VIII Mengapa salah

3.4K 336 5
                                    

Hari ini dikediaman keluarga Dicaprio sedang ramai dikarenakan opa,oma,Tante,om,dan sepupu - sepupu Eliza berkunjung. Suasana sangat ramai di ruang tengah berisi canda dan tawa setiap anggota keluarga. Kecuali seorang gadis yang memandang anggota keluarganya dari lantai atas, matanya menyorot tajam dengan ekspresi wajah datar.

"Kau......hanya ada orang yang menelantarkanmu, tak satupun yang mengingatmu. Orang tuamu, saudaramu, atau teman - temanmu. Tidak satupun !! Tapi, aku akan mengingatmu.......... Eliza" Batin Eliza dengan raut wajah datar, namun sorot matanya penuh kepedihan.

Eliza berjalan menuruni tangga tanpa ekspresi. Seluruh anggota keluarganya menatapnya sinis, sedangkan Helen tersenyum hangat.
"Sini sayang, Opa, Oma,dan saudara mu datang"Ucap Helen.Eliza memandang seluruh keluarga tanpa minat.
"Untuk apa sih mbak, manggil anak itu"Ucap Tante SISKA CARRIE DICAPRIO.
"Dia itu cuma nyusahin"Ujar AMIRA AKILA DICAPRIO anak perempuan dari Tante Siska dan Om DITO RONALD DICAPRIO.
"Lha kenapa? Dia juga anak aku"Jawab Helen sedikit kesal. Helen menoleh kepada Eliza ,dia dapat melihat sorot mata kesedihan dari anak perempuan satu - satunya itu. Hati Helen semakin teriris tatkala Eliza tersenyum sendu kearahnya.Eliza meninggalkan ruangan tengah dengan hati yang sedikit teriris, mungkin ini perasaan dari Eliza yang asli pikirnya.

















Di pinggir danau, Kini Eliza tengah berdiri di pinggiran danau. Danau tempat Eliza yang asli tewas, Eliza menelusuri rerumputan dan menemukan sebuah liontin perak.
'Gocha'batinnya menyeringai.
















Disekolah Eliza berjalan menuju taman belakang, entah kenapa kakinya mengarahkan dia kesana.

"Arkh...... awas saja kau kau sudah merebut Liam dariku" Ucap seorang gadis mengerang frustrasi taman belakang sekolah.
"Aku akan merebutnya darimu"Ucapnya dengan nafas yang memburu.

"Aku bisa membantumu"Ucap seorang gadis yang datang dari balik tembok siapa lagi kalau bukan Eliza.Gadis tadi mengerutkan keningnya saat melihat Eliza datang secara tiba-tiba.
"Apa maksudmu?"Ujar gadis itu tidak mengerti. Eliza menghela nafas berat. Eliza menyeringai membuat bulu kuduk gadis itu berdiri.

"Aku punya tawaran untukmu....."Ucap Eliza menggantung . Gadis itu menegang tatkala Eliza memainkan ujung rambut gadis itu.
".............Bagaimana menurutmu"Ujar Eliza terkekeh kecil dengan jarinya yang masih memainkan ujung rambut gadis itu.

"Apa untungnya bagiku jikalau aku menerimanya"Ujar gadis itu sedikit gemetar.Dia melirik Eliza yang masih memainkan ujung rambutnya dengan ujung bibirnya naik.
"Kau bisa mendapatkan Liam dan aku........."Ucap Eliza menggantung kemudian mensejajarkan wajahnya tepat didepan wajah gadis itu.

"........mendapatkan kehancuran selyn"Ucap Eliza dengan seringaiannya. Gadis itu berfikir sejenak kemudian mengangguk. Gadis itu kemudian pergi, Eliza memandang gadis itu dengan tatapan aneh.
'Hancurkan Selyn kemudian aku akan mengahancurkanmu .....Citra'batin Eliza dengan seringainya.

Citra adalah mantan kekasih dari Liam namun, Liam memutuskan hubungan mereka karena Liam menganggap Citra telah membully Selyn padahal Selyn lah yang menjebak Citra.

Eliza akan menghancurkan Citra karena Eliza tak akan memiliki sekutu tetap. Iblis, ya Eliza memang iblis karena masa lalu lah yang mendorong Eliza menjadi sadis seperti sekarang.





















Kediaman DICAPRIO.

Disini, diruang keluarga semua anggota keluarga berkumpul termasuk Eliza. Seluruh keluarga nampak bahagia tapi tidak dengan Eliza ia malah sibuk dengan ponselnya entah apa yang dia lakukan.

"Eliza tak bisakah kau sopan sedikit, letakkan ponselmu"Ucap kakek Eliza dengan nada sinis. Eliza hanya memutar bola matanya malas. Melemparkan ponselnya ke sembarang arah kemudiannya menyadandarkan kepalanya pada sofa dan memejamkan matanya.

"Eliza.......Daddy ingin bicara denganmu"Ucap Ricard. Eliza membuka matanya perlahan menatap Ricard dengan sebelah alisnya naik seakan bilang 'Apa?'.
"Tidak disini........keruangan Daddy"Ricard berjalan menuju ruang kerjanya. Dengan langkah malasnya Eliza mengikuti Ricard.

Eliza masuk kedalam ruangan kerja Robert, dapat dilihat Ricard duduk dikursinya menatap Eliza dengan tatapan yang sulit diartikan. Eliza duduk dengan santai didepan Ricard.

"Hoammm Apa ?, kenapa kau memanggilku"Ucap Eliza Menopang dagunya dengan memandang Ricard malas.
"A-apa sebenarnya tujuanmu melakukan pembunuhan"Ucap Ricard dengan nada sedikit gemetar Eliza menghela nafas tersenyum, kemudian menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Darimana kau tahu aku melakukan pembunuhan?"Ucap Eliza menatap Ricard santai. Sedangkan yang ditatap seketika gugup.

"Tidak peduli dari mana aku tahu, Daddy tidak pernah mengajarkanmu untuk melakukan hal jahat seperti itu Eliza " Ucap Ricard dengan suaranya yang sedikit meninggi.Eliza mendengus sinis.
"Apa maksudmu Daddy.......Daddy yang mengajarkan ku melakukan semua ini"Ucap Eliza dengan nata datarnya. Ricard hanya diam bingung.
"......Apa Daddy lupa , setiap kekerasan yang Daddy lakukan padaku......disaat itulah aku belajar. Kau yang mengajariku semuanya,jadi jangan salahkan aku. Apa yang kau tanam,itu pula yang kau tuai. Dan inilah aku.....hasil dari apa yang sudah kau tanam" Ucap Eliza Ricard masih diam tak berkutik memandang Eliza sendu.

"Aku hanya bertanya? Mengapa seseorang bisa membunuh manusia lain?, Dan mengapa itu salah?" Ucap Eliza menatap Ricard dengan ekspresi bodoh yang dibuat - buatnya.

"Jika aku dimengerti sebelumnya...... mungkin saja, aku bisa menjadi seorang anak pada umumnya"Ucap Eliza tersenyum miris. Entah kenapa Ricard hatinya menjadi sakit. Dia tidak tahu, Dialah yang membuat anaknya menjadi seperti sekarang. Dia merasa bersalah dengan apa yang selama ini dia lakukan.

"Aku selalu ingin dekat dengan kalian, tapi respon kalian sangat menyakitiku, Salah ku itu apa?, Memang apa yang ku perbuat, Aku hanya menginginkan kasih sayang kalian, Tapi kalian memperlakukanku seolah aku tidak ada. Aku hanya butuh sedikit perhatian, aku hanya ingin ada yang memperhatikanku. Aku melakukan hal gila demi menarik perhatian kalian" ucap Eliza panjang lebar dengan air mata yang deras mengalir di pipinya.

Ricard bangkit dari duduknya memeluk Eliza erat serta menggumamkan kata maaf terus menerus. Eliza tak membalas pelukannya. Eliza hanya diam menatap kosong dengan mata yang memerah tapi tidak ada air mata yang mengalir.

27 Juni 2021.

DIVERGENT/ダイバージェントTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang