Tiga hari berlalu setelah malam itu.
Malam di mana kami mengetahui latar belakang satu sama lain, malam di mana untuk terakhir kali aku melihatnya.Ya, aku memang sengaja mengganti nomor ponsel, dan keluar dari kelas kosa kata lama yang kami ikuti bersama.
Tidak hanya itu, kini aku juga tak lagi bisa bergerak bebas di kampus, karna Doyoung selalu mengikutiku kemanapun.
Itu bisa dimengerti, Setelah apa yang terjadi, bukan hal mustahil jika kelompok mafia Baeksan memiliki rencana jahat untukku..
"Nona." Doyoung membungkuk ketika melihatku keluar dari kelas, mengundang perhatian semua orang.
"Yah!" Dengan kesal aku menariknya ke sudut koridor, sekedar menghindari keramaian. "Harus berapa kali aku bilang untuk bersikap normal di depan teman-temanku? Shit! Kau membuatku terlihat aneh."
"Maafkan aku, Nona." Gumamnya, nyaris tak terdengar.
"Somi, panggil aku Somi selama kita berada di ruang publik." Aku tersenyum horor dan mencengkram lengannya. "Jika kau berani memanggilku Nona atau membungkuk di hadapan semua orang lagi, aku akan memecatmu."
Untuk sesaat ia hanya menatapku dengan ekspresi bingung, lalu kami tertawa bersama.
Tentu saja, aku tidak benar-benar akan melakukannya."Ah, Nona—maksudku, Somi-ssi." Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, sebuah boneka kelinci berukuran super mini. "Tuan Kim menitipkan ini untukmu."
Kim Taehyung, tunanganku.
Setelah apa yang ia katakan di malam itu, aku memang memilih untuk menghindar.
Ntah kenapa, tapi sepertinya mulai sekarang hubungan kami tak akan lagi sama.Dengan ragu aku membuka secarik kertas yang terekat di bagian atas boneka tersebut.
I'll pick you up at 7.
Let's have dinner together.- K.T
Aku menghela nafas dan memasukan benda ini ke dalam tas. "Sore ini aku akan pergi dengan Chaeyoung, kau tidak perlu mengawalku."
"Maaf, Somi-ssi. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi tanpa pengawalan."
So predictable.
"It's a joke, aku tau kau akan tetap melakukannya."
"Maafkan aku, aku hanya—"
"Tunggu di sini! Aku ingin pergi ke toilet." Aku menunjuk sebuah bilik yang berada tak jauh dari tempat kami berdiri, dan pergi begitu saja tanpa menunggu jawabannya.
♾
Aku membasuh wajah dan mematut diri di depan cermin. Gosh, insomnia yang kualami beberapa hari terakhir membuat kantung mataku semakin nyata. Ini benar-benar buruk.
Dering ponsel membuyarkan lamunanku, terlihat nama 'Chaeyoung❤️' tertulis jelas di layar.
"Yah! Kau kemana saja? Kenapa tidak mengangkat—"
[Jika kau masih ingin melihat Son Chaeyoung hidup, temui aku di gerbang kampus 5 menit lagi.]
Fuck! Baekhyun, ini suara pria itu.
"A..apa maksudmu?"
[Dan ingat, datanglah sendiri.]
"You piece of shit! Jika kau berani menyakiti Chaeyoung, aku bersumpah akan—"
[Kau tau aku bisa melakukannya, Sara.] Terdengar tawa sinis di ujung telfon. [Maka lakukanlah sesuai perintahku.]

KAMU SEDANG MEMBACA
Hungaria 1980 | BBH
Fanfiction"Kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Ketika saat itu tiba, kau dan aku akan memenangkan pertarungan. Kisah kita akan berakhir bahagia." Budapest, Hungaria. 1980.