Serena melambaikan tangan ke teman -temannya selepas rapat himpunan. Ia duduk di undakan tangga masih menunggu sosok pangeran berhelm mangkok ayam tiba.
Sesekali memainkan kakinya-menggoyangkan ke kanan dan kiri mengusir rasa bosa yang hinggap. Ia mengecek jam tangannya, sudah tiga puluh menit sejak Kino bilang ia sedang on the way.
Serena sadar nggak mungkin perjalanan dari gedung arsitektur yang hanya beberapa blok dari sini memakan waktu selama ini.
Ia sudah mengirimin Kino pesan tetapi belum dibaca, Serena menghela napas, ia akan menunggu sampai Kino membalas. Nggak mau ketika Kino sampai dirinya malah tidak ada.
"Serena belum pulang?"
Gadis itu tersentak kaget lalu tersenyum setelah melihat siapa penyapanya. Mahesa, ketua himpunan sekaligus teman seangkatan Serena.
"Nunggu jemputan Sa," ucap Serena.
"Nih, buat teman nunggu," ucap Esa mengeluarkan minuman bubble dari plastik.
"Eh, gapapa? Makasih loh Sa," ucap Serena.
Mahesa terkekeh, "Semua anak hima juga dapat Na, lo buru-buru keluar sih tadi,"
"Ohh gitu, heheh, makasih lagi ya,"
"Gue duluan ya, salam buat kak Kino,"
Senyum kembali terbit di bibir Serena, teringat kalau Kino satu circle pertemanan dengan ketua himanya ini. "Iya, hati-hati Esa nanti gue sampain salamnya ke kak Kino,"
Kino itu sebebarnya angkatan di atas Serena, dulu Serena akan memanggil Kino kak tetapi setelah lama pacaran agaknya lebih nyaman memanggil nama.
Ia kembali duduk, kembali melihat jam, lalu ke arah chat nya dengan Kino yang masih tidak ada perubahan.
Serena jadi cemas kalau Kino kenapa-napa. Ia baru saja ingin menekan dial saat sebuah pesan masuk beratas namakan Kak Kinara muncul.
Kak Kinara
Re, sorry banget yaa Kino nggak bisa jemput
Mama tiba-tiba drop jadi gue minta bantuan Kino, ini Kinonya lagi nyetir jadi gabisa hubungin lo
Maaf banget ya Re.Senyum getir terbentuk di bibir Serena, ia menghela napas. Kino memang selalu ada tapi bukan hanya untuk Serena saja, Rere bukan satu-satunya prioritas Kino ada orang lain yang kata Kino harus di prioritaskan karena lebih membutuhkan, lebih mendesak dan lebih penting.
Iya, menjemput Serena memang nggak sepenting itu. Masih banyak cara lain buat ia pulang. Ia harus bisa mengerti Kino dan pilihan prioritasnya.
Mungkin Kinara memang lebih membutuhkan Kino saat ini.
Serena
Iya, gapapa kak
Get well soon buat mamanya kak KinaraIa meletakkan handphonenya ke dalam tas, semangatnya untuk cepat pulang tergerus habis.
Kalau boleh jujur Serena sebenarnya tidak rela Kino membagi perhatiannya. Ia tidak benar-benar mengerti, kenapa harus Kino?
Dari banyaknya manusia yang bisa membantu Kinara, kenapa perempuan itu harus menghubungi Kino?
Lalu kenapa Kino seolah membiarkan Kinara bergantung padanya? Mau dipikirkan berulang kali pun jawabannya terasa rancu di otak Serena.
Ia pernah beberapa kali mengutarakan ketidaksukaannya tapi jawaban Kino selalu sama. Kinara itu banyak luka, ia sangat rapuh dan butuh seseorang untuk berpegangan agar tidak rubuh dan saat ini hanya Kino yang bisa melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONSRA | Lee Know
Fanfiction[ONSRA] a.n. the bittersweet feeling that love won't last