IX Seorang Monster

3.4K 301 14
                                    

Setelah kejadian diruang kerja Ricard, Ricard menjadi sedikit perhatian terhadap Eliza. Walau perhatiannya tidak lebih namun dia sedikit menganggap Eliza ada.





Di sebuah ruangan penuh dengan berkas - berkas Serta dokumen, berdiri dua orang pria paruh baya. Dia Ricard dan seorang psikiater XANDER FAREL ADISSON dia adalah om Eliza, anak dari kakak Ricard tapi sudah berkeluarga dan memiliki marga sendiri.

"Aku tidak tahu apa alasan anakku bisa menjadi seorang pembunuh seperti itu" Ucap Ricard dengan sorot mata sendu.

"Terkadang karena menyaksikan atau mengalami kejadian mengejutkan di masa kecil, Memungkinkan seseorang menjadi psikopat, Apa mungkin itu yang terjadi pada Eliza?"Ucap Xander, Xander memang tidak terlalu dekat dengan Eliza, tapi Xander tidak membenci Eliza.

"Aku hanya ingin tahu, Alasan dia melakukan seluruh pembunuhan yang dia lakukan. Bagaimana pola pikirnya, dan apa yang membuatnya tumbuh menjadi seorang psikopat"Ucap Ricard menatap kosong ke depan.

"Itu juga salah om sendiri, Semua orang memperlakukannya dengan jijik, semua orang menatapnya seperti Monster" Ucap Xander menatap tajam Ricard.
"........ Semua cerita anak - anak dimulai dari orang tua mereka, Ada orang bodoh dari lahir. Orang melihatnya sebagai orang bodoh, dan menyebutnya bodoh, sehingga dia benar - benar menjadi orang bodoh. Ada orang yang mengatakannya sebagai monster, Sehingga dia pun benar - benar menjadi seorang monster. Kalian semua memperlakukan Eliza seakan dia monster, Jangan salahkan dia jika dia akan benar - benar menjadi seorang monster. Sayangi dia itu jalan satu - satunya dia akan berubah" Lanjut Xander kemudian pergi meninggalkan Ricard yang membeku di tempatnya.

"Tapi apa dia mau memaafkanku, aku sudah sangat bersalah dengannya, apa aku pantas menerima maaf darinya setelah sekian lama aku mengabaikannya"Gumam Ricard dengan setetes air mata yang mengalir.



















Ditempat lain.......









Rooftop sekolah Lee Davis High School.

"Bagaimana untuk rencana kita?"Ucap seorang siswi yang duduk di bangku panjang rooftop dia adalah Citra.
"Hari ini......kita akan menghancurkannya hari ini"Ucap siswi yang satu lagi. Yang duduk di pinggiran rooftop dengan tangan kanan yang memutar - mutarkan pisau lipatnya. Dia adalah Eliza.

"Hei bukankah terlalu terburu-buru"Ucap lagi seorang siswa yang duduk diatas meja. Dia adalah Mark.
"Semakin cepat semakin baik"Ucap siswa satu lagi yang bersandar didinding. Dia adalah Sarga.
"Aku ikut kalian"Ucap citra kemudian beranjak pergi meninggalkan Eliza dkk. Eliza menatap kepergian Citra dengan seringainya.

"Omong - omong, ditubuhmu yang sekarang, berapa orang yang sudah kau bunuh?" Ucap Mark
"7 orang..........mungkin" Jawab Eliza sembari memasukkan pisau lipatnya kedalam kantong hoodinya. Mark hanya menggeleng - gelengkan kepalanya sembari bertepuk tangan.
"Sebenarnya ayah dari pemilik tubuh ini sudah mengetahui pembunuhan yang aku lakukan, tapi aku sudah mengatasi semuanya" Ucap Eliza santai sedangkan Mark menatap cengo Eliza. Ada ya wanita yang ketahuan membunuh malah santai pikirnya.




















Ditempat lain....









Gudang sekolah Lee Davis High School.......

Disini digudang, Anggota mafia Verostra / Mike dkk berkumpul termasuk.

"Aku mendengar ada enam lagi kasus pembunuhan yang ada bunga ungu di samping mayatnya"Ucap Karin sembari menghela nafas panjang.
"Sebenarnya siapa pelakunya itu dan apa alasan pelaku meletakkan bunga ungu itu disamping mayat korban"Ucap Mike sembari memijit pelipisnya.

"Lalu, apa hubungannya Zella dengan sang pelaku itu, apa Zella pernah menyinggung pelaku?"ucap Johan
"Semua orang tidak tahu apa masalahnya, entah itu sengaja atau tidak disengaja. Tapi mungkin kelakuan Zella pasti sudah sangat menyinggung pelaku tanpa sepengetahuan Zella sendiri"Ucap Liam kemudian melenggang pergi meninggalkan gudang.
'Entah bagaimana masa lalu mu, sehingga membuatmu menjadi orang yang berbeda' batin Liam.

Ting
Ting

Suara ponsel Mike berbunyi sebuah pesan dikirim dari nomor tak dikenal.

"Siapa?"Tanya Dave.
"Nomor tak dikenal"Jawab Mike kemudian membuka pesannya.

Isi pesannya_______

5.7__11.6 6.4 6.2 12.8 6.3 L
6.1__6.8 6.9 6.3 11.7 6.4 11.7 6.2 6.4 L

"Apa maksud dari pesan ini"Ucap Mike menatap pesannya dengan tatapan intens.
"Aku benci angka" Ucap Dave mendengus pelan.
"Sepertinya ini sebuah kode akan coba aku cocokkan dengan jam"Ucap Johan meneliti nomor dengan jam.
"Ini memang ada hubungannya dengan jam, tapi apa maksudnya?"Ucap Karin memperhatikan Johan

"Apa mungkin ini sinyal bendera? Seperti semafor"Ucap Leon.
"Kita coba cocokkan"Ucap Johan mencocokkannya.

Hasil kecocokannya.

N__3.7.5.0.6 L
E__1.2.6.9.7.9.5.7 L

"Ini seperti kode rahasia tapi apa maksudnya?"Ucap Mike.
"Ini seperti sebuah alamat yang berarti koordinat peta yang membawa kita ke lokasi pembunuhan berikutnya"ucap Johan dengan seringainya.






















Di tempat lain taman belakang sekolah

"Bagaimana menurutmu, apa yang membuat Zella dibunuh"Ucap seorang gadis dengan rambut sebatas pinggang.
"Apa kita juga akan dibunuh setelah ini?"Jawab seorang gadis satunya dengan rambut sebahu.
"Apa maksudmu? Kita tidak melakukan kesalahan apa - apa jadi untuk apa dia membunuh kita"Jawab Gadis yang satunya tenang, tapi dari nada suaranya terdengar sedikit gemetar. Kemudian meninggalkan gadis dengan rambut sebahu.

Ting
Ting

Alamat N__3.7.5.0.6 L

"Siapa yang mengirimiku pesan ini? Alamat rumah siapa ini?" Gumamnya kemudian meninggalkan taman belakang sekolah.
'Sekarang kita lihat, apa yang amterior cingulate cortex mungkin katakan?' batin seseorang yang berdiri dibelakang tembok menuju taman belakang sekolah.






28 Juni 2021

DIVERGENT/ダイバージェントTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang