CHAPTER 21

600 110 117
                                    


~Π~

Mara terbangun dari tidur lelapnya sambil memegangi kepala yang pening. Rasanya berat sekali, seperti ada sebuah batu besar yang menghantamnya tepat di kepala.

Gadis itu terduduk, menyandar di kepala ranjang sambil memperhatikan busana yang ia kenakan.

Keningnya berkerut bingung kala menyadari ia masih setia mengenakan Gaun semalam. Tidak banyak memori yang bisa ia ingat dari pesta kemarin.

Ingatan terakhirnya terhenti sampai ketika Veronica mempermalukan dirinya dan ia pun melarikan diri ke taman di belakang Resort sambil meminum sedikit Wine--menurutnya.

Hanya itu yang dapat Otaknya ingat. Selebihnya tidak ada lagi.

Tiba-tiba sebuah aroma yang menenangkan menyeruak indera penciumannya.

Gadis itu segera menoleh pada Nakas di samping. Di atas Nakas terdapat sebuah Teko kecil berisi Teh Jahe hangat lengkap dengan gelas yang sudah disiapkan.

Mara beringsut hendak meraih gelas tersebut, namun tangannya terhenti tatkala matanya menemukan secarik kertas yang diletakkan di samping Teko.

Gadis itu mengambilnya, lalu membacanya.

[Teh Jahe bagus untuk meredakan Pengar di pagi hari, habiskanlah. Setelah itu jangan lupa untuk membersihkan diri. Aku sudah menyiapkan air hangat dikamar mandi. Dan jangan lupa untuk memakan sarapan mu.

-Hendry]

Mara menatap bingung Memo di tangannya. Bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang sebenarnya terjadi semalam.

Apa mungkin ia mabuk semalam dan Hendry lah yang menemukannya? Gadis itu juga tidak yakin dengan asumsinya sendiri.

Benar saja, Mara menemukan Trolley makanan di dekat meja dengan hidangan yang masih tertutup rapat. Ia pun segera beranjak ke kamar mandi dan menemukan Bathup yang juga telah terisi air hangat yang sudah di campur dengan aroma terapi dan beberapa kelopak mawar segar.

Kenapa Ka Hendry melakukan ini semua...?

Ditengah kebingungannya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. ketukan itu lumayan keras dan menuntut.

Tok...Tok...

Gadis itu pun membukanya dan terkejut ketika melihat itu adalah Theodore. Pria itu tanpa aba-aba menyelonong masuk begitu saja setelah pintu dibuka.

"Apa kau tahu apa yang kulihat tadi pagi buta?!" tembaknya langsung.

Pria itu bertolak pinggang. Seolah-olah baru saja menemukan 'dalang dibalik pembunuhan berantai' dalam serial-serial Drama.

"Ada apa sih.. Ya mana kutahu, aku saja baru bangun!"

Mara tidak kalah gusar. Bisa-bisanya Pria itu sudah membuat Mood-nya buruk di pagi hari dengan kegaduan yang ia timbulkan.

Theodore tertegun kala menyadari tampilan Gadis di hadapannya. Mara terlihat sekali baru terbangun, perempuan itu bahkan masih mengenakan Dress kemarin dengan rambut yang masih acak-acakkan.

CASTLE MADE OF GLASS : BOOK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang