Zahard menatap pantulan dirinya yang ada di cermin. Satu kata untuk mendeskripsikannya; menyedihkan. Dirinya yang selalu terlihat kuat dan mengintimidasi lawannya sekarang tak lebih dari pasien yang sedang menerima perawatan. Lihat itu, perban yang membalut dahinya yang terluka dan gips yang ada di kaki kanannya.
Dia bahkan tidak bisa berjalan dengan benar saat ini! Arie Hon pantas mati, manusia putih itu memang sudah jadi temannya, tetapi teman yang mengajak mati bersama-sama sudah sepatutnya diberi azab. Zahard akan memotong rambut kesayangan Hon diam-diam nanti.
Simpan rencana briliannya untuk hari esok, gerakannya sangat terbatas. Sesuatu masuk ke dalam penglihatannya, jubah merah yang berperan besar sebagai faktor kejatuhan dirinya dari atas pilar. Rasa jengkel memenuhi dirinya dan keinginan yang sangat kuat untuk menyingkirkan jubah itu muncul.
Si Pirang berusaha meraih kain yang digantung dengan susah payah, ia berjuang untuk berdiri dengan satu kaki dan dia berhasil. Tangan kanannya bertumpu pada dipan tempat tidur sedang tangan kirinya terangkat untuk menggapai jubah merah miliknya. Setelah jerih payah yang panjang dan melelahkan, tangannya sukses mengambil jubah itu! Zahard merasa senang dan pegangannya mengendur.
Itu satu detik sebelum tubuhnya oleng dan kakinya yang terluka membentur lantai.
"——————!!"
[ Tidak mau diam sih, dasar bocah. (´д`)]
Zahard bergetar kesakitan dan menutup mulutnya, menolak untuk berteriak karena itu akan merusak image rajanya yang ia jaga. Ia tidak melihat bar merah di atasnya karena tubuhnya meringkuk ke bawah. Irregular itu hampir menitikkan air mata, ia menaiki tempat tidur sambil menahan perih dan membuka jendela di sampingnya.
"Memang jubah pembawa sial. Seharusnya kemarin aku membuang ini,"
Zahard bergumam pelan dan melempar jubah merahnya ke luar. Ia mengabaikan suara orang yang kaget tepat setelah ia melepaskan jubahnya, —mungkin kejatuhan kain merah itu.
Tanpa menunggu lama, Zahard segera menutup jendela kamarnya, kembali menahan sakit dari kakinya dan merintih dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET
Fanfiction[Tower of God Fanfiction] Kematian memang menutup pintu hidupnya yang berawal dari keabadian. Zahard, entah bagaimana bajingan itu mendapat kesempatan sekali lagi untuk mengulang kehidupannya. Bila ia berubah sedari awal, akankah datang masa yang le...