Disclaimer(!) Violence and blood.
"Tuan muda! Buka pintunya!" Terdengar teriakan panik seseorang dari balik pintu ruangan ini.
Dengan cepat Baekhyun melepaskanku dan membuka pintu tersebut.
Seperti yang kuduga, that's him, the Lucas guy."What the fuck?!" Seru Baekhyun, nyaris berteriak.
"Mereka menemukan tempat ini." Lucas menatapku sekilas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Gadis itu—maksudku, Nona Somi pasti menyimpan alat pelacak."
Shit, my phone! Aku ingat Doyoung mengaktifkan GPS di ponselku beberapa hari lalu, setelah malam terkutuk itu.
Aku bangkit dan mencari benda itu di dalam tas, namun tidak bisa menemukannya. "Ponselku! Di mana ponselku?!"
Seakan bisa membaca situasi, dengan cepat Baekhyun mengambil ponselku yang ia simpan di saku celana, lalu menekan tombol turn off.
Terlihat Lucas membaca sesuatu di ponselnya, wajah pria itu mendadak pucat. Ia nampak khawatir. "Mereka sudah hampir sampai, kau ingin aku menghubungi orang-orang kita?"
"Hell no. Dalam hal ini aku tidak bisa mempercayai siapapun selain kau dan Namjoon."
"Kalau begitu kita harus segera pergi."
"Berapa banyak yang akan datang? Aku rasa kita bertiga bisa membereskannya."
What the actual fuck? Apa dia baru saja bicara tentang menghabisi orang-orangku? Termasuk Doyoung?
"Kita tidak bisa." Lucas menatapku ragu dan memijat keningnya sendiri. "Jeon Maurer sendiri yang memimpin mereka."
"Shit." Umpatku, mengalihkan perhatian Baekhyun.
"Sara—" Ia berjalan ke arahku.
"Tuan muda, kita tidak punya waktu!" Tandas Lucas, namun Baekhyun tak mempedulikan peringatan itu.
Dengan gentle ia menangkup wajahku dan tersenyum. "Pergilah bersamaku."
What?
Is he crazy?
Jika aku pergi bersama pria ini, sama artinya aku menabuh genderang perang.
Maurer dan ayah tak akan tinggal diam, mereka pasti akan membunuh Baekhyun dan seluruh anggota keluarganya.
Tentu aku akan senang jika Byun Baeksan berakhir di tangan Maurer, tapi tidak dengan Baekhyun, of course.Bukan hanya itu, aku juga sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada orang-orang di sekitarku.
Bagaimana ibu akan terluka jika tau aku mencintai putra dari pembunuh Evelyn, bagaimana Chaeyoung akan menjadi sasaran introgasi karna dianggap tau segalanya, dan tentang Doyoung—oh god, Maurer tak pernah berpikir dua kali untuk menyakiti pengawal yang tidak becus menjagaku.Segalanya. Maksudku, tentang Baekhyun—semua ini harus tetap menjadi rahasia.
"A..apa mereka tau bahwa aku bersamamu?"
Baekhyun hanya terdiam dan menoleh ke arah Lucas.
"Tidak, Nona. Mereka bahkan belum tau informasi apapun tentang Tuan muda Baek Hyun. Kecuali jika pengawal pribadimu memberitahu—"
"Kalau begitu pergilah!" Aku refleks mendorong Baekhyun. "Aku akan turun dan mengalihkan perhatian mereka."
"Kau ikut bersamaku." Gumamnya seraya menatapku lirih. "Kumohon, kita akan pergi ke tempat yang tidak bisa—"
"Tidak, aku tidak bisa membiarkan orang-orang di sekitarku terluka. I mean, ibuku, sahabatku, pengawal pribadiku—mereka semua akan terseret dalam masalah ini." Aku meraih tangannya dan tersenyum. "Jika kau masih ingin bersamaku, pergilah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hungaria 1980 | BBH
Fiksi Penggemar"Kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Ketika saat itu tiba, kau dan aku akan memenangkan pertarungan. Kisah kita akan berakhir bahagia." Budapest, Hungaria. 1980.