CHAPTER 33; She said, "I wake you up!"

1.3K 173 37
                                    

"Terus?"

Yibo menelisik He Peng yang sepertinya tidak memperhatikannya sama sekali. "Niat dengerin ngga, babi?"

He Peng menegakkan badan langsung, "Iya pak boss, denger kok. Jadi waktu mabuk, senior Xiao ngomongin pak boss. Dan sekarang pak boss minta saran sama rakyat jelata ini. Sesungguhnya pak boss, rakyat jelata ini taunya ngewe doang, ga tau masalah yang lain."

"Iblis kamu!"

He Peng tertawa sampai membenturkan kepalanya ke dinding. Hening setelah ia berhenti tertawa. He Peng melirik kesamping, dari raut wajah Yibo sepertinya masalah ini tampak serius. He Peng menegakkan posisi duduknya lagi, menghadap kesamping Yibo, "Pak Boss, waktu Pak Boss di Jerman, Senior Xiao kucar-kacir cari Pak Boss dimana. Aku sampe diancem tititku disembelih, senior Xiao kejam juga ya."

Yibo diam.

"Pak Boss... bukannya mau nyinggung atau gimana, tapi ada baiknya kalo Pak Boss berhenti buat balas dendam." Saran He Peng.

Yibo mengerutkan dahi samar, menoleh pada He Peng dengan wajah datarnya, "Aku lagi ngga balas dendam."

Jelas saja He Peng bingung. Aksi Yibo yang menjauhi Xiao Zhan juga beberapa kali menyinggung Xiao Zhan, bukankah itu namanya balas dendam.

Yibo bersender, menutup mata juga menghirup nafas dalam-dalam. Menikmati semilir angin yang lewat. Kulit putihnya yang terkena matahari semakin bersinar. "Aku cuman mau berdamai sama suasana, dia yang bilang jauhin dia kan? Aku turutin. Dia bilang dia ngga suka kalo aku suka sama dia, aku turutin. Dia mau aku ngejauh, aku turutin. Apa yang salah dari itu?"

Bahu He Peng merosot, tatapannya melembut. Cara yang Yibo pakai itu bukankah salah? Harusnya Yibo mempertegas perasaannya pada Xiao Zhan, bukan bermain dengan api seperti ini. Mereka berdua bodoh sekali, baik itu Xiao Zhan maupun Yibo. He Peng bertanya-tanya, kapan mereka berhenti saling menyakiti seperti ini?

"Tapi dia datang, ngehancurin pertahanan aku. Pas pertama aku baru masuk, dia lari-larian ngejer aku, teriak-teriak nama aku. Tau ngga? Aku pengen banget langsung meluk dia disitu, aku pengen bilang ke dia 'Aku masih suka sama kamu, aku masih sayang sama kamu'. Aku mati-matian buat nahan diri, untung aja Meihe datang."

He Peng tersenyum tipis, memegang sebelah pundak Yibo, "Bung, aku ngga tau kamu setulus ini sama Xiao Zhan. Aku kira kamu bakal nyerah gitu aja, salut banget aku sama kamu. Tapi bung, kamu harus pilih antara mempertegas hal ini ke Xiao Zhan atau semakin membuat diri kamu terpuruk. Karena jujur aja, meski kamu bayar aku segede berapapun, aku tetep bakal mikir kalian tuh bodoh tentang cinta. Jadi buat keputusan kamu, jangan saling nyakitin kek gini. Ada baiknya to the point."

"Aku..." Yibo tampak merenung. Namun He Peng tau, Yibo tidak akan menjawabnya. Karena Yibo sendiri juga bingung saat ini, He Peng memahaminya.

"By the way, Meihe itu siapanya kamu? Kelietan deket banget, ga mungkin sodara kan, kamu aja anak tunggal. Atau sepupu? Jangan bilang kalo pacar, baru aja tadi aku ngomong kamu tulus sama Xiao Zhan."

Yibo mengusak-usak rambutnya. Ternyata benar dugaannya selama ini, banyak yang salah paham dengan dirinya dan Meihe. "Dia bukan sepupu, saudara atau temenku, Meihe itu..."

"WOY! LIET TUH, ANAK KELAS 3 JAMBAK-JAMBAKKAN SAMA ANAK KELAS 1!"

"MANA ADA JAMBAK-JAMBAKKAN JING, KOK KEK FIGHTER SAMA SAMSAK AJA DAH."

"UKE VS CEWEK ANJER, LEGEND NIH. REKAM! REKAM!"

"ITU NGAPAIN ANYING?! EH, EH! YANG UKE KOK DIEM AJA DITABOK GITU?!"

"BAKSO MANA BAKSO?!

"YOK BELI CILOK SEBUNGKUS CUMAN GOCENGAN."

Teriakan heboh dari murid-murid dibawah mengarahkan He Peng untuk melihatnya. "Bung, ga mau liet?"

BABY DON'T STOP [YIZHAN] | END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang