The Kind Angel!
Simeon x Reader!
.
Obey Me! © NTT. Solmare Corp.
Story © Nikishima Kumiko.
.
.Simeon baru saja belajar menggunakan D.D.D. dan cara mengetik seperti seorang pria tua, membuatmu terkekeh pelan ketika tengah menghabiskan waktu bersamanya di Purgatory Hall. Dahinya terlihat mengerut, menampakkan ekspresi kebingungan yang sangat jelas juga terlihat lucu. Malaikat berkulit tan dengan rambut cokelat gelap itu kemudian menolehkan kepalanya padamu, lantas ia melemparkan tatapan penuh tanya.
Ia sibuk mengirimkan chat kepadamu, meskipun kau tengah berada di sampingnya. Sesekali, kau mengajarkan dengan cara menunjuk lalu mempraktekkannya, seperti apa yang tengah kau lakukan saat ini, mengajarkan cara mengetik yang benar dan baik.
"Bagaimana, Simeon? Apa ada yang masih tak kau mengerti? Jangan sungkan untuk bertanya padaku, ya," ujarmu seraya menampilkan senyum ramah.
Malaikat berkulit tan tersebut menarik sudut bibirnya, membentuk lengkungan senyum manis. Lantas, ia mengangguk kecil, mengiyakan perkataanmu, "Terima kasih banyak, [Name]. Syukurlah kau sebaik ini. Aku ingin bertanya pada Luke atau Solomon, tapi ... tak enak hati untuk merepotkan mereka berdua."
Kekehan kecil kau keluarkan, kemudian kau bangkit dari sofa dan menyimpan D.D.D. milikmu di dalam saku baju. Kemudian, kau segera mengambil novel TSL yang berada di rak buku. Jari-jemarimu membuka satu persatu lembarannya, membaca sebuah karya yang Simeon hasilkan. Kau cukup menggemari karyanya, jadi bantuan sekecil ini tak bisa dihitung apa-apa.
"Hm, anggap saja aku sedang membantu penulis favoritku agar bisa merentangkan sayapnya lebih luas lagi."
Simeon tersentak kaget mendengarmu begitu menaruh harapan padanya. Namun, dukungan darimu juga membuat ia lebih bersemangat dalam segala hal. Termasuk mempelajari komunikasi, meskipun ia menginginkan hal ini agar dapat bertukar pesan denganmu.
Kau lantas menutup kembali novel TSL tersebut ketika mendapati sebuah pesan masuk dari Solomon, chat-nya berisi mengenai ia dan Luke yang akan lambat pulang ke Purgatory Hall karena sibuk membeli sesuatu. Meninggalkan dirimu dan hanya Simeon berdua di dalam ruangan. Helaan napas kau keluarkan, sudah biasa jika penyihir berambut putih itu tertarik akan magic item atau tool di perjalanan membeli bahan makanan.
"[Name], ada apa?" tanya Simeon sembari mengerjapkan mata pelan.
Kau mengendikkan bahu, acuh, lalu mulai kembali berjalan menuju sofa dan duduk di sampingnya. Sesekali, kau mengayunkan kecil kedua kakimu. Senyum samar segera kau ulas, "Hm, Solomon dan Luke akan pulang terlambat. Sepertinya kita harus menunggu lebih lama lagi untuk makan."
Mendengar kalimat yang kau lontarkan, Simeon pun mengangguk, pertanda mengiyakan. Lalu, di sebuah kepalanya muncul ide.
"Oh, ya, bagaimana kalau kau menginap di Purgatory Hall saja untuk malam ini? Luke juga pasti akan senang jika kau mau menghabiskan waktumu di sini," usul Simeon, "lagipula, besok adalah hari libur, kan?"
Irismu nampak berbinar, kau menolehkan kepala padanya. Mengeluarkan tawa pelan.
"Kau baik sekali, Simeon, hehe!"
"Haha, ini sudah malam. Tidak baik seorang gadis berjalan sendirian dari Purgatory Hall ke House of Lamentation."
Otakmu memproses sejenak. Meskipun hari menjelang pagi pun, matahari tak akan menampakkan sinarnya di Devildom karena dunia iblis tak mempunyai matahari. Apa mungkin saja itu jokes-nya? Yah, mana mungkin, ucapan Simeon tidak terdengar seperti candaan sama sekali.
Beberapa saat kemudian, kau pun tersadar, "Ah, aku tidak membawa baju ganti."
Irismu melirik ke arah Simeon, kain pakaiannya minim sekali. Apa ia masih mempunyai pakaian layak pakai lainnya, ya? Pikirmu seperti itu. Ingin sekali kau menanyakan hal ini pada Simeon, namun segera saja kau mengurungkannya.
"Soal baju ganti, nampaknya Luke punya hoodie atau pakaian lain. Ukuranmu kurang lebih sama sepertinya, bukan?" usul Simeon, seperti sedang membaca pikiranmu.
Anggukan kau berikan bersamaan dengan senyuman kikuk, lantas kau membuka D.D.D milikmu. Kemudian kau mencoba untuk mengetik, mengirimkan chat pada Lucifer, menginfokan bahwa kau akan menginap di Purgatory Hall sehingga para Demon Brothers tidak panik jika kau tak pulang hingga esok.
"Ah, soal menginfokan Lucifer, bisa aku saja yang mengirimkan pesan?"
"Eh? Tidak perlu, Simeon. Aku yang memutuskan untuk menerima undanganmu, jadi harus aku yang memberitahu Lucifer."
Simeon mengulas senyum ramah dan hangat, "Tak apa, anggap saja ini ujianku setelah kau bersusah payah untuk mengajariku?"
Mendengar pintanya, hanya bisa membuatmu tersenyum kecil. Kalian berdua duduk berdampingan, dengan kau yang mengawasi Simeon mengetik. Sesekali, diiringi dengan gelak dan kekehan tawa. Tidak ada waktu yang terbuang percuma ketika kau menghabiskannya dengan malaikat baik hati ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scenarios ⇢Obey Me! × Reader [✓]
Fanfiction"Sebuah cerita tentang kau dan karakter Obey Me! Shall We Date." [Obey Me! Shall We Date? x Reader] Obey Me! © NTT Solmare Corp. Story © Nikishima Kumiko