Aku mengangkat sebelah alisku, menatap heran pada Kim Taehyung yang kini sedang berdiri di bawah tangga, memandangiku dengan ekspresi takjub.
"Fuck." Umpatnya seraya menutup mulut dengan punggung tangan. "Apa ini kau, Somi-aah?"
Aku menuruni anak tangga seraya melirik jam tanganku. "Taehyung-aah, kau sudah datang? Tapi ini baru jam—"
Tanpa sepatah katapun, ia berlari ke arahku dan menarik ikat rambut yang kupakai.
The fuck.
"Yah! Apa yang kau lakukan?!"
"Kau lebih cantik dengan rambut terurai." Hanya itu yang ia katakan sebelum menggenggam tanganku dan berjalan ke teras belakang mansion ini, tempat Maurer sedang berkutat dengan lintingan rokok di jarinya.
"Dasar bodoh! Aku sudah menghabiskan waktu setengah jam untuk menata rambut dan kau—" Aku berdecak kesal dan mencubit lengannya hingga ia meringis kesakitan. "Rasakan!"
"Somi-aah." Suara Maurer menghentikan langkah kami. Ia bangkit dari kursinya, lalu menatapku dari ujung kepala hingga kaki. "Apa ini Jeon Somi Duma? Adikku?"
Aku hanya memutar bola mata dan menghempas tangan Taehyung.
Ada apa dengan semua orang? Hari ini aku memang sedikit berdandan karna harus menghadiri pesta ulang tahun Kristal Jung. Tapi come on, they act too much.
"Kau sangat cantik." Maurer meraih kedua bahuku dan tersenyum dramatis.
What-the-heck.
"Hanya malam ini? Jadi menurutmu, aku tidak terlihat cantik setiap hari?"
"Yes." Tandas Maurer, membuatku membelalakan mata. Namun dengan segera ia menggelengkan kepala. "Maksudku, yes kau terlihat cantik setiap hari."
"Come on, Maurer-ssi. Kau tau Somi biasanya—" Aku melempar pandangan horor pada Taehyung sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. "Umm, aku hanya ingin mengatakan bahwa hari ini kau sedikit berbeda. Mungkin karna makeup dan dress ini?"
"Ibu dan assistant pribadinya membantuku bersiap-siap."
"Dengan atau tanpa makeup, adikku tetaplah yang tercantik." Ujar Maurer seraya memelukku namun aku buru-buru mendorongnya.
You know, i'm not interest with this kind of shit.
"Kami harus pergi." Aku menggandeng lengan Taehyung, sekedar untuk menghindari Maurer. "Jangan kirim siapapun untuk mengawalku, aku ingin bersenang-senang malam ini."
"Baiklah, tapi tunanganmu harus tau bahwa—"
"Bahwa Somi dilarang menyentuh liquor, dilarang turun ke dance floor sendirian, dilarang bicara dengan orang asing, dan dilarang berada jauh dari pandanganku." Kim Taehyung menyelesaikan kalimat Maurer yang sudah ia hafal di luar kepala.
"Kau melupakan satu hal." Maurer menatap pria itu dengan tajam seolah ingin menelannya hidup-hidup.
Taehyung menghela nafas dan mengalihkan pandangannya padaku. "No sex berfore marriage."
Ewh!
.
Taehyung baru saja membuka pintu Phorsce Panamera ini untukku, ketika lagi-lagi aku mendapatinya sedang menatapku dengan pandangan nakal.
What the fuck is wrong with him?
"Berhenti menatapku seperti itu." Bisikku seraya masuk ke dalam mobil mewah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hungaria 1980 | BBH
Fanfictie"Kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Ketika saat itu tiba, kau dan aku akan memenangkan pertarungan. Kisah kita akan berakhir bahagia." Budapest, Hungaria. 1980.