perkara karsa

173 51 25
                                    

Jika ada seseorang yang menyerupai iblis, jawabannya adalah seseorang bernama Kento Manggada. Saat ini ia sedang memikirkan rencana bagaimana cara melecehkan Suratma pada saat Festival Octoberial.

Festival Octoberial adalah sebuah Festival yang rutin dilaksanakan setiap bulan Oktober di Jumantara. Festival ini menyuguhkan berbagai macam teater mulai dari tema kerajaan, aksi ataupun fantasi. Berbeda dengan Festival Lentera, Festival ini lebih mengutamakan kembang api sebagai ikon utamanya. Acara pertama biasanya dibuka dengan sebuah band kemudian dilanjutkan dengan teater dan ditutup dengan kembang api yang menari dilangit.

Saat ini Kento tidak sendiri, melainkan bersama Abu, Loka dan Ferdinand. Kento menghisap cerutu sambil memijat pelipisnya, “Kalian ada ide untuk Octoberial minggu mendatang?” tanya Kento. Ferdinand melekukkan badannya, berileksasi. “Band apa yang akan tampil di Octoberial nanti? Kita hanya perlu mempengaruhinya kan?”.

Abu mengangguk, menjentikkan jarinya dan duduk dengan posisi kaki yang disilang, “Benar. Oh! Di belakang Festival ada sebuah gubuk yang masih layak pakai. Kita ajak dia untuk kesana,”.

Ferdinand menggeleng, “Comment? (Bagaimana?)”.

Teman-teman Kento merupakan anak campuran, jadi jangan heran bila mereka berbicara menggunakan bahasa negaranya. Jika Kento merupakan darah Jepang, maka Ferdinand adalah darah Perancis, Abu adalah darah Rusia dan Loka adalah darah Belanda.

Kento diam-diam memperhatikan Loka yang tampak sedang memikirkan sesuatu jadi ia memanggilnya, “Loka,” Panggilnya. Panggilan itu tidak diindahkan oleh Loka, jadi Kento memanggilnya dengan nama lengkapnya.

“Aarte Loka Claudios, Ben je oké? (Kamu tidak apa?)”.

Loka mengerjapkan matanya lalu menjawab, “Ja. Apa tadi?”. Ferdinand mendecih, “Kento menanyakan tentang idemu. Biasanya idemu yang paling cemerlang,”. Abu mengangguk antusias, “D'accord! (Setuju!)”. Tiba-tiba semuanya menggunakan bahasa negaranya, untungnya mereka sudah terbiasa bersama, jadi tahu apa yang dibicarakan.

“Oke, aku baru saja mendapatkan ide yang bagus. Ferdinand akan membeli beberapa minuman dan memasukkan obat perangsang di minuman itu. Kemudian kita ajak dia ke gubuk dengan alasan akan bermain catur. Abu berkata bahwa gubuk itu masih layak huni kan? Bilang saja itu gubuk milik Kento, bagaimana?”.

Ferdinand menepuk tangannya, diikuti dengan Kento dan Abu. “Ça serait vachement bon! (Itu akan luar biasa!)” ucap Ferdinand. Kento berdiri dari kursinya, menepuk bahu Loka beberapa kali lalu berbisik, “Arigatou ne, Loka.”

Abu berdiri lalu meletakkan tangannya di pinggang, berjalan menuju ke arah Kento. “Kento, razve ne idet Arthur? (Kento, bukankah Arthur akan datang?)”. Kento menggelengkan kepalanya tidak tahu, entah kenapa Kento merasa ada yang janggal mengenai Arthur De Loryän itu jadi ia menanggapi, “Kotaeha hai to īe no madesu (Jawabannya antara iya dan tidak)”.

Ferdinand kembali pada duduknya, mengeluarkan sebatang rokok lalu berbicara, “Ada yang aneh dengan orang itu, Kento. Tu ferais mieux de l'inviter (Sebaiknya, ajak saja dia)”. Loka mengangguk, mematikan rokoknya lalu membuangnya, “Ja. Kamu sudah dengar pernyataan perempuan teman Suratma, kan? Arthur terlihat mencintai Suratma,”.

Kento tertawa lalu matanya memicing tajam, “Als Arthur van Suratma houdt, is dat niet geweldig? (Jika Arthur mencintai Suratma, bukankah itu bagus?)”. Kento memutar kepalanya lalu menaikkan alisnya menampakkan sebuah senyuman yang seram,

“Tanoshīdesu ne? (Ini menyenangkan, bukan?)”.

“Tanoshīdesu ne? (Ini menyenangkan, bukan?)”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
aksasuratma✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang