Avatar of Lust

1.9K 317 19
                                    

Lust
Asmodeus x Reader!
.
Obey Me! © NTT. Solmare Corp.
Story © Nikishima Kumiko

.
.
.

Sebuah lipbalm yang sebelumnya milik Asmodeus tengah berada di atas meja kamar milikmu. Meskipun kau tidak sering berdandan, namun menjaga penampilan tak pernah kau abaikan. Mungkin, selepas mengerjakan pekerjaan rumah dari RAD, kau harus segera memberikan ucapan terima kasih atas hadiah yang ia kirimkan untuk beberapa jam lalu.

Helaan napas kau embuskan, sedikit lelah dengan tumpukan tugas yang terlalu banyak. Memang, kau adalah murid dari program pertukaran pelajar Diavolo, tapi tak seharusnya sebanyak ini saat dikerjakan. Masalah yang dibuat oleh demon brothers dari hari ke hari memang membuatnya terasa makin berat.

Drrt ...

DDD milikmu berbunyi, segera kau lirik. Irismu memperhatikan layarnya, menangkap sebuah pesan masuk. Asmodeus, mengajakmu untuk ke luar dan pergi berbelanja bersama.

Senyum pahit kau sunggingkan, dengan pekerjaan sebanyak ini, nampaknya mustahil untuk menerima ajakan ramahnya. Ditambah lagi, giliran menyiapkan makan malam adalah giliranmu dan Satan. Tak mungkin kau membiarkan iblis blonde itu sendirian mengerjakan tugasnya, sementara kau dan Asmodeus pergi bersenang-senang.

"[Name]-chan, apa kau ada di dalam?" panggil sebuah suara lucu nan familiar.

Siapa lagi kalau bukan Asmodeus?

Kau mengerjap, sedikit kebingungan kenapa ia tiba-tiba saja berada di depan pintu kamarmu. Kau berpikir bahwa ia telah ke luar ketika ia memberikan ajakan untuk berbelanja bersama. Lantas, kau bangkit dan membuka pintu. Kebiasaan yang susah dihilangkan, mengingat Mammon dan demon brothers lain sering sekali masuk tanpa mengetuk, "Lho, Asmo? Aku kira kau sudah pergi?"

Asmodeus mengembungkan pipinya, lalu memelukmu dengan manja. Ia terkekeh pelan, menikmati sentuhan kulitmu yang lembut dengan dirinya.

"Bagaimana bisa Asmo-chan yang manis ini meninggalkan [Name]-nya tersayang sendirian?" tanya Asmodeus seraya mengulas senyum. Ia melepaskan pelukan lalu mencoba menarik tanganmu dengan melayangkan tatapan penuh memelas, "apa kau tidak mau pergi bersamaku? Bukankah ini sudah yang kedua kalinya kau menolak?"

Lagi-lagi, kau menghela napas pasrah. Kalau boleh jujur, ingin rasanya kau membelah diri dan memberikan satu persatu pada sang tujuh bersaudara ini agar mereka tidak menarik-narik dirimu secara bersamaan. Namun, mau diapa? Kau hanyalah seorang, dan tentu saja tidak bisa mengurus semuanya sekaligus.

Ajakan pertama kau tolak, Mammon tak mengerjakan PR-nya, membuat Lucifer marah dan mengharuskan dirimu untuk menemani second born tersebut.

Sedangkan ajakan kedua, Beelzebub menghabiskan seluruh persediaan di kulkas lagi. Membuat dirimu dan iblis kerakusan itu harus segera mengisinya kembali dengan membeli di luar sebelum Lucifer pulang.

Dan yang terakhir, kau harus memasak bersama Satan. Tentu saja kau tak ingin menyulut amarah sosok itu dengan mengabaikan tugas.

Ekspresi tak mengenakkan terpampang di wajahmu, "Maaf, Asmo."

Melihat dirimu yang sedih, Asmodeus menjadi tak tega. Ia dengan cepat masuk ke kamarmu, menutup buku seolah tahu kalau kau tengah mengerjakan tugas di saat ia datang. Lantas ia kembali ke luar, mendorong punggung kecil milikmu sembari menutup pintu.

"Aku akan membantumu, [Name]!"

"Eh? Tapi kan, ini tugasku bersama Satan. Lagipula, bukankah kau ingin sekali membeli baju dengan merek terbaru, kemarin?"

Asmodeus tertawa, lalu senyuman manis ia ulas sembari mengedipkan matanya, "Tentu saja, aku bisa menyuruh Levi untuk membelikannya secara online untukku! Oh, dan aku hanya menjadi juri untukmu saja, kok! Aku tidak mau kuku indahku rusak karena ikut membantu Satan memotong sayuran, ewh."

Lagi-lagi, kau hanya bisa merasakan terima kasih padanya. Entah ini untuk yang kesekian kalinya, ia melakukan sesuatu baik padamu. Benar juga, soal lipbalm tadi, kau bahkan belum mengucapkan sepatah kata untuk mewakilkan perasaanmu.

"Asmo," panggilmu dengan suara kecil.

"Hm, ada apa? Kenapa, sayang?"

Gelengan kecil kau berikan, senyum manis kau ulas dengan segera. Secepat mungkin, kecupan kecil kau layangkan pada pipi kanannya. Membuat avatar of lust itu mengerjap, terkejut karena kau tak pernah mengambil langkah pertama dalam hubungan. Wajahmu memerah, lantas kau berjalan ke dapur dengan cepat. Mengabaikan Asmodeus yang mulai tidak bisa menahan fanboy-nya atas kelucuan dirimu.

"Wah, memang [Name]-ku yang paling lucu dan manis setelah diriku!" ujar Asmodeus, lalu mengejar dari belakang.

Satan yang melihat kalian berdua hanya bisa mendengkus kasar lalu mengekor dari belakang dengan pelan, berpura-pura agar tidak menjadi saksi dari kejadian ini.

The Scenarios ⇢Obey Me! × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang