"Melukai pengawas ujian saat ujian berlangsung, apa kalian masih waras?!"
Choeja berteriak kesal, dia memarahi bocah-bocah Irregular tak tahu malu itu dengan suara menggelegar. Kelima Irregular yang ada di sana duduk bersimpuh sebagai hukuman.
"Maaf menyela, tapi tim saya tidak bersalah! Anggota tim mereka yang menyerang pengawas ujian, bukan kami," Eduan berkata dengan lantang sambil menunjuk ke arah Lo Po Bia. Lo Po Bia menggeram pelan, ia sebal namun tetap bersembunyi di belakang punggung Zahard.
"Sepertinya kau tidak sadar kalau salah satu anggota tim-mu berlari ke luar ruangan karena tak tahan melihat kekuatan tak wajar kalian!"
Ah, Eduan lupa bahwa dia mengajak satu regular biasa sebagai pengganti Hon dan tidak mengacuhkannya sama sekali.
"Kalau begitu bukankah permainan ini jadi tidak sah? Saya menuntut pertandingan ulang!"
"Kau sangat keras kepala," Zahard mengomentari keteguhan Eduan, padahal Si Biru itu sudah babak belur.
"Memangnya kau puas dengan hal ini? Aku kehilangan kesempatan untuk menaiki lantai selanjutnya karena bertemu orang menjengkelkan sepertimu!"
"Kau tidak sadar diri ya? Sedari awal menatapku dengan pandangan permusuhan, kau ingin menggelar perang?"
"Oh, begitu?! Ayo kita perang sekarang, Bedebah Kuni—!"
BUGH!
Choeja memukul kepala dua orang itu.
"Kalian masih berani mengoceh saat berhadapan denganku? Hei Irregular! Meskipun kalian sangat kuat, tapi untuk sekarang akulah supervisor kalian!"
Eduan ingin menyangkal tetapi Choeja yang terlihat sangat marah membuatnya mengurungkan niatnya.
Yang lain dibiarkan keluar dari ruangan, meninggalkan dua anak malang yang harus mendengar omelan Choeja selama beberapa menit ke depan.
Crown Game tak diadakan lagi karena banyaknya properti yang rusak —termasuk mahkota itu sendiri—, bahkan ruangan tempat permainan juga mengalami kerusakan parah. Beruntung para peserta tidak dimintai ganti rugi. Tetapi beberapa Irregular sebagai dalang utama destruktor, wajib membereskan ruang ujian dari kekacauan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET
Fanfiction[Tower of God Fanfiction] Kematian memang menutup pintu hidupnya yang berawal dari keabadian. Zahard, entah bagaimana bajingan itu mendapat kesempatan sekali lagi untuk mengulang kehidupannya. Bila ia berubah sedari awal, akankah datang masa yang le...