Avatar of Sloth

1.9K 318 36
                                    

Sloth

Belphegor x Reader!
.
Obey Me! © NTT. Solmare Corp.
Story © Nikishima Kumiko

.
.
.

Kakimu melangkah masuk ke dalam kamar si kembar, berjalan menuju kasur berwarna ungu, lantas menarik selimut seorang iblis berambut abu-abu kebiruan gelap dengan helaian berwarna putih di ujungnya. Belphegor mengerang, terganggu karena kau mengacaukan tidur nyenyaknya. Kedua lenganmu mencoba menariknya dari atas, berniat untuk membangunkan.

Namun bukannya malah terbangun, Belphegor makin memberat di atas kasur, seakan tertarik oleh sebuah gravitasi khusus. Helaan napas kau embuskan, mengeluh dan berandai-andai jika terus seperti ini maka kalian berdua akan terlambat untuk masuk kelas.

Saat sarapan tadi, Beelzebub berkata bahwa sudah mencoba untuk membangunkan kembarannya tersebut. Tapi, nihil, tidak ada respon.

"Meskipun Belphie itu malas, tapi biasanya dia tidak akan sampai seperti ini," gumammu kebingungan.

Kau mendekatkan wajah pada Belphegor, memperhatikan kantung matanya yang berwarna hitam samar. Tampaknya, kau tahu penyebabnya ketika mengingat sebuah chat yang masuk kemarin. Lalu, belum sempat kau menjauhkan diri, iblis kemalasan itu mulai mengerjapkan mata. Sepertinya, ia tersadar akan embusan napasmu yang dekat.

Sontak saja, iris ungu dengan shade kemerahan tersebut membulat. Belphegor refleks bangkit, membuat jidatmu dengannya bertemu satu sama lain dengan kasar. Hal ini mau tak mau membuat dirimu mengaduh kesakitan, "Awh?!"

Sedangkan Belphegor hanya berseru kesakitan dalam hati, wajahnya memanas dan ia memalingkan wajah. Tingkahnya itu hanya bisa membuatmu menggelengkan kepala, tak mengerti.

"[Name], kenapa kau sedekat itu denganku?" tanya Belphegor, dahinya berkerut kesal. Aura marah mulai menguar, sejenak ia melupakan perasaan senangnya. Mungkin saja, merasa marah karena kau mengganggu mimpi indah sosok tersebut, "yah, ini bukan yang pertama kalinya kita berdekatan. Tapi ... apa harus membangunkanku seperti itu?"

"Uh, sepertinya kau salah paham, Belphie. Aku mendekatkan wajahku karena memperhatikan apakah kau tidur dengan baik atau tidakー"

Walaupun tiap hari kau tidur lebih lama dari waktu tidur normal seseorang, kau membatin.

"ーdan aku menemukan kalau ada kantung hitam yang samar di bawah matamu. Beel bahkan sudah mencoba membangunkanmu berulang kali, lho," ujarmu seraya menunjuknya, berpose seperti tengah menceramahi.

Mendengar ucapan yang kau lontarkan, Belphegor mendesah kasar. Akhir-akhir ini, ia bermimpi buruk. Entah mengapa, Solomon selalu muncul di mimpinya, membuat Belphegor susah untuk tidur tenang. Padahal, ia menantikan saat kau dan dirinya bersama di dunia mimpi. Namun, kenapa malah penyihir mencurigakan yang sangat ia benci itu yang malah muncul?

Belphegor bangkit dari kasurnya, berjalan pelan sembari membawa bantal putih bercorak hitam. Langkah kaki sosok itu tertuju pada lemari pakaian, "Ke luar. Aku ingin ganti baju, [Name]."

"Err, kau tidak mandi dulu?" tanyamu.

"Hah, menurutmu? Apa waktunya cukup untuk dipakai mandi?"

Ini dia, sarkasan khas Belphegor. Walau masih tak mengerti apa yang benar-benar berada di pikiran iblis itu, kau tetap mencoba untuk berteman dengannya.

Benar, bahkan di saat ia pernah membunuhmu.

Mendadak, tubuhmu kembali bergetar ketika kembali mengingat sensasi di mana Belphegor mencekikmu. Dengan cepat, kau ke luar dari kamar si kembar sembari membanting pintu dan memegang lehermu, mencoba mencari tempat sepi untuk menenangkan diri. Tindakanmu yang tiba-tiba, membuat Belphegor mengerutkan dahinya, kebingungan.

Alis milik Belphegor tertaut, berandai apakah karena ia mengusirmu dari kamarnya hingga membuat tindakanmu menjadi seperti itu? Helaan napas kasar ke luar dari mulut Belphegor, ia membantah pikirannya sendiri dengan sinis. Setelah berganti baju, Belphegor ikut melangkah ke luar dan mengabaikan bantalnya.

Ia adalah simbol dari kemalasan, tapi semenjak kau datang dalam hidupnya, ia bersedia untuk melakukan apa saja demi dirimu. Bahkan jika itu harus menguras energinya, hal yang paling ia benci.

Iris ungu dengan shade kemerahan milik Belphegor menangkap siluetmu yang berada di koridor. Tertatih-tatih, napas yang diembuskan naik turun, dan muka pucat pasi. Belphegor dengan cepat memelukmu, membuat sekujur badanmu membeku seketika.

"B-Belphie?"

"Apa kau marah karena aku mengusirmu? Maaf, aku hanya tidak enak saja kalau kau harus melihatku dalam keadaan membereskan diri," ujarnya seraya memasang ekspresi penuh kesedihan.

Kau mendorongnya pelan, tersenyum kecil. Siapa sangka pelukan dari sosok yang membuatmu berada pada keadaan menyakitkan seperti ini malah menjadi menenangkan? Sungguh hypocrite sekali yang kau rasakan.

"Tidak apa. Nah, karena kau sudah bersiap. Mari kita pergi ke sekolah dan bertanya pada Solomon," ajakmu seraya mengulas senyum, bersikap seolah semuanya baik-baik saja.

Belphegor lemah terhadapmu dan ia mulai sadar akan penyebab keadaanmu seperti ini. Ia benar-benar menyesal, tapi, tungguーbagaimana bisa kau tahu soal mimpinya?

The Scenarios ⇢Obey Me! × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang