"gabut banget anjir"
Lia sedari tadi guling-guling dikasur karena bingung mau ngapain. Lia tidak diperbolehkan sekolah untuk sementara dengan alasan nanti trauma. Padahal Lia biasa-biasa saja menghadapi perbulian dikehidupannya yang pertama. Bahkan pernah lebih parah dari yang kemarin.
"Tidak boleh berkata kasar" ucap Kevin.
"Padahal ‘anjir' doang loh bang" ngeles Lia.
"Tidak boleh baby" Kevin mencubit pipi Lia dengan gemas.
"Iya deh iya. Lia gak kayak gitu lagi,oh iya bang Kev ayok main atau jalan-jalan gitu. Masa di rumah aja. Gak asik" ucap Lia sambil merucutkan bibirnya.
"Good girl. Lia maunya kemana?" Tanya Kevin.
"Eumm... Mau ke mall bosen. Ah iya ke taman aja yuk" mata Lia memancarkan sinarnya. Sinar laser.
"Yaudah kamu mandi sana bau hiii" goda Kevin sambil berpura-pura menutup hidungnya. Dan bodohnya Lia mengendus keteknya.
"Abang iih... Lia masih wangi kok" ucap Lia dan tentunya bohong.
"Udah-udah abang juga mau mandi" ucap Kevin sambil mengusap kepala Lia. Duh jadi pengen. Ya Allah berikanlah hidayah kepada Abang hamba yang cueknya Nauzubillah.
Selesai bersiap Lia dan Kevin menuju taman terbesar di kota itu.Tentunya disertai kemacetan yang amat panjang. Makanan ringan yang sebenarnya untuk dimakan nanti ditaman, malah habis dimakan Lia duluan karena lapar katanya. Katanya.
Dan sampailah mereka ditaman. Cukup ramai karena masih pagi. Lia turun dari mobilnya dengan tidak sabaran sampai-sampai kejedot atap mobil.
"Hati-hati baby" peringat Kevin.
"Hehehe. Ayo bang kesana" Lia menarik Kevin menuju air terjun buatan dan kolam ikan. Disamping kirinya ada stand yang menjualkan umpan ikan dan pancingan bermacam-macam.
"Wah indahnya" kagum Lia. Sedangkan Kevin fokus memotret Lia dengan kameranya.
"Abang ayo mancing" Kevin mengiyakan,namun terlebih dahulu membeli umpan ikan dan memilih salah satu jenis pancingan.
Mereka duduk disalah satu bangku yang sengaja disediakan untuk para pengunjung yang ingin memancing. Kevin mengambil cacing sebagai umpannya kemudian melemparnya ketengah kolam.
"Abang kenapa umpannya cacing?" Tanya Lia penasaran.
"Nah, ada dua faktor kemungkinan. Pertama aroma yang disebarkan oleh cacing ini kemudian dapat tercium oleh ikan dan membuat ikan datang ke sumber bau lalu memakan cacing sebagai umpan."
"Faktor kedua adalah dari gerakan cacing saat dijadikan umpan. Cacing yang terus bergerak saat dijadikan umpan akan membuat ikan menjadi tertarik untuk mendatanginya." Kevin menjelaskan dengan detail.
"Ooh gitu. Abang tau dari mana?" Tanya Lia lagi.
"Google" ucap Kevin santai.
Beberapa saat mereka memancing lebih tepatnya Kevin karena Lia hanya melihatnya. Mereka mendapat beberapa ikan dan udang yang cukup banyak.
Didekat kolam itu ada stand yang diperuntukkan memasak hasil tangkapan. Didepannya ada beberapa kursi dan meja untuk pengunjung yang ingin makan.
Kevin memasak sendiri ikan dan udang itu. Simpel aja, ikan dan udang asam manis. Setelah selesai Kevin memisahkan daging dan tulang untuk ikan. Sedangkan kepala dan kulit untuk udangnya.
"Wah ternyata enak banget,beda sama yang dijual direstoran waktu itu" Lia memakan dengan lahap sampai pipinya menggembung.
"Karena yang Lia makan adalah hasil tangkapan sendiri,dan tentunya masih fresh" ujar Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ADHELIA
FantasíaAdhelia Maisandra. Gadis Polos,baik,manja yang mendambakan kasih sayang seorang kakak kini harus meregang nyawa di tangan kakaknya sendiri. Ia kira akan bertemu dengan sang pecipta dan berkumpul bersama ayah yang mendahuluinya. Namun malah bertransm...