11.SEBELASSS

16.1K 1.5K 168
                                    

Aku menatap kagum bangunan yang ada didepanku. Di kehidupanku yang dulu mallnya nggak segede dan nggak serame mall ini, mungkin cuma setengahnya.

Oh iya tadi kak Raka ngizinin pake salah satu mobilnya yang pastinya dengan tatapan lucuku kak Raka langsung luluh. Aku nggak GR tapi  kenyataannya aku emang lucu. Kalo gak percaya, tanya aja sama Authornya.

"kemana dulu nih?" tanya Via sambil melirik kanan dan kiri. Mungkin kalian mikirnya Via mau nyebrang kan? Bukan! Via sedang melihat ramainya orang berbagai usia berlalu lalang mengunjungi salah satu toko atau hanya sekedar lewat aja.

"ke toko sepatu dulu yok! gue mau beli sneakers keluaran terbaru." ucap Ara sambil menunjuk ke salah satu toko sepatu bermerek. Ara itu hobinya mengoleksi sepatu, kalau belum kebeli yang lagi ngetrend paling nggak satu, katanya kayak ada yang kurang gitu.

Via dan Ana mengangguk setuju.
"AYOOO!" aku berseru dan lari seperti anak kecil sambil menarik tangan Ana. Sampai-sampai dilihat pengunjung yang ada disini. Bukannya terlihat marah atau risih tapi ekspresi mereka menunjukkan ingin meremas sesuatu.

Eh...eh...jangan mikir negatif dulu! Maksudnya pipi yang ingin diremas, Iya pipi! Awas kalo kalian mikir yang aneh-aneh!!!

"Jangan lari" Ana menasehatiku yang kujawab cengiran lalu aku menelankan langkahku. Ana itu sudah kuanggap sebagai kakak perempuanku. Ana itu orangnya gengsian, walau terkadang cuek tapi Ana perhatian.

Di kehidupanku yang dulu sebenarnya aku punya kembaran cewek dan dia lebih tua dari aku tapi sayangnya udah meninggal saat kami masih TK.

Ah~ ya udahlah itu cuma masa lalu aku. Gak penting. Yang penting sekarang kita shoping...

Setelah sampai didepan toko sepatu kami berpencar. Ara dan Via ke jejeran sepatu sneakers, sedangkan aku dan Ana liat-liat sepatu lain . Aku cuma pengen liat-liat doang, nggak pengen beli, karena dimansion masih ada banyak. Kalo beli lagi nanti pasti gak kepakai. Dari pada mubazir, mending uangnya buat beli jajan. Ngomong-ngomong soal jajan aku jadi pengen beli Ice cream.

"Via sama Ara kok lama banget sih" gerutuku pelan karna sudah satu jam kami berdua menunggu di dekat kasir yang sudah disediakan tempat duduk. Tapi Ara dan Via masih belum menampakkan wujudnya. Eh, emang mereka makhluk astral?

"biasa" ucap Ana dengan nada malas.

"Ana denger ya hehehe" ucapku diakhiri dengan tertawa kecil.

Ana berdecak "gue gak budek."

"hehehe" aku lagi-lagi tertawa, untung gak disangka orang gila.

"gila"

Kutarik kata-kataku tadi.Selang beberapa menit aku manggil Ana."kak Ana"

"Apa?!" ketus Ana.

"Pasti ada maunya" tebak Ana yang sayangnya benar.

"Ana tau aja hehehe, Lia pengen beli Ice cream" Pintaku sambil mengadahkan kedua tanganku pada Ana, soalnya uangku di bawa Ana. Tenang aja Ana itu jujur.

"ijin ke mereka" ujar Ana

"ha?" aku memasang wajah cengo tanda tak faham dengan ucapan Ana yang singkat. Udah kayak chat dari doi aja.

"ngomong ke Ara, Via dulu baru beli" jelas Ana dengan sabar menghadapi kelemotanku hihihi.

"Ouwh gitu yaudah ayok"

~•-•~

Yeay! Akhirnya dapet ice cream juga. Aku pesan yang rasanya vanila, coklat dan strawberi. Setelah ijin ke Ara dan Via tadi, aku langsung ke caffe milik papa Ana yang ada di mall ini. Fyi:mall-nya milik pemerintah.

Ara dan Via nanti nyusul kalo udah selesai shopingnya. Kenapa kami berdua nggak ikut shoping? karena yang kubilang tadi, aku dan Ana nggak bakal beli kalo di rumah udah ada kecuali kalo bener-bener pengen banget.

Saat sedang menikmati ice cream, tanpa sengaja aku melihat ada seorang cowok yang familiar. 'Keknya aku pernah liat deh, tapi dimana?' Batinku sambil terus melihat orang itu lewat didepan caffe. Karna caffe disini bagian depan berisi kaca tembus pandang.

"Oy!! Bengong bae, nanti kesambet penunggu mall baru tau rasa" Via tiba-tiba datang mengagetkanku.

"mikirin apa sih,Ya?" tanya Ara penasaran, yangku jawab dengan gelengan.

'mungkin aku salah liat aja gak mungkin kesini kan dia miskin' Batinku.

Langit sudah berganti warna, yang tadinya berwarna biru muda, menjadi oranye alias hari sudah senja.

Kami masih betah di kafe. Aku sudah menghabiskan satu mangkuk ice cream, sepotong kue blackforest, pasta, dan segelas apple tea. Saat aku ingin memesan kue coklat, aku mendengar notifikasi ponselku.

MyTwin's🦁
Pulang.

Saraleo!

Aduh Lia jangan ngumpat, kata bunda gak baik. Hihihi...maaf.

"pulang yuk, Leo udah nyuruh pulang nih" ajakku

"Yaudah ayo. Ini juga hampir malem" jawab Ara yang diangguki Via dan Ana.

Saat di tengah perjalanan di jalan yang sepi tiba-tiba mobil kami dihadang preman. Aku ketakutan karna badan premannya gede-gede. Kaca mobil dipecah kami bertempat menjerit bersamaan, untung saja tidak ada yang kena kaca.

Aku bergumam 'Maaf ya kak Raka mobil kesayanganmu jadi rusak'

Ana dan Via turun dari mobil dan langsung menghajar preman itu. Tetapi mereka cewek jadi kalah kuat dari preman itu. Aku memekik tertahan melihat Ana kena bogeman dari salah satu preman. Ara sedari tadi menenangkanku padahal dia sendiri juga takut.

Tak lama kemudian Leo datang dan yang membuatku kaget adalah preman tadi langsung kabur padahal Leo belum menghajar satupun dari mereka. Tidak memperdulikan keherananku, aku langsung memeluk Leo menghirup aroma khasnya yang buat aku jadi tenang.

"udah tenang?" tanya Leo

Aku mengangguk "iya"

Kemudian aku melihat ada beberapa motor menuju kearah kami. Mereka tampak familiar. Dan benar saja dugaanku tidak meleset. Mereka adalah Novan, Rizal, Toni, Bayu, Satriya dan Surya.

"gue sama Lia pulang dulu" ujar Leo yang dijawab acungan jempol oleh mereka. Sebelum naik motor, Leo memakaikan jaketnya kepadaku.

~•-•~


Saat sampai dirumah kami disidang, padahal mereka–Ayah, kak Alvin, kak Kevin, kak Cakra, dan kak Raka– Cuma bertanya tapi udah kaya lakuin tindak kriminal aja. Ya mereka tau kalo aku dihadang preman tadi.

Oh ya aku belum bilang kan kalo setelah kakak cantik kecelakaan mereka super duper protektif terhadap tubuh ini. Harus ada bodyguard kalo aku nggak mau, aku nggak boleh kemana-mana.

"Lia cape nanti aja ya sidangnya" ucapku yang dihadiahi tatapan tajam mereka. Aku baru tahu kalo kak Kevin bisa kejam juga.

Aku terkantuk-kantuk mendengar ceramah dari Ayah dan kak Kevin sesekali diangguki kak Cakra dan kak Raka. Leo hanya diam sambil menahan agar aku tak tidur sini.

"ya sudah kalian boleh ke kamar masing-masing" ucap Ayah

Akhirnya....

Tiba-tiba pandanganku memburam. Sebelum ke alam mimpi aku merasakan ada yang menggendongku dan mengelusku.






TBC

Kalau ada typo tolong komen ya. Lopyou reader setia♡

Votmet nya kawan
👇

TRANSMIGRASI ADHELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang