Avatar of Greedy

3.2K 426 43
                                    

Greedy
Mammon x Reader!
.
Obey Me! © NTT. Solmare Corp.
Story © Nikishima Kumiko
.
.
.

Pagi yang gelap di Devildom kali itu membuatmu terbangun. Memasuki februari, bulan yang kau sukai setelah bulan yang memiliki libur panjang di dalamnya. Senyum sumringah terpampang di wajah mungil milikmu, kaki kecil tersebut mulai beranjak dari kasur berwarna merah muda.

Tanggal 3 bulan februari adalah festival Setsubun di Jepang. Pada festival itu, kau sering sekali bermain dengan barang-barang dan masker berbau iblis.

Setelah mengganti pakaian, kau pun ke luar dari kamar. Bertemu langsung dengan Mammon yang telah berada di depan pintu, entah apa yang ia lakukan, seperti orang yang tengah menunggu pujaan hati untuk muncul dan menentramkan segala kerisauannya.

Tatapan datar kau layangkan, "ada apa, Mammon? Pagi-pagi begini sudah di depan kamarku?"

"H-hah? Siapa juga yang menunggumu pagi-pagi buta seperti ini?! Mammon yang hebat ini cuman kebetulan lewat saja tahu! Kebetulan lewat, ingat itu, [Name]! Uh, dasar manusia!"

"Baiklah, baiklah," ujarmu seraya memutar iris malas. Langkah kakimu pun menuju kamar Lucifer, tak lupa pula diiringi oleh hentakan kaki Mammon yang mengikut dirImu dari belakang. Ia terlihat sangat resah karena ketika kau mulai mengetuk pintu kamar Lucifer.

Knock knock knock.

Tiga kali ketukan. Menammpakkan pemuda dengan helaian rambut hitam pekat, iris merahnya menatap serius pada dirimu dan Mammon. Lalu, tak lama kemudian, fokusnya melembut terhadapmu.

"Oh, [Name]? Ada keperluan apa?" tanya Lucifer dengan raut wajah yang terlihat sedikit lelah. Kau menggaruk pipimu lalu menunjukkan DDD yang sebelumnya tersimpan di dalam saku, "apa aku boleh ke luar? Kau tahu, di dunia manusiaーlebih tepatnya di tempat tinggalku, kami mengadakan festival mengenai iblis setahun sekali. Eh, tentu saja, akan lebih menyenangkan jika kalian ikut!"

Senyum tipis disunggingkan oleh pemuda bernama Lucifer tersebut. Tentu saja, ia selalu mempunyai soft spot terhadapmu dan kau kadang tidak menyadari hal tersebut.

"Menarik. Baiklah, berikan waktu untukku bersiap-siap. Jangan lupa beritahu yang lain."

Pemuda berkulit tan dengan helaian rambut putih tersebut menggeram kesal ketika melihat kedekatanmu dengan Lucifer. Sontak, genggamannya berada tepat di genggamanmu.

Mammon merasa serakah, bukan hanya karena dia adalah avatar of greedy, namun karena dia ingin memilikimu. Dia ingin kau hanya tertuju padanya. Dia ingin kau, kau dan hanya kau. Mengherankan memang, tapi Mamon yakin sekali meskipun tak bisa mengungkapkannya dengan jelas.

Kau pun berjalan, menuju ke kamar Beelzebub dan Belphegor. Tentu saja, untuk mengajak mereka berdua.

"Oi, [Name]! Jangan mengabaikanku!" seru Mammon sebal.

Kau mendengus, lalu mengelus kepalanya dengan lembut. Refleks, rona merah memenuhi pipi Mammon. Ia mengalihkan pandangan darimu, berusaha bertahan agar tidak terbuai perasaan yang menghampirinya saat ini. Beberapa menit kemudian, irisnya membulat, segera tangan tan milik Mammon menangkis lengan kecil milikmu.

Masih rona yang merah, suaranya tergagap sembari menyerukan kalimat, "aku bukan anak kecil, dasar manusia! Sudah berapa kali kubilang, huh?!"

"Uwah. Mammon jadi tsundere lagi, payah."

Leviathan datang dari belakangmu, memperlihatkan ekspresi enggan seraya memutar irisnya dengan malas. Kau mengendikkan bahu, "aku kan bukan Goldie. Mana mungkin ia akan memperlakukanku dengan baik dan jujur."

Pemuda dengan helaian rambut biru muda itu mengangguk setuju. Dahi Mammon berkedut, tak bisa membalas kata-kata yang kau lontarkan karena seperti itulah kenyataannya. Namun, apa salah kalau ia mencoba denial dengan perasaannya sendiri agar tidak menjadi serakah padamu?

"[Name] .... Aku yang pertama bagimu, kan?"

"Ugh, Mammon, berhentilah mengatakan sesuatu yang akan membuat orang salah paham," gerutu Leviathan sebal.

Kau memiringkan kepala, kemudian mengangguk. Kau mengerti akan maksud kalimatnya yang selalu diulang terus menerus, "hm, ada apa, Mammon?"

"Di festival yang diadakan nanti, kau hanya b-boleh bermain denganku, ya?! Ingat, bukannya aku peduli padamu atau apa. Tapi, harusnya kau bangga karena bisa membuat kontrak pertama denganku, sang Mammon yang hebat!"

Mendengar ocehan Mammon, kau hanya terkekeh pelan. Kembali, kau mengelus helaian putih miliknya. Dahi pemuda yang merupakan Avatar of Greed itu berkerut, mencoba untuk tetap normal.

Gila, Mammon rasanya makin jatuh padamu.

The Scenarios ⇢Obey Me! × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang