Avatar of Wrath

2.3K 363 73
                                    

Wrath
Satan x Reader!
.
Obey Me! © NTT. Solmare Corp.
Story © Nikishima Kumiko
.
.
.

Kau menegak ludah, mendapati aura Satan yang mulai berubah tak mengenakkan. Kau berjalan mundur perlahan, selangkah demi langkah, mencoba kabur dari kemurkaan pemuda berambut pirang di hadapanmu ini. Iris berwarna hijau tersebut berkilat marah, lengannya mulai mengelus dagunya sendiri.

"Bisa kau ulang lagi, [Name]? Aku ...? Mirip Lucifer ...? Bisa kau jelaskan?" tanya Satan dengan senyum penuh mematikan.

Mampus.

Setelah ini, jika kau masih hidup, maka beruntung sekali kau. Belum sempat kau mengelak, Leviathan datang menghadang Satan, mencoba untuk melindungi dirimu meskipun ia sendiri ketakutan. Ia ingin sekali merutuki dirimu yang sudah dua kali kena marah Satan karena tak sengaja memanggil pemuda itu dengan nama Lucifer.

Oh, tolonglah, Leviathan tidak ingin nyawanya terancam di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Meskipun secara harfiah, Leviathan sendirilah yang lebih kuat dari adiknya itu. Tapi, tetap saja Satan terlihat menyeramkan.

"T-tunggu, Satan! Tidak bisakah kau lihat kalau [Name] sedang ketakutan?! [Name], kau pasti tidak sengaja kan, menyebut Satan itu mirip Lucifer?!"

Leviathan memastikan dengan nada bergetar, mengabaikan keringat dingin dan tubuhnya yang kaku. Kau mengangguk dengan cepat, "M-maaf, Satan, aku ... tidak sengaja. Tadinya, aku mau memanggil Lucifer, tapi kau muncul di hadapanku. Jadi, langsung ke luar dari mulutkuー"

"Jadi, maksudmu aku beneran mirip dengan dia, hah?!" semprot Satan makin menjadi-jadi. Demon form-nya bahkan sudah ke luar.

"Tidak!"

Kau membentak, mulai menangis. Refleks, amarah Satan mulai mereda. Leviathan menghela napas, lalu pergi meninggalkan tempat kejadian, tak ingin berurusan lebih jauh lagi. Sedangkan Satan, ia sibuk memandangimu.

Kau menengadah, "Mana mungkin kau sama dengannya. Satan itu lebih baik! Kau suka membacakanku buku, berbagi pendapat denganku, menonton film misteri, bahkan kita menghabiskan waktu bersama yang bahkan Lucifer sendiri tidak melakukannya denganku. Kita juga sering memberi makan kucing bersama!"

Pipi Satan sontak memerah, ia memalingkan wajah lalu mulai mengelus kepalamu. Ia menjadi merasa tidak enak setelah melampiaskan emosinya begitu saja. Benar-benar, ia selalu salah paham jika kau bertingkah memanggil Lucifer meskipun jelas-jelas tengah berhadapan dengannya.

Satan mengajakmu untuk mengambil tempat di sofa, mengabaikan Belphegor yang tertidur di lantai seraya mengelus punggungmu dengan lembut. Kau masih terisak, mungkin saja merasa trauma dan takut. Yah, siapa yang tidak takut jika nyawanya terancam dengan sangat jelas? Untuk kesekian kalinya, lagi.

"Jadi, apa yang membuatmu berpikir kalau aku itu Lucifer, [Name]?"

Kali ini, Satan bertanya dengan emosi yang mereda. Meskipun dalam hatinya terasa kesal, namun ia tak ingin membuatmu takut lebih jauh lagi.

Kau meliriknya takut-takut, kemudian menunjuk ke arah pundak Satan, "Jaketmu."

"Jaketku?"

Satan mengerjap, kebingungan. Butuh beberapa detik, ia tersadar, lalu dahinya mengerut. Ia merasa sedikit tidak yakin dengan tebakannya, "Apa ... mirip dengan cara Lucifer berpakaian?"

Anggukan pelan kau berikan. Kau menutup mata, tak berani untuk menatapnya. Hal ini membuat Satan menghela napas, kemudian berpikir kembali.

"Sebentar, [Name] ..."

"Y-ya?"

"Jangan bilang, kalau kau itu minus?"

Giliran dirimu yang mengerjap dan memberikan tatapan bingung padanya. Mulutmu membuka, irismu melemparkan tatapan penuh tanya pada Satan, "Eh ... bagaimana kau bisa tahu? Memang sih, kalau objeknya sudah terlihat kabur, warnanya juga akan menjadi tak jelas pula."

Satan menepuk dahinya dengan keras. Hal itu menjelaskan kenapa dirimu selalu menabrak Beelzebub dengan tak sengaja, tersandung kaki sendiri, bahkan sering membuat kesalahan dengan iblis lain sehingga beberapa dari mereka menaruh dendam dan keiri hatianーtentu saja, mereka tak berani mengganggu sosok yang disayangi oleh tujuh dosa besar bersaudara, Lord Diavolo, juga para malaikat.

Iblis berambut pirang itu berdehem, iris hijaunya melirik ke arahmu yang masih terasa dingin dengan tubuh bergetar.

"Perlukah kita ke luar dan mencari kucing? Aku dengar dari Levi kemarin kalau ada café kucing di sekitar restoran," ajak Satan.

Kau mengerjap, mendekatkan diri, membuat wajah Satan memerah sempurna, "Benarkah? Tapi ... kau sudah tidak marah, lagi? Apa aku boleh ikut?"

Satan mengangguk kecil lalu mengangkat dirimu. Kau tidak tahu kalau iblis itu juga kuat, meski tak sekuat Beelzebub tentunya. Merasa senang, kalian berdua pun pergi untuk bertemu dengan kucing. Tentu saja dengan mengabaikan Leviathan yang baru saja lepas dari ancaman maut dan Belphegor yang mendelik sebal akan kepergian kalian berdua.

The Scenarios ⇢Obey Me! × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang