iv. istri

2.4K 435 34
                                    

♡☆♡

[name] udah beberapa kali ngelirik ke arah jam dinding, sambil gelisah juga. Karena Hinata belum jugu pulang ke rumah.

Ceklek

"Tadai---S-senpai? "

"Shoyo-kun kamu dari mana aja? "

Muka hinata langsung memerah total karema di pegang pipi nya oleh [name] "A-aku habis latihan S-senpai" katanya.

"Latihan? Sampai jam 9 malam? Yang benar saja? "

"A-aku meminta waktu tambahan lagi, jadi bersama K-kagey---"

"Baiklah, aku mengerti.. Tapi kamu sudah makan?"

Hinata menggeleng pelan, mana mungkin dia inget makan pas latihan. Ya meskipun dia paling ribut kalau lagi makan malahan paling banyak ngambil nya.

"Aku buatin ya" [name] pun menarik tangan Hinata menuju dapur kemudian menyuruh laki-laki itu untuk duduk di kursi meja makan.

Sementara Hinata hanya mengangguk saja, padahal di jantung nya udah jefag jedug gak karuan.

Maklum Hinata baru kali ini diperlakukan seperti ini oleh perempuan lain.

Tapi...

"Senpai kenapa sangat perhatian padaku? " tanya Hinata tiba-tiba.

Tangan [name] yang sedang menuangkan bumbu pun terhenti. "Aku? Ya karena kau dititipkan disini jadi setidak aku harus bertanggungjawab "

"T-tapi aku bisa sendiri, makan atau mencuci"

"Tidak apa apa"

"T-terimakasih S-senpai"

"Iya dan maaf aku hanya bisa membuat kan mu bubur instan ini ya hehe, belum belanja soalnya "

Hinata menggeleng kecil "Tidak apa apa, kalau begitu besok aku akan mengantar S-senpai ke mini market" katanya.

[name] terkekeh kecil mendengar nya kemudian ia melanjutkan kembali aktivitas yang tertunda tadi "Bila kau tidak keberatan aku tidak masalah"

Malahan seneng lah dia ditemenin sama Hinata hehe.

"Tidak ko Senpai"

"Iya.. Ah ini sebentar lagi ya" tinggal menunggu bubur nya siap di makan, sekitar 3 menitan. Tapi [name] sudah menyajikan nya ke atas meja.

"Jangan dibuka dulu, kalau sudah 3 menit baru boleh"

"Iya Senpai "

[name] tersenyum kecil kemudian duduk di depan Hinata dan perempuan ini bisa melihat Hinata yang mengintip ke arah bubur.

"Kau sudah tidak kuat lapar? "

"Eh? Sedikit hehe"

"Tunggu sebentar lagi, oh iya ngomong ngomong kau makan terakhir jam berapa? "

Hinata berpikir sebentar untuk mengingat ngingat "Eto... Mungkin jam 12 sing tadi"

"B-benarkah? Lama sekali, apa aku harus membuat kan mu bekal nya 2?"

Hinata langsung menggeleng gelengkan kepalanya "T-tidak perlu senpai, satu cukup ko"

"Eh? Tapi kau makan hanya 1 kali, nanti sakit Shoyo aku tidak mau"

Hinata terdiam mendengar nya, kenapa senpai didepan nya seperti sangat khawatir padanya? Padahal mereka tidak terlalu dekat.

"Aku akan membuatnya besok" kata [name] lagi.

"Tapi sen--"

"Sudah tidak apa apa dan kalau kau tidak tinggal disini lagi aku akan berhenti jadi biarkan ya? "

"B-baiklah kalau begitu"

[name] tersenyum mendengar nya, karena dia senang. Tapi tiba-tiba saja Hinata menepuk kening nya.

"Senpai aku lupa membelikan Onigiri! Maaf senpai "

"Oh itu? Biarlah tidak apa apa"

"Tapi aku sudah berjanji "

"Tidak apa besok saja, ah mending sekarang makan bubur nya pada sudah matang"

Hinata mengangguk kecil karena dia masih kecewa pada dirinya, padahal dia yang janji eh yang lupa juga. Laki-laki ini pun membuka nya ternyata benar bubur nya matang

"Oh iya senpai, kalau di pikir pikir kau selalu memperhatikan ku.. seperti istriku saja"

"I-istri? " pipi [name] langsung memerah. "A-aku ke kamar dulu ya" kata nya lalu lari dari dapur

Sementara Hinata memiringkan kepalanya, "Kenapa Senpai? Sakit kah? Pipi nya merah"

×××

Book Shoyo aman ya. 🌚

Hinata Shoyo! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang