Kino itu lagi cemburu?

18 2 0
                                    

"Kinoo," bujuk Serena memegang lengan Arkino karena sedari tadi cowok itu hanya diam.

"Masih marah?" Tanya Serena untuk yang ke sekian kalinya. Ia menangkup wajah Kino lalu memberikan kecupan singkat di sudut bibir.

Lelaki Kalandra agaknya luluh sedikit, dia sekarang menatap mata Serena cukup tajam.

"Aku cemburu Re lihat Esa ada di rumah kamu, cuma berdua lagi," keluh Kino.

Serena menghela napas, ia tidak tahu Kino akan ngambek seperti ini padahal kan tadi itu mendesak.

"Kino dengerin aku ya, tadi itu aku lagi nyetak poster sama Esa terus tiba-tiba aja hujan karena rumah aku dekat yaudah aku ajak Esa ke rumah, nggak mungkin aku biarin anak orang hujan-hujanan di jalan kan No.

Esa basah kuyup daripada masuk angin aku minta ganti pakai bajunya kak Geo dan kita cuma ngobrol sambil nunggu hujannya berhenti Kino.

Kamu jangan salah paham, aku nggak ada rasa apa-apa lagi sama Esa,"

Kino menghela napas, menyisir rambutnya kebelakang dengan jari.

"Re, lain kali jangan dibawa ke rumah apalagi kalau di rumah nggak ada orang. Mau sebaik apapun reputasinya dia itu tetap cowok Re," ucap Kino

"Iya Kino, aku salah. Kamu jangan marah lagi,"

Kino tersenyum meraih Serena dibawa ke pelukannya.

"Aku nggak marah Re, aku cemburu yang artinya aku peduli sama kamu," ucap Kino.

Di dalam pelukan Kino Serena mengangguk, "aku ngerti,"

"Kamu tahu nggak No? Aku juga cemburu lihat kamu sama Kinara," jujur Serena, ia tidak bisa menahannya lagi. Permasalahan ini harus dibicarakan supaya nggak berlarut dan makin menyakitinya.

Kino melepaskan pelukannya, memandang manik mata Serena tidak paham.

"Kamu tahu dia sahabat aku kan Re dan dia lagi butuh aku. Kamu nggak sejahat itu untuk minta aku menjauh dari Kinara kan Re?"

"Aku tahu dia sahabat kamu Kino tapi aku tetap cemburu. Kamu sadar nggak sih sering ninggalin aku untuk Kinara? Aku tau dia butuh kamu tapi aku juga butuh kamu sebagai pacar aku No,"

"Kamu selalu bilang nggak papa Re, aku kira kamu ngerti tapi ternyata kamu berpikiran gitu Re,"

Serena menggeleng, "Aku harus bilang apa selain nggak papa? Nahan kamu? Nggak bisa No, kamu selalu pilih Kinara,"

"Jangan egois Re. Kina nggak kayak kamu yang serba bahagia dan mudah seenggaknya kamu cukup baik untuk berempati. Hidup Kina itu susah Re, penuh cobaan yang aku yakin kamu nggak akan sanggup bayanginnya. Dia butuh seseorang untuk tetap membuat dia hidup,"

"Hidup Kina sesusah apa sih No sampai dia harus ngerebut kamu dari aku?!"

"Ngerebut apanya sih? Aku masih disini, disamping kamu. Kamu terlalu berlebihan Re!"

Serena membuang muka matanya sudah panas. Percuma bicara akhirnya mereka berantem karena Kino selalu belain Kina. Kino selalu lihat dari sudut pandang betapa sakitnya Kina tanpa peduli sudut pandang Serena.

Serena tahu hidup Kina tidak seberuntung dirinya tapi nggak adil kalau Kino berpikir Serena nggak butuh Kino sebanyak Kina.

"Memangnya salah aku egois dan berlebihan hanya untuk nyadarin pacar aku yang sibuk menyembuhkan orang lain tapi nyakitin pacarnya sendiri?" Tanya Serena dengan suara bergetar.

Kino menunduk, tangannya mengepal tanda emosinya tidak stabil.

Lalu getar telepon Kino berbunyi, lelaki itu menghembuskan nafas kasar. "Hallo Kina?"

ONSRA | Lee KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang