"Tolong kembaliin tongkatnya," pinta Haruto memohon pada mereka yang sedang menjahilinya sekarang.
Dia mencoba mencari keberadaan orang-orang yang mengganggunya saat ini. Sedangkan mereka yang sedang menjahili Haruto tampak tertawa lepas ketika melihat ekspresinya yang nampak seperti orang bodoh.
"Liat, liat si buta," ujar Woojin, menyenggol pundak temannya. "Kayak orang bego banget, anjir." Lanjutnya kembali menertawakan.
Woojin maju beberapa langkah dan berdiri tempat di depan Haruto. Dia masih mengamati anak itu, rasanya sangat seru sekali menjahilinya.
Ia mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan wajah Haruto yang tentunya tidak bisa melihat. Tatapan matanya begitu kosong seakan-akan tidak ada kehidupan disana. Namun tangannya tiba-tiba saja di genggam oleh Haruto yang dapat merasakan kibasan tangan Woojin.
"Tolong kembaliin tongkatnya," pinta Haruto sekali lagi.
Woojin menghempaskan genggaman tangan Haruto kasar. "Lo mau tongkat butut ini di balikin? Kalo mau, ambil sendiri. Ambil dari tangan gue ini kalau lo bisa," tantangnya, dengan seringaian yang terpatri pada wajahnya.
"Tolong kembaliin."
"Kembaliin tongkat nya," pungkas Haruto begitu memohon dengan wajah yang begitu memelas.
Dalam hatinya, Haruto merasa menyesal karena tidak diam saja di kelas menunggu Yoshi datang menjemputnya. Jika dia diam di kelas, dia pasti tidak akan bertemu dengan anak-anak dari sekolah yang berseberangan dengan sekolahnya. Dan seperti biasa, penyesalan memang selalu datang terlambat.
"Kita nggak saling kenal, tapi kenapa kalian kayak gini? Jadi tolong kembaliin sekarang juga."
Haruto terus meraba sekelilingnya dan akhirnya dapat menyentuh tongkat yang sekarang sedang digenggam kuat oleh Woojin.
"Ambi, ambil dari tangan gue." Woojin kembali menantang dengan senyum yang terlihat mengejek.
Haruto mencoba menarik tongkat yang digenggam kuat oleh Woojin. Tapi tenaganya terlalu lemah untuk sekedar menarik tongkat. Dan tiba-tiba saja Woojin melepaskan tongkat di tangannya saat Haruto sedang menariknya, membuat ia jatuh tersungkur.
"Ck, lemah." decak Woojin dan setelahnya tertawa kembali bersama teman-temannya.
Haruto menghela napas pelan, ia benci dirinya yang seperti ini. Dia benci dirinya yang lemah dan selalu tertindas oleh orang lain.
Bang Yosh, tolong Haru. batin Haruto, memanggil kakaknya. Dia berharap sang kakak segera datang untuk menolong dirinya.
Dan pada akhirnya Haruto hanya diam pada posisi nya terjatuhnya tadi dengan kepala menunduk. "Woi! Kenapa diam aja?" Woojin mesejajarkan tubuhnya tepat dihadapan Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala
Short Story"Dunia dengan kecerahan 0% itu lebih baik. Karena lebih baik tidak melihat semuanya daripada melihat semuanya.."