• 1

811 65 21
                                    

Hope you enjoy!

Don't forget, vote and comment.

•••

"Ibu, aku tidak bisa pergi dari sini." Athena berucap lirih.

Sang ibu mengelus kepala anaknya, "Nak, ini bukan tempatmu. Kamu sudah lama bertahan disini bukan? Tapi tetap saja tidak menemukan pria itu?"

"Aku akan tetap mencarinya, Bu." Gadis itu melemah, "Aku sangat mencintainya."

"Ibu mengerti, Ibu selalu menyaksikan dahsyatnya cinta kalian dari atas sini."

"Bu—"

"Pergilah, Nak. Ibu akan menuntunmu," final si wanita paruh baya itu.

"Aku menyayangimu, Bu." Athena memeluk ibunya itu erat, bersamaan dengan cahaya putih terang yang menerpa mereka.

"Ibu juga menyayangimu, Athena. Cintamu akan abadi."

•••

Gadis itu terbangun dari tidurnya, ia mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Seolah jiwa nya telah dikembalikan, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Athena memegang kepalanya, ia memejamkan matanya kuat. Kepalanya seakan diputar ratusan kali, pening sekali. Ia berteriak keras karena tidak kuat menahan sakit itu, alhasil kerongkongannya perih.

Dokter dan beberapa suster datang ke kamarnya, mereka tersenyum dan sesekali mengucap syukur.

"Athena?" panggil sang dokter.

"Akhhh!"

Ringisan pelan itu cukup membuat dokter panik, "Bagian mana yang sakit, Athena?"

Gadis itu bergumam dengan terbata-bata, "Kepalaku, sakit sekali.."

Lalu dokter itu memerintahkan suster untuk menyiapkan suntikan obat pereda sakit, ia menyuntikkan obat itu. Dan tidak lama kemudian Athena melemaskan tubuh-tubuhnya.

Dokter mengambil segelas air dan menaruh satu buah sedotan, sebelum itu ia mendudukkan Athena terlebih dahulu. Athena meminum air itu dengan perlahan, kerongkongannya sangat butuh air saat ini.

"Terima kasih, Dokter.."

Dokter itu tersenyum lalu mengangguk.

"Kenapa saya bisa ada disini, Dokter?"

Senyuman dokter itu pudar, panik kembali menyerangnya. Namun ia berusaha menetralkan ekspresinya.

"Kamu tidak ingat bagaimana kamu bisa sampai disini, Athena?"

Athena menggeleng, ia terlihat berfikir keras.

"Baiklah kalau begitu, tidak perlu berfikir keras." Dokter itu tersenyum dan menarik kursi untuk duduk disamping brangkar Athena, ia mengeluarkan pena-nya dan menyerahkannya pada Athena, "Kamu mengerti cara menggunakan pena ini?"

Athena mengangguk dan mengambil pena itu dan menekan atasnya, "Aku mengerti."

Dokter itu mengangguk, "Kamu tahu ibukota Amerika Serikat?"

Lagi-lagi Athena mengangguk, "Washington."

"Hm begitu ya, lalu jika kamu tidak keberatan, kejadian terakhir apa yang kamu ingat?"

Athena mengerutkan dahinya, ia berfikir keras kembali, "Aku.. wisuda?"

Dokter itu tersenyum sangat tipis, "Setelah itu?"

Athena menggeleng, "Tidak tau lagi.."

"Baiklah, Athena.. kamu bisa berbaring kembali. Suster akan datang beberapa menit lagi untuk membawakanmu makan malam beserta obatmu. Saya pamit undur diri, selamat malam, Athena." Dokter itu keluar dari ruangan Athena dengan dua susternya.

•••

Setelah makan dan minum obat, Athena merenung untuk sesaat. Ia masih tidak mengerti kenapa bisa sampai disini, dan kenapa ia tidak bisa mengingat apapun selain kebahagiaannya saat wisuda kelulusannya?

Suara pintu yang terbuka mengakhiri renungan Athena, seorang wanita memasuki ruangannya.

"Professor Kim?"

Professor Kim meneteskan air matanya dan berlari menubruk Athena, ia memeluk gadis itu erat seolah telah dipisahkan bertahun-tahun.

"Athena, ini sungguhan kau?"

Athena mengangguk, "Professor—" ujar gadis itu, "Aku tidak bisa bernafashhh.."

Sontak Professor Kim melepas pelukannya dan mengelus kepala Athena, "Astaga maafkan aku, aku terlalu bersemangat."

Gadis itu terkekeh pelan, "Tidak apa-apa, Professor."

Professor Kim tersenyum.

"Sekarang tanggal berapa, Professor?"

"23 Februari, sudah 4 bulan sejak kau koma."

Athena mengerutkan dahinya heran.

"Koma?"

"Iya, koma. Kau mengalami kecelakaan tapi tetap memaksakan dirimu untuk berlari ke rumah sakit walau keadaanmu sangat memprihatinkan. Untuk kekasihmu yang—"

"Kekasih? Aku punya kekasih?"

Professor Kim menatapnya dengan tatapan tidak percaya, "Athena.."

Athena masih mengerutkan dahinya.

"Kau sungguh tidak mengingat kejadian itu?"


To be continue,

________________________________________

Hai? Vote dan komennya jangan lupa ya 💘

[ ☑️ ] Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang