"Haru." Yoshi menepuk pelan wajah adiknya itu. Dia mendekatkan telinganya ke mulut Haruto untuk mengetahui adiknya masih bernapas atau tidak. Tapi Yoshi tidak merasakan napas dari Haruto, dia beralih memeriksa denyut nadi tapi Yoshi tidak merasakannya juga.
"Dek, jangan buat Abang takut." Gelisah Yoshi dengan air mata yang sudah berkumpul siap untuk menangis.
Dengan dua tangan yang tumpang tindih, Yoshi mulai menekan dada Haruto dengan mulut yang bergumam pelan dan terus berdoa untuk keselamatan adiknya.
"Bangun, Haru. Ayo bangun." Air mata yang dia tahan itu akhirnya jatuh. Yoshi merasa takut akan ditinggalkan untuk kedua kalinya.
"Dek," lirihnya terus menekan dada Haruto beraturan. Yoshi terus berusaha, walau bayang-bayang akan kehilangan adiknya terus berputar di kepalanya.
Sedangkan Park bersaudara diam mematung di tempatnya, tidak tau harus melakukan apa disaat sudah tertangkap basah begini. Mereka mencoba memikirkan sesuatu saat nanti Yoshi bertanya pada mereka.
"Ayo bangun. Abang bakal marah kalo kamu nggak bangun." Beberapa menit Yoshi melakukan pertolongan pertama yang akhirnya membuahkan hasil. Haruto kembali bernapas, dia terbatuk sebari memuntahkan air kolam yang tidak sengaja dia telan.
"Astaga, syukurlah. Akhirnya kamu bangun. Kamu bangun, Dek." Yoshi langsung memeluk Haruto sangat erat, merasa takut akan kehilangan.
"Abang takut kamu nggak bangun lagi. Abang takut banget." Haruto yang baru sadar masih sedikit linglung dengan apa yang terjadi.
"Bang Yoshi," lirih Haruto memanggil kakak sulungnya.
"Ini Abang."
"Bang ... Bang Yoshi, Haru takut." Tangis Haruto pecah di dalam pelukan Yoshi. Dia menangis tersedu-sedu, dia pikir jika dia sudah mati tadi. Namun ternyata dia masih hidup.
"Abang disini. Kamu aman sekarang. Kamu aman sama Abang." Yoshi merengkuh tubuh lemah adiknya. Untung saja dia pulang karena hatinya mendadak gusar memikirkan Haruto. Dan saat pulang ia melihat adiknya yang hampir tenggelam dengan saudara tirinya yang hanya menatap Haruto tanpa berniat menolong.
"Jangan takut. Abang bakal selalu jaga kamu. Abang janji itu." Yoshi benar-benar ketakutan tadi. Rasanya dirinya ikut lemas melihat Haruto beberapa menit yang lalu.
"Ayo ke kamar, kita ganti baju kamu." ajaknya dan menggendong Haruto di punggungnya.
Dengan Haruto di gendongannya, Yoshi berjalan masuk ke dalam rumah, menuju kamar adiknya. Sebelum dia benar-benar pergi, Yoshi menatap tajam mereka yang tadi hanya memperhatikan Haruto tenggelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala
Short Story"Dunia dengan kecerahan 0% itu lebih baik. Karena lebih baik tidak melihat semuanya daripada melihat semuanya.."