03

465 82 79
                                    

Terima kasih pada observasinya yang cepat tentang permainan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih pada observasinya yang cepat tentang permainan ini. Tim Zahard tidak maju pada babak pertama, mereka memutuskan untuk bergabung di babak ketiga atau keempat.

Zahard sudah hampir lupa mengenai ujian lantai dua, tetapi dirinya merasa familiar. Ia dan rekan-rekannya menatap tim yang maju di babak pertama.

Sekelompok regular yang kehadirannya tidak terlalu penting, dan..., oh, tim Yurin. Tidak sabaran seperti biasa.

Zahard percaya pasti Yurin yang menekan tombol itu. Tu Perie Tperie bahkan terlihat frustrasi dan Ari Han tersenyum kikuk. Mereka tim yang lucu, ini hiburan eksklusif.

"Yurin, kenapa kau menekan tombolnya? Seharusnya kita bergabung saat babak keempat!" Perie berkata kesal, Yurin menatapnya sengit.

"Kurasa ini tak terlalu sulit, kita hanya perlu mengalahkan mereka," Yurin berkata percaya diri, ia mengepalkan tangannya di depan dan menoleh ke tim lawan. Tiga regular itu menelan ludah dengan susah payah, entah mengapa merasa terintimidasi.

"...Terserah, aku tak mau ikut bertarung," Perie berjalan santai di belakang dan Ari Han berusaha mengimbangi Yurin yang semangat. Tepat ketika hitungan mundur selesai, Yurin langsung melompat dan meninju salah satu regular di sana.

"...,"

Regular malang itu terpental sampai ke ujung dan dindingnya retak, dua regular sisanya memandang ngeri dan Ari Han bertepuk tangan polos.

"Wow, Yurin! Kau sangat hebat!"

Yurin menunjukkan cengiran bangga saat mendengar pujian Ari Han, ia memamerkan otot lengannya pada Ari Han yang berbinar kagum.

'Sinting,' Tu Perie merutuk.

Ketiga Irregular menatap dua regular yang tersisa, keduanya bergetar takut tapi terlalu gengsi untuk mundur. Ari Han yang mendapatkan kepercayaan karena keberhasilan Yurin, maju dan bertarung dengan jarumnya.

Dua lawan satu, seharusnya regular itu unggul karena menang jumlah, tetapi keadaan terbalik. Ari Han mendominasi pertarungan dengan gerakannya yang lincah. Pria itu menggerakkan jarumnya halus kemudian menusukkannya ke depan dengan kejam. Begitu berbeda dengan penampilannya yang ramah, Ari Han sangat menyeramkan dalam pertarungan.

Tak sampai tiga menit, kedua regular itu kalah dan berlari kembali ke ruangan mereka. Tu Perie Tperie menghela napas dan memakai mahkota, ia duduk di sana tanpa berkata apapun.

Pengumuman kemenangan mereka segera terdengar lantang. Han menghampiri Yurin untuk bergabung di dekat Perie.

Yurin menggenggam tangan Perie dan Han dengan kedua tangannya, gadis itu memandang serius sebelum berkata,

"Tenang saja, aku akan..., melindungi kalian berdua."

Ari Han langsung memerah dan membuang muka. Wajah Perie terlihat agak hijau, mungkin ia menahan muntahnya.

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang