parasmu contoh lembayung

337 46 19
                                    

Pagi yang cerah diiringi dengan senyum Suratma, merupakan hal terbaik bagi Aksa. Saat ini, ia berusaha memasak untuk Suratma. Aksa menghabiskan satu lusin telur, dan tidak ada yang bisa dimakan alias semuanya gagal. Gosong, terlalu banyak garam, terlalu mentah, bentuknya seperti genderuwo dan sebagainya.

Aksa buru-buru membereskan setelah Suratma bangun dari tidurnya. “Kamu memasak lagi? Aku tidak mau memakannya,” rengek Suratma seakan-akan ia masih trauma dengan kejadian nasi goreng tempo lalu. Bau gosong bisa Suratma rasakan menusuk hidungnya. Aksa melepas celemeknya, berjalan menuju ranjang dan duduk di depan Suratma.

“Tidak apa-apa kalau tidak memakannya, aku berusaha menjadi pasangan hidup yang baik walaupun gagal,”.

“Pasangan hidup mana yang akan membuat bagian belakangku sakit?”.

“Kamu yang memintanya, mengapa kamu menyalahkanku?”. Keduanya berhenti berbicara, Aksa masih bingung dengan alur kejadian mengapa Suratma bisa mendapatkan obat perangsang. Yang jelas, 3 laki-laki itu adalah dalang dari semuanya. “Suratma, apa kamu bisa mengingat mengapa kamu terangsang? Ada yang memberikan obat padamu?”.

Suratma menggeleng, “Tidak. Mungkin itu hanya gejala demam? Aku pergi ke gubuk belakang untuk bermain Shogi dengan mereka,”. Wajah Aksa semakin serius, jika dibiarkan mungkin tiga pelaku itu akan melakukan aksinya lagi dengan orang yang berbeda jadi Aksa bertanya, “Siapa 3 laki-laki yang pergi denganmu saat Octoberial?”.

“Mengapa? Mereka teman masa kecilku. Ferdinand, Abu dan Loka.”

Aksa mengangguk lalu melanjutkan, “Apa kamu ingat mereka melakukan sesuatu padamu? Membuka kancing baju dan resleting celanamu?”. Suratma tampak berpikir sebentar, bukankah mereka melakukan itu karena Suratma kepanasan? Itu termasuk kategori membantu, kan?.

“Aku bilang badanku panas, mereka hanya membantuku untuk menyegarkanku. Mengapa mereka ingin memperkosaku? Kamu aneh,” kata Suratma pada Aksa. Tapi, yang Aksa lihat bukan termasuk kategori membantu, “Mereka ingin memperkosamu! Kamu dalam pengaruh obat, tidak melihat bagaimana cara mereka menatapmu yang notabene adalah milikku,”.

“Jangan mengada-ada mengenai temanku. Aku tidak suka cara bicaramu mengenai mereka,” Suratma menodongkan jari telunjuknya ke arah Aksa lalu melipat tangannya di depan meja.

“Siapa yang mengada-ada? Apa aku pernah berbohong padamu?”.

Aksa tersentak mendengar kata-katanya sendiri, ia menelan ludahnya lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Maksudku, semua yang keluar dari mulutku adalah kebenaran.” Bayangan mengenai Inggit langsung menghantui pikiran Aksa. Bagaimana mereka menonton Enchanté, menyewa penginapan, melihat lukisan di Menara Antik.

Aksa tidak lain tidak bukan adalah si brengsek itu sendiri. Perlahan, si brengsek ini akan menjadi sangat emosional dan melupakan segalanya, bahkan kekasihnya. Aksa akan menjadi orang seperti itu.

“Ya, kamu tidak pernah berbohong. Sisi itulah yang suka!”. Dan kucing lucu ini harus menderita secara sementara karena ulah si brengsek yang dungu. Aksa tersenyum lalu mengelus rambut Suratma, “Aku mempunyai banyak sisi. Tidak maukah kamu mencintai semuanya?”.

“Tidak. Aku belum sepenuhnya tahu bagaimana sisi-sisi itu. Jika salah satunya adalah sisi pengkhianat, bagaimana aku bisa mencintainya?”.

Jantung Aksa terasa seperti ditikam golok. Sangat menyanyat hati, ia rasa Suratma berhasil menyindir dalam hal yang tidak ia ketahui. Aksa semakin merasa was-was, tidak seharusnya ia membicarakan mengenai sisi-sisi bodoh ini. “Bagaimana bisa aku memiliki sisi pengkhianat? Siapa yang akan meninggalkan siapa?”.

“Kamu yang meninggalkanku,” jawab Suratma.

Aksa menggeleng, “Aku tidak bisa berjanji untuk menjadi yang terbaik. Tapi aku berjanji akan selalu mendampingi kamu. Seorang Nahkoda tidak pernah menarik kembali ucapannya,”. Suratma selalu percaya dengan Aksa, setiap kata-kata Aksa adalah sebuah kebenaran baginya. Jadi, kalimat terakhir juga dianggap kebenaran olehnya.

aksasuratma✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang