CHAPTER 15

474 98 36
                                    


~Π~

Awal Musim Panas, July 2018.

Di sebuah Launch mewah milik Four Season-New York Downtown-Hotel yang terletak di Barclay Sreet, New York City. Pada salah satu Meja Bundar di tengah-tengah ruangan luas itu, berbagai hidangan pengguggah selera dari kualitas terbaik telah terhampar memenuhi seisi meja. Sorot lampu kristal yang bergelantungan di langit-langit berpantulan pada perkakas Perak di bawahnya. Menambah kesan Glamour and luxury suasana Makan Malam itu.

Disanalah telah duduk Anggota inti keluarga Mulyawan Tjo Soekotjo-salah satu Orang paling berpengaruh di Asia-bersama dengan dua keponakannya, yaitu Theodore-Putera Tunggal dari adiknya yang kedua-dan Axel, yang sekaligus merupakan calon menantunya.

Baru saja, dua jam yang lalu Mulyawan beserta 'Rombongan'-nya Landing di Bandara yang disambut oleh Hendry dan yang lainnya.

Pada awalnya Hendry sudah menyiapkan Makan Malam di Penthousenya untuk menyambut kedatangan Orang tuanya itu. Pria itu juga telah mendekorasi Master Bedroom di salah satu kamar yang ada di dalam Penthouse sesuai selera Ayahnya. Semua sudah di siapkan sedemikian rupa, hanya tinggal menjemput keduanya, lalu membawa Mereka ke kediamannya dan semua terselesaikan!

Namun, tiba-tiba ditengah perjalanan pulang dari Bandara semua rencana berubah total.

Pria itu langsung memerintahkan Gabriel-Sekertarisnya-untuk segera berputar menuju salah satu Hotel berbintang di Tengah Kota yang sebenarnya letaknya tak terlalu jauh dari Penthouse Hendry berada. Lalu memesan beberapa kamar disana untuk Ayah dan Ibunya, Axel serta beberapa Kamar untuk para pelayan dan pengawal yang melayani orang tuanya.

Hendry beralasan bahwa Penthousenya terlalu kecil dan tidak cukup untuk menampung semua 'orang-orang' itu. Dia juga takut jika Ayah dan Ibunya akan merasa tidak nyaman tinggal di Hunian Sederhana miliknya. Oleh karena itu, ia merasa lebih baik jika Mereka semua tinggal di Hotel yang memiliki pelayanan serba lengkap dan penjagaan super ketat. Apalagi mengingat Mulyawan bukanlah orang sembarangan. Keselamatan serta kenyamanan Orang Tuanya adalah yang Nomor satu! Itulah penjelasan Hendry beberapa saat yang lalu.

Ketika Hendry menjelaskan itu, semua orang bisa menerimanya. Mereka mengangguk mengerti. Kecuali Mara dan Thedore. Mereka berdua merasa alasan itu tidak masuk akal karena keduanya tahu betul seberapa Megah dan Private-nya tempat tinggal Hendry. Bahkan segala hal yang dibutuhkan pun tersedia di dalam sana. Mara juga sangat tahu bagaimana sibuknya Hendry mengatur tempat tinggalnya demi menyambut Ayahnya yang sudah lama tak ia temui. Tetapi pada akhirnya, semua persiapan itu berakhir sia-sia.

Walau terheran, tentu saja Mara tidak terlalu menggubris hal tersebut. Lagipula ia tidak punya hak untuk turut campur. Semua koordinasi di bawah kendali Kakak tirinya. Toh, semua kejadian itu tidak ada sangkut paut sama sekali dengan dirinya. Mungkin Hendry memang tidak ingin berbagi 'Space' Pribadinya dengan Orang-orang sebanyak itu, ditambah dengan kehadiran Axel yang terbilang asing untuknya. Pastilah Pria itu tak sudi jika teritorinya di kotori oleh Orang Baru. Bahkan sekali pun itu adalah Pacarnya sendiri, seperti yang terjadi pada Winnie tempo hari. Mara berasumsi.

Namun ada satu hal lagi yang membuat Mara bertanya-tanya, menyangkut kesepakatan awalnya dengan Hendry bahwa Dirinya hanya tinggal bersama Pria itu selama Musim Panas saat orangtua mereka berkunjung. Tetapi, mengingat rencana awal telah berubah dan Orang tua mereka juga tidak jadi tinggal bersama-sama mereka.

Berarti itu tandanya dirinya juga bisa segera keluar dari Penthouse itu bukan? Pikir Mara mencoba menarik kesimpulan.

Mara yang kini terlihat menawan sedang menyantap makanannya dengan gestur anggun. Setelah merombak penampilannya bersama Theodore sehari sebelum kedatangan orangtuanya, akhirnya dia pun berubah menjadi seorang 'Puteri' lagi--untuk sementara waktu tentunya.

CASTLE MADE OF GLASS : BOOK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang