Part 7

2.4K 284 25
                                    

Jangan lupa mampir di Instagram ku ya @eun_tut05 dan follow, Dm kalo mau aku folback

*****

"Kamu tidak memaksa Ran kan untuk menikah dengan kamu" Indah masih penasaran kenapa mereka bisa memutuskan untuk menikah.

"Jelas tidak lah. Aku bukan orang pemaksa." Lalu Asgar menceritakan alasan kenapa dia ingin menikahi Ran. Serta kehidupan Ran selama ini.

"Dan yang pasti aku ingin punya pendamping lagi. Sebentar lagi Ansara juga akan kuliah di luar negeri, jadi aku memutuskan untuk mencari istri,"

"Mommy merestui kalian, kalau itu memang keputusan kalian berdua tanpa ada tekanan dari pihak manapun"

"Terimakasih mom. Aku akan segera menyiapkan segala persiapan pernikahan kami" ujar Asgar

"Lebih cepat lebih baik. Mommy hanya bisa mendoakan kalian bahagia. Dan pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan kalian."

"Amin."

"Sekarang kamu tinggal di mana Ran?" Tanya Indah.

"Dia tinggal bersama ku mom, dia bersama tidur Ansara."

"Awas kamu jangan jangan di apa-apain anak orang,"

"Aku tahu mom"

"Kalau begitu kami permisi dulu, ada banyak hal yang perlu kami siapkan" Asgar kemudian pamit. Dia memutuskan melangsungkan pernikahannya dua minggu lagi dari sekarang. Asgar memilih memakai jasa WO untuk membantu mengurus acara pernikahannya.

******

Tak terasa tinggal dua hari lagi pernikahan Asgar dan Rania akan di gelar, persiapan acaranya sendiri sudah 90%. Asgar bersyukur karena sampai sekarang semua berjalan lancar.

Hari ini Asgar membawa Ran berziarah ke makam ayahnya. Setelah dari makam calon mertuanya, Asgar membawa Ran berziarah ke makam Dania dan Jawad.

"Assalamualaikum" Asgar berjongkok di samping pusara Dania dan Jawad. Memang Jawad di makamkan tepat di samping kiri makam ibunya.

"Aku kesini cuma mau bilang, kalau aku mau menikah lagi. Kamu ga marah kan," ujar Asgar seolah berbicara pada Dania.

"Dia Rania teman Ansara. Kamu jangan khawatir dia anak yang baik kok. Teman baik Ansara jadi dia tidak mungkin jadi ibu tiri yang kejam" Asgar terkekeh. Selama ini, dia kerap mengunjungi makam Dania, menceritakan tentang anak-anak mereka.

Kemudian Asgar menatap makam putranya.

"Za mulai sekarang daddy yang akan menjaga Ran. Daddy janji tidak akan pernah menyakiti nya atau membiarkan orang lain menyakiti Ran." Lalu Asgar menyuruh Ran mengucapkan apa yang ingin dia ucapkan.

"Teruntuk kamu Za, selamanya kamu akan selalu ada di hatiku. Tapi izinkan aku mencintai laki-laki lain juga yang akan menemani sisa umur ku" Ran memegang batu nisan kekasihnya.

"Lalu untuk tante Dania, izinkan saya menemani om Asgar di sisa umur kami. Kalian berdua tetap mempunyai tempat di hati kami." Ran tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Masih jelas ingatan nya bersama Jawad dulu. "Tolong restui kami ya Za" Asgar membawa Ran ke dalam pelukannya.

"Sudah, sekarang saya akan menunjukkan makam ayah saya" ujar Asgar mengusap airmata calon istrinya.

Makam Hadi tak jauh dari makam Dania dan Jawad. Hadi di makamkan di samping makam ayahnya di sebelah kiri, untuk sebelah kanan memang di kosongkan untuk makam Indah kelak.

Setelah selesai berziarah Asgar langsung membawa Ran kerumah Indah. Mulai hari ini Ran akan tinggal di rumah Indah sampai hari pernikahan mereka tiba.

"Om ga takut kalau saya hanya manfaatin om saja" Tanya Ran.

"Enggak, karena saya tahu kamu bukan wanita seperti itu" jawab Asgar yakin.

"Tapi ibu saya pergi dengan laki-laki kaya dan meninggalkan kami yang susah" Ran takut orang-orang akan menuduhnya sama seperti sang ibu.

"Itu kan ibu kamu, bukan kamunya" Asgar memang melihat Ran beda dari wanita yang sering mendekatinya karena uang.

"Terimakasih om sudah percaya sama aku."

"Mulai sekarang kita harus saling percaya dan tidak boleh ada rahasia di antara kita"

"Iya om. Bantu aku ya agar bisa menjadi istri yang baik"

"Ya kita akan sama-sama belajar, begitupun saya masih banyak kekurangan saya sebagai suami dan ayah." Ujar Asgar, sungguh dia berharap Ran wanita yang tepat untuk menemani dirinya menjalani sisa umurnya di hari tua.

Hari H

"Mamiiiii" Ansara menghampiri Ran yang sudah resmi menjadi istri sang ayah. Acara akad sudah di langsungkan tadi pagi, sekarang di lanjutkan acara resepsi. Asgar mengadakan pesta yang cukup meriah. Mengingat dirinya yang sudah lama menduda dan Ran yang masih gadis, tentu dia menginginkan pesta pernikahan yang tidak akan pernah terlupakan.

"Mamiku cantik banget sih" ya Ansara memutuskan memanggil Mami untuk Ran.

"Kamu juga cantik " memang Ansara juga tidak kalah cantik dari pengantin, malah dia yang paling cantik.

"Ayo kita kesana, pasti sudah di tunggu" saat ini mereka masih di kamar hotel tempat Asgar dan Ran melangsungkan pernikahan.

Saat akad Ran menggunakan kebaya berwarna putih. Dan untuk resepsi malam ini dia memakai gaun pengantin warna biru yang menenangkan. Begitu juga Asgar yang memakai tuxedo berwarna senada dengan gaun Ran. Malam ini mereka memang menjadi raja dan ratu sehari.

Asgar mengundang cukup banyak tamu untuk pernikahannya kali ini. Mulai dari keluarga besarnya, rekan bisnis, teman-temannya, dan dia juga menghadirkan salah satu penyanyi papan atas kesukaan Ran dan Ansara.
Asgar juga memperketat pintu masuk hotel dan di sekitar nya, dia tidak ingin ada orang yang mengacaukan acara pernikahannya.

"Akhirnya kamu menikah juga As, padahal dari dulu kamu selalu menolak aku. Jadi penasaran seperti apa wanita yang berhasil mengambil hatimu" ujar wanita di perkirakan seusia Asgar. Dia baru saja tiba di tempat resepsi.
Wanita ini berkali-kali mendekati Asgar, tapi Asgar selalu menolaknya. Dan sekarang dia benar-benar penasaran pada istri Asgar. Apa kah wanita ini lebih cantik dari dirinya sehingga Asgar lebih memilih dia.

Saat naik ke atas pelaminan wanita itu hanya fokus pada Asgar. Sungguh dia sangat berharap menikah dengan Asgar.

"Selamat As, aku doakan semoga kamu bahagia" ujarnya lalu cipika cipiki dengan Asgar.

"Terimakasih sudah hadir " Asgar sengaja mengundang nya, agar dia tidak mengganggu Asgar lagi.
Saatnya hendak menyalami sang mempelai wanita, dia sangat kaget melihat siapa orang yang menjadi istri seorang Asgara Triansha Aldama.

"Ra.... Rania" ujar wanita itu menutup mulutnya. Begitupun Ran. Dia tak kalah shock melihat wanita itu berdiri di hadapannya, dia masih ingat jelas wajah wanita yang sudah meninggalkannya bersama sang ayah.

"Mamah "ujar Ran

Bersambung

28 Juni 2021
THB

My Twins Daddy ( Aldama Family seri 7) ( Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang