||A l i z h a f 11||

82 8 19
                                    

Assalamu'alaikum. Aku mau ngucapin terimakasih banget buat kalian, pembaca pembaca yang suport Alizhaf. Dan aku mohon maaf kemarin sempet anggurin cerita ini lama bgt karena kesibukan😖
Jujur sekarang susah cari waktu luang yg nyaman buat nulis. Karena kalaupun ada waktu luang biasanya aku buat tidur istirahat,maaf mengecawakan:'(
Terimakasih bantu aku semnagat dari dukungan kalian❤️
Jangan lupa vote coment ya🥺🤍
See u.





• c h a p t e r 11 •

~~~~~~~~~~~~~~

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

" Ketika marah yang memperdaya diri, keburukan mana yang tidak kau lihat? Dan sisi baik mana yang tak terlihat) "

-fadhillaanjani-

_________________________________________

🌼 H A P P Y R E A D I N G 🌼


Saat ini Zhafran sedang memandangi sebuah foto yang dikirim Juan beberapa menit lalu, foto yang sedikit blur karena zoom itu mengarah pada gadis berkerudung abu-abu.
Kata Juan kelas Aliya sedang senam.

" Ck..istri gue kecil ya " decak Zhafran

Zhafran terus memandangi foto tersebut dengan nyaman. Ia bersender pada dinding ranjang. Ia sebenarnya sudah sangat mengantuk mengingat ini pukul sebelas lewat, jam jam Zhafran terserang ngantuk tapi ia tahan karena belum selepas waktu sholat dzuhur.

" Mending gue main cacing dulu " ucap Zhafran

Keluar dari tampilan room WhatsApp kemudian memiringkan hpnya lalu membenarkan posisi duduknya supaya lebih nyaman. Kemudian memainkan game lucu tersebut.

Namu baru beberapa putaran cacing, ponselnya berdering nyaring. Ia melihat siapa yang menelefon nya. Terpampang nama Juan disana. Dengan sebal ia menolak panggilan tersebut. Karena panggilan tersebut membuat cacingnya mati.

Drtt...drtt...drtt..drtt...

Ponsel Zhafran terus berbunyi dengan nama yang sama. Dengan kesal ia mengangkat panggilan tersebut.

" APASIH!! KARENA LO GAME CACING GUE MATI!! " Sentak Zhafran keras, mungkin diseberang sana Juan sedang memegangi telinganya yang berdengung.

" PERSETAN SAMA CACING LO, BINI LO LUKA!! " Jawab Juan dengan nada marah, membuat Zhafran diam seketika.

" Cepet kesekolah ! " Sambung Juan tegas, kemudian Juan memutuskan panggilannya sepihak

Zhafran meremat ponsel itu kuat. Dadanya berdesir tak tenang. Dengan segera ia bangkit lalu berlari keluar kamar menyambar jaket dan kunci motornya. Biarkan tentang baju bebas yang ia pakai, persetan dengan itu.

Zhafran menaiki kuda besi miliknya, lalu menjalankan dengan kecepatan tinggi. Sampai sampai beberapa pejalan kaki dan pengendara lain, mengumpat karena ulahnya yang ugal ugalan.

••••••oOo••••••

Zhafran berlari menyusuri koridor gedung kelas sepuluh, tak memperdulilkan tatapan tatapan heran sekaligus memuja untuk Zhafran.

ALIZHAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang