"I don't fuck with you, you're stupid as bitch i don't fucking with you~"
Aku tidak bisa menahan senyum mendengar Somi menyanyikan lagu itu berulang-ulang, ia terus berteriak dan tertawa sepanjang perjalanan kami menuju lokasi camping.
"Taehyung-aah, bisa kita mampir sebentar di mini market? Aku ingin membeli beberapa camilan."
"Tentu baby." Tandasku tanpa mengalihkan pandangan dari jalan raya. This is weird, kali ini Somi sama sekali tidak protes dengan panggilan 'baby' yang kugunakan. "Kau terlihat bahagia, apa ada hal baik yang terjadi?"
"Of course aku bahagia, kita akan pergi camping." Seru gadis bermata coklat ini seraya membuka jendela mobil dan berlutut dikursi, mengeluarkan separuh tubuhnya.
"Yah! Itu berbahaya!" Sambil terus menyetir, aku menarik lengannya. Bukannya berhenti, ia justru menertawaiku.
"What the fuck, Taetae? Kau takut? Come on, kita ada di luar kota, jalanan ini sepi."
Holyshit.
Holyfuckingshit.
Did she just call me—
Dengan refleks aku membanting stir ke kiri dan langsung menginjak pedal rem, tindakanku membuat kepala Somi tanpa sengaja membentur pintu mobil.
"YAH!!!" Jerit Somi yang kini sudah kembali duduk di kursi, ia nampak mengusap-usap bagian belakang kepalanya. "YOU FUCKING—"
"Shit." Umpatku pada diri sendiri sebelum menangkup wajah Somi dan memeriksa kepalanya. "Baby, are you okay? Apa ada yang terluka? Oh my god, i'm fucking idiot."
"Yeah, you're fucking idiot." Ia meringis kesakitan sambil terus mengusap kepalanya.
"Kita ke rumah sakit sekarang."
"Yah, jangan berlebihan." Somi melepaskan kedua tanganku dari wajahnya dan tersenyum.
That smile.
Oh my fuck, the hell is wrong with you, Kim Taehyung?
"Tapi—"
"I'm okay."
"Kau yakin?"
"Ya, aku yakin. Come on, jangan kacaukan camping kita. Chaeyoung dan yang lain pasti sudah menunggu."
Aku masih terdiam seraya memperhatikannya, tidak tau apa yang harus kulakukan. Apa dia baik-baik saja? Apa dia tidak kesakitakan? Bagaimana jika cederanya serius? Dan—
"Yah, Taetae." Somi menjentikan jarinya di depan wajahku. "Kau masih shock, biar aku yang menyetir."
"No no no." Aku membenahi posisi duduk dan kembali memacu mobilku dengan hati-hati.
Perasaan macam apa ini? Kenapa jantungku berdegub kencang hanya karna ia memanggilku dengan nama itu? Kenapa fokusku hanya tertuju padanya? Kenapa rasanya seperti akan mati saat melihat ia kesakitan?
You need a help, Taehyung. For real.
"By the way, apa yang terjadi tadi? Kenapa kau berhenti mendadak?"
"Taetae." Gumamku dengan wajah datar.
"Huh?"
"Sudah lama aku tidak mendengar seseorang memanggilku dengan nama itu." Aku tersenyum samar. "Kau tau? hanya mendiang ibuku yang memanggilku Taetae. Ini mengingatkanku padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hungaria 1980 | BBH
Fanfiction"Kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Ketika saat itu tiba, kau dan aku akan memenangkan pertarungan. Kisah kita akan berakhir bahagia." Budapest, Hungaria. 1980.