"Haru, stop!"
"Jangan pergi tiba-tiba kayak gitu. Kalo kamu jatoh gimana?" Asahi menahan tangan Haruto agar berhenti berjalan. Dia membalik tubuh sang adik untuk menghadap dirinya dan terlihat raut wajah ketakutan dari Haruto.
"Kenapa? Bilang sama Abang, Ru. Kalo kamu diem aja, Abang nggak akan ngerti." Haruto hanya diam saja tidak bergeming, dia nampak tidak berminat untuk menjawab pertanyaan Asahi itu. Yang Haruto sekarang pikirkan adalah kata-kata dari Doyoung beberapa waktu lalu.
"Haru," panggil Asahi sekali lagi. Tapi Haruto tetap diam saja dan tangan yang sekarang sedang Asahi genggam nampak bergetar. Tanpa basa-basi, Asahi segera memeluk Haruto mencoba menenangkan.
"Hei, ada Abang disini. Kamu nggak perlu takut." Asahi mengusap lembut bahu Haruto.
"Aku-aku nggak mau ketemu sama mereka lagi. Aku nggak mau," cicit Haruto dengan suara kecil dan terbata-bata.
"Jangan khawatir, kamu nggak akan pernah ketemu mereka lagi. Abang bakal pastiin itu. Jadi nggak perlu takut." Haruto nampak mengangguk kecil di dalam pelukan Asahi.
"Kalian disini." Mashiho muncul bersama Yoshi yang dia seret dari hadapan Park bersaudara itu.
"Haru." Yoshi berjalan mendekati Haruto yang berada di pelukan Asahi. Saat dia berniat untuk menggenggam tangan sang adik, Haruto dengan cepat melepaskannya dan semakin menempel pada Asahi.
"Kamu marah sama Abang?" tanya Yoshi dengan begitu lembut. Tapi Haruto tidak menjawab pertanyaan nya. Yoshi hanya bisa tersenyum simpul melihatnya, dia harus bicara baik-baik pada Haruto.
"Yaudah, kalo kamu marah sama Abang."
"Ayo, berangkat." ajak Yoshi pada adik-adiknya. Mereka satu persatu masuk ke dalam mobil dengan Yoshi yang mengemudi. Dia menatap Haruto dari kaca mobil yang sekarang sedang menempel pada Asahi.
"Haru nggak mau duduk di samping, Abang?"
"Nggak." Haruto memeluk Asahi di sampingnya. Mashiho menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka, dia berjalan keluar dari mobil dan berpindah ke kursi di samping pengemudi.
"Biar gue aja yang duduk disini." Yoshi menganggukan kepalanya dan mulai menjalankan mobil menuju tempat tujuan mereka.
▪︎
▪︎
▪︎"Nunggu lama?" Hyejin nampak memeluk Seunggi dari belakang.
Seunggi yang dari tadi menunggu sebari memainkan ponselnya nampak terkejut dengan kehadiran Hyejin. "Nggak kok, aku juga baru sampai beberapa menit yang lalu." balasnya, tersenyum manis.
"Bagus lah." Hyejin duduk di kursi yang berhadapan dengan Seunggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala
Short Story"Dunia dengan kecerahan 0% itu lebih baik. Karena lebih baik tidak melihat semuanya daripada melihat semuanya.."