|| A l i z h a f 6||

98 16 9
                                    

⚠️ Vote&Coment, Sreenshot bagian yang paling kamu sukai, share ketemen-temen, jangan lupa tag Ig:@diary.fadhilla
⚠️Tetap cantumkan nama pembuat ketika ambil quetos
⚠️ Dishare untuk dibaca bukan tulis ulang, alias plagiat!! 100% otak aku yang mikir cerita. Jangan plagait yah nanti ketemu aku lo dimeja hijau💚





• c h a p t e r  6 •

~~~~~~~~~~~~~~

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


" Memulai kehidupan baru dengan suasana baru, juga berharap rasa barumu bersemayam padaku "
-fadhilla-

_________________________________________

🌼 H A P P Y  R E A D I N G 🌼

   Hujan mengguyur , menumpahkan berlimpah air kebumi dari serintik hingga menjadi deras yang kuat. Awan yang tadinya cerah berubah menjadi abu-abu kusam dengan petir-petir yang seakan menjadi hiasan.

   Zhafran dan Aliya menatap koper-koper yang Aliya susun. Rencananya mereka akan pindah ke rumah baru mereka hari ini. Karena cuaca seakan tak merestui dan perjalanan yang lama. Mereka akhirnya menundannya. Tapi tidak untuk Faizal, Rana dan Zhava. Mereka sudah memilih pulang dari pagi. Takut merepotkan katanya.

    Karena pegal sedari tadi mengangkat kembali koper yang awalnya sudah tersusun didalam bagasi mobil diturunkan. Yang bodohnya lagi, kenapa harus Zhafran bawa kembali ke kamar Aliya yang berada dilantai dua paling ujung. Membuat Zhafran berdecak malas akan kebodohannya.

     Zhafran mengistirahatkan punggungnya disofa yang menghadap kearah luar jendela. Zhafran melirik sekilas ketika Aliya ikut duduk disampingnya. Ia lebih memilih memejamkan mata, sedikit ngeri melihat jendela yang gordennya tak ditutup, membuat siapa saja leluasa melihat petir-petir sedang menunjukkan aksinya bergemuruh dilangit berkolaborasi dengan derasnya hujan.

" Zhaf, kalau aku pindah? Aku dapet temen gak ya? "

" Disana banyak siswi yang berjilbab gak Zhaf? "

" Disana cowoknya gak nakal-nakalkan? "

     Tiga pertanyaan yang Aliya lontarkan sama sekali tak mendapat jawaban. Aliya menggerutu sebal. Dengan berani, tangan mungilnya itu menusuk-nusuk lengan Zhafran membuat Zhafran merasa terusik.

" Apasih! " Desis Zhafran menghempaskan tangan Aliya dari lengannya.

" Kamu ditanya kenapa gak dijawab ihh " gerutu Aliya

" Gak penting "

" Penting tau buat aku "

" Oh "

" Nyebelin banget " Aliya mengembungkan pipinya, raut wajahnya terlihat kesal. Pandangannya ia alihkan dari wajah tampan suaminya. Zhafran membuka matanya, ekor matanya melirik kearah Aliya yang tampak menggemaskan dengan wajah cemberutnya.

" Besok rasain sendiri mereka kayak apa " akhirnya Zhafran bersuara

" Rasain? Gimana caranya? Dimakan? " Tanya Aliya polos, otaknya belum bekerja sempurna untuk mencerna ucapan sederhana itu.

ALIZHAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang