dengan earphone miliknya. Sesekali Jimin mengangguk untuk menghormati Hyanggi yang sedang mengoceh tanpa henti.

.

.

.
——

Alunan musik Hip-hop tersetel di dalam mobil yang sedang parkir di jalanan sepi belakang sekolah. Musik dapat menjernihkan pikiran. Cocok juga untuk menemani dikala sedang menunggu seseorang.

Menunggu sang istri lebih tepatnya.

Yoongi menikmati musiknya, sesekali kepalanya bergerak mengikuti irama beat musik. Tak lama pintu mobil Yoongi dibuka kemudian ditutup dengan kasar.

"Heh, Oneng! Buka pintunya nyantai, dong!! Ini mobil belinya tidak pakai daun." Celoteh Yoongi.

"Aish! Diamlah, Om!!". Hyanggi terkulai malas dibangku penumpang. "Matikan musiknya, tolong!"

"Memang aku supirmu apa..."
Yoongi mematikan musik yang ia setel tadi. Kemudian menjalankan mobilnya. Selama dalam perjalanan, Yoongi selalu mengamati Hyanggi lewat kaca spion depan. "Kenapa sikapmu seperti nenek-nenek? Ada masalah??"

"Entahlah! Aku malas membahasnya, aku ingin segera cepat sampai rumah." Keluh Hyanggi.

Yoongi hanya menggelengkan kepala. Ia tidak paham dengan pikiran-pikiran remaja zaman sekarang. "Ngomong-ngomong kau tidak baca pesanku, ya?"

"Hmm? Pesan apa.." Hyanggi mengecek ponselnya.

From : Om pedo!
12.30
Ibu bilang dia akan mampir ke apartemen jam 7.

"Tante?! Mau mampir?!" Pekik Hyanggi.

"Yup! Kita ke swalayan dulu untuk beli bahan makanan." Yoongi melihat gadis itu memandangnya khawatir. Yoongi kemudian bertanya, "Memang ada apa dengan ibuku?"

"Cuma mampir kan, Om? Ti-tidak sampai bermalam.."
Anggukan kepala Yoongi membuat hati Hyanggi sedikit lebih tenang. Ia bahkan berkali-kali memanjatkan puji syukur di dalam hatinya.

Karena kalau sampai ibu mertua bermalam, mau tak mau Hyanggi harus tidur bersama Yoongi. Tidak lucu kan, kalau ibu mertua melihat anak dan menantunya pisah ranjang.

"Apa makanan kesukaan ibumu?" Hyanggi bertanya. Mungkin dirinya penasaran.

"Hmm.. Ibuku tidak pemilih, ia pemakan segalanya!" Mendengar jawaban Yoongi gadis itu hanya mengangguk pelan.

Omnivora dong yaa?

Kalau begitu Hyanggi akan membuat Jjampong spesial untuk ibu Yoongi. Hitung-hitung mencari perhatian mertua lah. Lagipula selain keluarganya, belum pernah ada yang merasakan Jjampong spesial buatan Hyanggi.

.

.

.
sherry_kim


Thanks to readers!!
Jangan lupa pencet bintang yaa^^
Maafken member momoland aku jadiin perusuh ╥﹏╥

Dinikahin Om-OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang