• 3

350 59 18
                                    

Hope you enjoy.

Ramein komen napa 😞

•••

Sejak malam itu, Athena tidak memimpikan suara dengungan panjang itu lagi. Gadis itu pun bingung kenapa mimpi itu bisa menghilang tiba-tiba? Tak ingin memusingkan hal itu, Athena segera bangun dan membersihkan diri. Hari ini ia berniat mencari pekerjaan ringan yang bisa ia kerjakan tanpa perlu syarat dan prosedur yang begitu ketat.

Sepertinya hari ini dewi keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Ia memulai dari tempat makan ayam goreng, tteokbokki, sampai minimarket. Tidak ada lowongan yang tersedia. Peluh mengalir deras di dahinya, sesekali ia menoleh kanan-kiri-belakang karena merasa diawasi oleh seseorang. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk pergi ke tempat pilihan terakhirnya.

Pub.

Ia keluar dari taksi dan melihat-lihat pub itu dari depan, dan sekarang ia benar-benar merasa dewi keberuntungan benar-benar menjauh darinya. Didepan pub tersebut ada secarik kertas yang bertuliskan ; Dibuka lowongan pekerjaan sebagai bartender! Melihat itu Athena menghembuskan nafasnya kasar, kenapa takdir membawanya tempat ini lagi? Gadis itu berjalan lesu masuk kedalam pun tersebut, sebelum masuk ia diperiksa apakah masih dibawah umur atau tidak karena tinggi gadis itu yang tidak seperti wanita berumur 20an. Athena masih belum menyadari, seseorang mengepalkan tangannya saat gadis itu memasuki pub tersebut lalu pergi meninggalkan gadis itu.

•••

"Saya HR Manager disini, ada keperluan apa Nona?"

"Ah itu, saya melihat lowongan pekerjaan yang tertera di depan pub. Apakah masih tersisa?" Athena bertanya canggung. Manager itu menatap Athena dari atas kepala sampai ujung kaki, pakaian yang wanita didepannya ini kenakan mencerminkan kepribadian dirinya. Wanita ini adalah wanita baik-baik.

"Maaf Nona sebelumnya, kamu sudah tau ini tempat apa?" Manager itu balik bertanya kepada Athena, sepertinya ia khawatir Athena polos sampai tidak mengetahui tempat ini. Gadis itu mengangguk, "Saya tau."

Manager itu menggaruk tengkuknya, "Begitu yaa, kalau begitu silahkan tinggalkan CV dan berkas lainnya." Athena mengangguk lagi, ia sudah menyiapkannya dalam satu map coklat, gadus itu menyerahkannya kepada Manager.

"Sebelum ini kamu ada pengalaman kerja sebagai bartender, Athe—" pertanyaan Manager itu terhenti saat melihat sekilas halaman depan CV yang bertuliskan nama Athena, ia terkejut setengah mati. Manager itu langsung menatap Athena kagum, "Kim Athena?!"

Gadis itu mengangguk, "Tepat seperti yang ada di pikiran anda, Manager."

Manager itu membelalakkan matanya, jantung nya hampir lepas dari tempatnya saat mendengar apa yng ia fikirkan ini benar. Dirinya benar-benar bertemu dengan bartender terkenal yang dikabarkan berhenti itu, Manager langsung menganggukkan kepalanya antusias.

"Kamu diterima!"

Athena bingung harus senang atau sedih, ia mengingat bagaimana dirinya dikenal oleh kalangan atas saat bekerja menjadi bartender di pub ternama yang pengunjungnya hanyalah orang-orang dengan jabatan tinggi dan orang-orang kaya. Astaga, entah itu mimpi buruk atau indah dirinya tidak tahu.

•••

"Bagaimana harimu?"

"Tidak ada yang spesial."

Wanita itu menghela nafas, "Bukankah kau seharusnya senang karena dikasih kesempatan untuk hidup, Jong Hoon?"

"Untuk apa senang saat aku terbangun sedangkan gadisku tidak ada disampingku?" Jong Hoon membalas ucapan wanita itu dengan tatapan tajamnya.

[ Flashback On ]

Beberapa tahun yang lalu, di hari itu.

Suara dengungan panjang yang dihasilkan mesin EKG membuat panik pengunjung beserta dokter yang menunggu dibalik tirai, dokter tersebut langsung membuka tirai dan menemukan gadis dengan kondisi yang bisa dibilang tidak cukup baik itu tergeletak dengan posisi tengkurap diatas pria yang detak jantungnya sudah tidak ada lagi.

"Dokter Soo Hyun, gadis ini menjadi pasienmu!" Dokter wanita itu berucap kepada rekannya, dan yang dipanggil dokter Soo Hyun itu mengangguk dan segera memerintahkan suster untuk memindahkan gadis tersebut ke ranjang sebelah Jong Hoon.

Dokter wanita yang merawat Jong Hoon memasangkan alat bantu nafas yang terlepas, "Epinefrin 12 ml!" Dokter wanita itu berteriak kepada suster untuk segera menyiapkan apa yang diperintahkannya, ia menggenggam gagang defibrillator dan suster menuangkan gel konduktif diatas alat tersebut.

"150 joule," perintah dokter wanita itu, ia menggesekkan kedua defibrillator tersebut, ia meletakkan alat itu di dada pasien, "Shock!" Dada bidang Jong Hoon terangkat keatas sejenak saat mendapat kejutan listrik.

"200 joule," ucapnya lagi sambil menggesekkan kedua defibrilatornya, "Shock!" Dokter itu panik, ia menyerahkan alat itu kepada suster dan menindih Jong Hoon, ia memberikan tekanan dari tangannya untuk Jong Hoon, dirinya sungguh berharap jantung pria ini kembali berdetak.

"Dokter, tidak ada perubahan.."

19 menit berlalu, dokter yang merawat Jong Hoon akhirnya turun dari ranjang dengan peluh membasahinya. Ia menunduk didepan pasien, "Waktu kematian—"

Nit.. nit.. nit..

Dokter wanita itu mendongak menatap mesin EKG yang menunjukkan kondisi detak jantung Jong Hoon lalu tersenyum lega dan terduduk lemas dilantai, "Ia kembali.."

"Dokter, saya akan membawanya."

Suara wanita menginterupsi prosedur lanjutan yang akan dilakukan oleh dokter wanita tersebut. Wanita dengan mata setajam elang, memakai coat kulit berwarna hitam, dengan fishnet stocking. Dokter tidak yakin dengan wanita ini dilihat dari pakaian dan tatapan tajam itu.

"Maaf anda siapa?" Dokter tersebut akhirnya bertanya dengan kecurigaan yang masih ada dibenaknya.

"Kakak!"

"Kang Dan."

Suara nyaring dan perkenalan wanita itu bersautan disaat yang bersamaan, "Saya saudara jauh pasien." Kang Dan melirik sekilas Jong Hoon yang terbaring di ranjangnya.

Sedangkan di ranjang sebelah,

Athena hanya tidak sadarkan diri, bukan mengalami shock atau kematian. Dokter lelaki itu lega saat mengetahui Athena masih bernafas,  "Panggil Spesialis Saraf untuk segera datang," ujar dokter yang merawat Athena setelah mengurangi pendarahan Athena dan menyingkirkan serpihan kaca yang berukuran kecil di tubuh bagian kiri gadis itu, dokter sudah mengobatinya. Untuk bagian kepala akan ia serahkan kepada Spesialis Saraf.

•••

"Gadis ini mengalami cedera berat di kepalanya dan diharuskan untuk segera operasi," kata sang dokter.

"Lakukan apapun!" Professor Kim datang dengan tergesa-gesa, ia mengangguk sambil memandang Athena yang tertidur dengan banyak perban di tubuhnya, "Lakukan apapun."

[ Flashback Off ]


To be continue,

________________________________________

Sepi banget :(

Vommentnya atuh ih,
⬇️ pencet bintang !!!

[ ☑️ ] Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang