The Demon Lord

1.9K 289 15
                                    

The Demon Lord

Diavolo x Reader!
.
Obey Me! © NTT. Solmare Corp.
Story © Nikishima Kumiko

.
.
.

Di koridor, hentakan kaki milikmu terdengar dengan jelas. Saat ini, kau tengah berlari menuju ruang Student Council. Berniat untuk menemui Diavolo yang menghubungimu, meminta agar dapat datang saat ini juga. Entah apa masalah yang kau perbuatーatau mungkin saja, para ketujuh bersaudara tengah dalam masalah besar hingga dirimu diharuskan menghadiri pertemuan yang khusus dengan sang raja iblis.

Kau membuka pintu dengan kasar, mencoba menormalkan napas yang terengah-engah lalu menengadahkan kepala. Mencari di mana keberadaan sosok tersebut. Benar saja, Diavolo tengah menatapmu penuh kebingungan bersama dengan pelayannya yang bernama Barbatos.

Rambut merah tersebut bergerak ketika menyadari situasi yang kau pikirkan, kekehan kecil Diavolo keluarkan, "Tenang saja, [Name], aku hanya ingin mengajakmu minum teh bersama. Tidak ada masalah apapun kali ini."

Ucapan yang Diavolo lontarkan membuat kakimu terasa lemas karena lega, hampir saja kau duduk di lantai jika sosok berkulit tan tersebut tak segera menangkapmu. Mengenalnya cukup lama, di beberapa keadaan tertentu ia bisa membaca apa yang kau pikirkan melalui raut wajahmu. Meskipun ia lebih sering bersikap untuk tidak peka.

Kau pun berjalan masuk, duduk di tempat yang telah Barbatos persiapkan dengan rapi. Saat ini, Diavolo berada di hadapanmu seraya tersenyum senang seperti biasa. Benar-benar bukan menggambarkan aura pemimpin iblis yang seharusnya.

"Hm? Kenapa kau menatapku sejak tiga puluh detik yang lalu, [Name]?" tanya Diavolo.

Tersentak kaget, bukan karena sosok tan berambut merah yang mengajakmu berbicara, melainkan karena ia menghitung dengan pasti waktu kau menatapnya. Bahkan dirimu sendiri tidak tahu.

Gelengan pelan kau berikan sebagai balasan pertanyaannya sembari menundukkan kepala, "Tidak ada. Hanya saja, apa kau yakin ingin minum teh bersamaku?"

"Lho, apa tidak boleh aku mengajakmu?"

"Bukan begitu, kau kan bisa mengajak Lucifer. Ia nampaknya lebih butuh refreshing daripada diriku," ujarmu facepalm, membayangkan Lucifer yang penuh dengan aura kesuraman serta wajah lelah dan tak bersemangat.

Mendengar dirimu yang sangat perhatian, Diavolo melepaskan tawanya. Demon Lord tersebut benar-benar sangat senang dan merasa bahwa memilihmu untuk program pertukaran pelajar adalah jawaban yang tepat. Diavolo menyodorkan dessert yang Barbatos buat, sebuah strawberry shortcake, "Kau tidak perlu khawatir soal itu, [Name]!"

Ada perasaan cemburu yang terselip di dadanya, namun Diavolo mencoba menepis semua pikiran tersebut dengan bersikap seperti biasa.

"Lucifer dan yang lain bisa mengurus dirinya sendiri. Bersaudara seperti mereka sangat menyenangkan, ya. Terkadang, aku iri dengan kebersamaan mereka," lanjutnya, masih dengan senyum terpampang di wajah.

Kau mengerjapkan mata, sedikit kebingungan. Irismu menangkap sirat kesepian di ekspresi cerah milik Diavolo. Membuat dirimu berasumsi, bahwa Diavolo pasti merasa sendiri karena harus menjadi pemimpin. Tentu saja, ia memiliki Barbatos yang selalu setia di sampingnya. Namun, mereka berdua mempunyai batas yang jelas sebagai tuan dan pelayan.

Dengan pelan, kau memejamkan mata, mengiris shortcake yang berada di atas meja. Lantas tersenyum dan berkata, "Tidak salah kalau kau merasa iri. Pasti berat, kan, memikul semuanya sendirian? Tapi, kau bisa selalu memanggilku jika butuh teman."

Potongan shortcake tersebut masuk ke dalam mulutmu. Sedangkan Diavolo mengerjap, terheran, bagaimana bisa kau menyadari perasaan yang ia tutupi selama ini? Terlebih lagi, dirimu langsung mengutarakannya.

Diavolo terkekeh, mungkin inilah salah satu alasan mengapa ia menyukaimu, "Sepertinya kau benar. Mohon bantuannya, ya."

Ia ingin sekali memintamu menjadi tunangannya, tapi Diavolo takut kalau kau menolak. Rasa kesepian yang bersarang lama ini membuat ia menjadi ragu untuk melepasmu dan takut untuk kehilangan dirimu. Pada akhirnya, ia sudah sangat bersyukur dengan keadaan seperti ini.

"Diavolo?" panggilmu ketika sosok di hadapanmu itu sibuk dengan lamunannya. Tak biasanya.

Panggilan darimu membuat ia tersentak, Diavolo dengan cepat tersenyum. Benar, menikmati suasana seperti ini untuknya sudah lebih dari cukup. Mungkin, ia harus menunggu beberapa saat lagi agar bisa memintamu menjadi pasangan hidupnya.

"Aku sangat menyukaimu, [Name]," gumam Diavolo. Membuatmu tersedak ketika tak sengaja mendengar lontaran kalimat pelan tersebut.

"[Name]-samaー"

Terlihat, Barbatos berniat untuk memberikanmu air minum. Tapi, Diavolo dengan cekatan mengambil cangkir lalu menegukkan teh padamu.

"Apa kau tidak apa-apa?!" tanya Diavolo. Ekspresi khawatir tersirat dengan sangat jelas. Kau mengangguk kecil, lalu memijat kepalamu. Nampaknya kau mulai berhalusinasi yang tidak-tidak mengenai sosok pemimpin iblis ini.

Barbatos menghela napas, telah pasrah karena hubungan kalian berdua tak mengalami kemajuan sama sekali.

The Scenarios ⇢Obey Me! × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang