28

2.6K 105 0
                                    

Dara tengah bersiap sekarang, hari ini adalah hari terakhir devan dan yang lain ujian kelulusan oleh karena itu mereka merencakan untuk makan makan di sebuah restoran besar.

"kamu ud-

devan terdiam melihat dara tengah memoles wajah cantiknya dengan make up, devan sangat bersyukur pada tuhan karena ia ditakdirkan bertemu gadis secantik ini apalagi sebentar lagi tangisan bayi akan segera hadir di hidup mereka. sadar ada yang memperhatikan dara membalikan tubuhnya.

"devan aku kira siapa!"

"kamu cantik" celetuk devan "dih apaan sih inget udah mau jadi bapak masih aja gombal" kesal dara

Devan terkekeh mendengar ucapan dara ia pun ikut bersiap, memakai kemeja biru tua selaras dengan dress yang dara pakai malam ini.

"udah siap?"

"dompet udah, hp udah , lipstik ,bedak , mmm udah"

"yauda berangkat sekarang yu, kayanya yang lain udah pada sampe" ajak devan "ayo"

Mereka pun memasuki mobil "nanti disana jangan cape cape ya dar kalo aku keasikan ngobrol sama yang lain samperin aja"

"iya dev, lagian aku gaakan ngapa ngapain ko nanti palingan ngobrol sama megan" ujar dara.

Lokasi restoran tersebut memang lumayan jauh dari kediaman devan dan dara, jadi mereka memerlukan sekitar setengah jam untuk sampai.

Sesampainya di sana, terlihat sudah banyak yang datang mulai julian dan megan yang seperti semakin dekat ada andrian dan leo yang sudah makan duluan, dan ada vivi serta elena yang sibuk tuch up, jika ditanya kenapa devan dan kawan kawan masih menerima vivi dan elena karena mereka sudah membuat kesepakatan "kalo ada masalah pribadi cukup diselesain secara individu jangan ajak ajak yang lain" kira kira seperti itu.

"weist kakanda dan adinda sudah sampai" celetuk andrian "bisa aja lo kadal" ujar dara

"hai darr" sapa megan "oh haii meg dateng sama siapa?" tanya dara "sama julian hehe" jawab megan

"acieee yang dulunya benci bencian sekarang makin deket aja" goda dara "apaan si lo bumil udah ayo duduk" ajak megan.

"eh tunggu lo udah pesen duluan yo?"

"udah dia mah kurang ajar emang orang lain belom makan dia udah makan ama tu dedemit" celetuk megan

"maksud lo dedemit itu gue?" sinis andrian.

Semua pun tertawa melihat wajah ketus andrian, devan memberi kode ingin memesan pada salah satu pelayan.

"silahkan, mau pesan apa?"

"mba seblak ada ga si?" tanya julian tiba tiba, semua menahan malu dan kesal yang benar saja julian ini masa di restoran sebesar ini mereka menjual seblak?

"maaf mas kita ga jual seblak"

"yah sama, dev nanti beli yaa" dara memelas
sebelum mengiyakan ucapan dara devan menatap tajam pada julian, jika ia tak mengatakan seblak pasti dara tidak akan memintanya pada devan.

setelah memesan pesanannya dara menatap vivi dan elena yang masih diam

"mm vi el mau pesen apa?" tanya dara

Vivi menatap dara tak suka setelah itu pandangan nya beralih pada pelayan, lalu memesan makanan nya beserta elena.

"gausah diajak ngomong, gapunya hati ttep aja gapunya hati" bisik megan, dara mengangkat bahu nya tak peduli niatnya baik, jika vivi tak suka ya itu urusan dia.

Pesanan pun datang, mereka pun menikmati hidangan masing masing terkadang mereka berbincang, atau tidak mendegar gosip terbaru dari andrian.

Setelah makan devan meminta izin agar berkumpul dengan para laki laki, setelah diizinkan devan pun menghampiri teman temannya. sedangkan dara dan megan mereka tengah melihat aplikasi online shop melihat beberapa baju baju wanita kesukaan mereka.

Tiba tiba di hadapan mereka ada vivi dan elena yang tengah bersekap dada.

"gue mau nanya satu hal sama lo"

dara menaikan satu alisnya "apa"

"lo bahagia hidup sama devan?" tanya vivi sinis "ya gue bahagia"

"oww lihat ada yang bahagia hidup sama BEKAS pacar sahabat nya sendiri" celetuk elena "gue bener bener ga ngerti sama apa yang kalian omongin"

"dara.. dara.. lo kira devan bakal terus cinta sama lo? dengan badan lo yang segendut ini apalagi nanti udah lahir tu anak lo bakal ahh. gue gabisa bayangin gimana enak nya devan sama lo"

"eh jaga ya omongan lo" emosi megan.

"loh ko marah? emang bener kan? hati hati dar ntar si devan nyari lebih seger" kompor elena

Dara mengepal tangannya menahan tangis, ucapan vivi benar benar membuatnya sakit hati.

"LO!"

saat dara akan menampar vivi, tiba tiba tangan kekar menahannya.

"L-leo?"

"biar gue yang urus dia"

leo menarik tangan vivi paksa dan membawanya keluar sedangkan elena yang bingung harus apa mengikuti langkah leo dan vivi.

"kamu gapapa kan?"tanya devan "aku gapapa" jawab dara.

"si vivi kek nya udah aman, pulang aja yu" ajak julian

Semua pun mengangguk, setelah membayar masing masing masuk kedalam mobilnya lalu pulang.


haii guys sorry bgt kalo makin kesini makin monotoon aku harap kalian ga bosen yaa, enjoy !

ACCIDENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang