XI Beethoven, Dvorak, & Williams

2.9K 332 34
                                    

"mmenurutku kkamu seseorang yang berbeda" Ucap Liam tergagap yang dibalas senyuman manis dari Eliza. Namun, tidak untuk Liam. Senyuman itu seakan-akan senyuman yang memberikan tanda bahaya.

"Apa yang berbeda?"Tanya Eliza memiringkan kepalanya diiringi seulas senyum tipis. Liam menengguk kasar ludahnya. Sungguh Eliza yang ada didepannya sekarang berbeda dengan Eliza yang dulu selalu mengejar-ngejar Mike.

"Kau dulu sangat manja dan penakut, tapi sekarang____"Liam tak mampu melanjutkan ucapannya. Lidahnya Kelu saat akan bicara tentang bagaimana cara Eliza membunuh. "_____Tapi kenapa kamu berbeda, kamu tidak seperti kamu yang dulu kamu bahkan sampai membunuh orang" Lanjutnya.

Eliza menunduk menatap sepatu putihnya yang berubah menjadi merah karena terkena darah sembari terkekeh kecil. " Menurutmu____apa yang membuatku berubah? Aku masih sama. Hanya saja__" Ucapan Eliza menggantung kala Eliza mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Liam.

"____aku yang sekarang lebih pintar!! Hehehe"Lanjutnya  disertai kekehan kecil. Saat Eliza mulai menjauhkan wajahnya dari wajah Liam, seketika ekspresi wajah Eliza berubah menjadi datar.

Liam terkesiap melihat perubahan ekspresi wajah Eliza. Ada berapa kepribadian yang Eliza miliki pikirnya.

"Jadi__apa yang akan kau lakukan setelah memergokiku melakukan sebuah pembunuhan" Ucap Eliza dengan suara deep yang membuat bulu kuduk Liam seketika berdiri.

"Anu, Akku, itu____ak ku" Ucap Liam gugup yang dibalas senyum lebar dari Eliza.

"Liam aku membunuh seseorang yang benar"

'apanya yang benar?'batin Liam.

"Jika aku dimengerti sebelumnya. Mungkin saja, apa aku akan hidup seperti anak lain pada umumnya?____" Ucapan Eliza menggantung, ia menatap Liam yang terdiam. Eliza mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Liam yang membuat Liam menahan nafasnya

"Tapi___untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku pikir aku dimengerti. Itu juga darimu sebagai sahabat dari penghancur kehidupanku"lanjutnya yang kemudian menjauhkan wajahnya dari wajah Liam. Eliza terkekeh kecil melihat Liam yang mematung. Tanpa menunggu tanggapan Liam, Eliza lebih dahulu pergi meninggalkan Liam yang sedang mematung.

Berbeda dari Eliza, Sekarang pikiran Liam berkecamuk.

FLASHBACK OFF

----------}}}}}====={{{{{----------



Kini Liam tengah berada disebuah tempat dimana dirinya memergoki Eliza saat membunuh. Didepannya sudah ada Eliza yang tengah tersenyum memandang tempat bekas ia membunuh. Bahkan, masih ada bekas darah ditanah itu yang sudah mengering.

Liam mendekati Eliza dan berdiri tepat disampingnya. Ada sedikit amarah pada diri Liam saat ini. " Apa pembunuhan Selyn dan Citra itu juga ulahmu?" Tanya Liam

Eliza memalingkan wajahnya menghadap Liam. Ekspresi yang diberikan Eliza malah membuat Liam bingung. Eliza tersenyum lebar seakan kejadian pembunuhan itu  bukan ulahnya.

"Menurutmu?"Tanya Eliza.

Sebelum Liam bicara, Eliza lebih dulu menyela.

"Aku tidak pernah membunuh tanpa sebuah alasan" lirih Eliza menatap manik mata Liam intens.

"Apa?"Tanyanya.

"Aku___hanya menyingkirkan orang-orang yang menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Untuk mencegah kekerasan dimasa depan, aku menggunakan kekerasan kecil" Balas Eliza dengan wajah watados nya.

DIVERGENT/ダイバージェントTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang