"Jun, lo tau kan gue sayang banget sama lo? Lo juga tau kan, gue bakal setia nungguin lo buat balik ke Indonesia? Jadi, jaga diri baik-baik ya, Jun."
Arjuna menghela napasnya, "gue di Adelaide gak sampe satu tahun lho, Ell. Kita juga masih bisa face call setiap hari kalo lo mau. Gue juga bisa sesekali balik ke Indo kalo jadwal dan assignment gue gak padet."
"Tapi kan tetep aja beda!"
"Ssst! Tuh liat, gue bahkan gak ada apa-apanya dibanding cowok lo yang on-time 24/7 buat lo." Bisik Arjuna sambil melirik Kyle yang ada di belakang gue.
"Nih, lo baca dan liat sendiri yaa, gue mohon. This is one of many reason i choose to do study exchange." Lanjut Arjuna yang masih berbisik dan memberikan gue sebuah kotak berukuran sedang.
Gue menatap kotak itu cukup lama. Kemudian bayangan pembicaraan gue dan Arjuna 4 tahun lalu kembali lewat.
Arjuna mungkin sadar waktu gue gak bersuara karena sibuk menatap kotak yang dia kasih, makanya dia menarik gue ke dalam pelukannya, dan mengusap halus pucuk kepala gue.
"Jay, Sam, Kyle, gue titip anak manja satu ini ya. Kunci nya cuma satu, banyakin sabar."
"Lo mau pisah juga masih sempet ngajak ribut ya." Kata gue sambil meninju pelan perut nya, dan Arjuna cuma tertawa sebagai respon.
"Mohon sesi menye-menye ini segera disudahi. Dan bagi saudara Arjuna diharapkan untuk segera check-in, karena pesawat lo take-off 20 menit lagi, monyett!!!"
Dan ya, perpisahan gue dan Arjuna ditutup dengan omelan Jayden.
***
"Lo galau ya, Ell, ditinggal Bang Jun?" Tanya Sam, yang malem ini lagi-lagi numpang makan di rumah gue.
"Iya, lah. Lo bayangin aja ditinggal sahabat 4 tahun kenal."
"Yaelah, Bang Jun pergi cuma 6 bulan kali."
Gue cuma membuang muka sebagai respon ucapan Sam barusan. Karena beberapa hari ini, semua orang bilang hal serupa.
"Tapi anyway strawberry busway, galau yang gue maksud itu, galau yang kayak abis putus, atau yang kayak ditinggal gebetan pas lagi sayang-sayang nya."
"Lo mau gue masukin blender bareng buah naga, nih??!!"
Btw, gue emang lagi bikin jus buah naga, guys.
"Sensi lo, kayak masker."
"Apa si, jokes lo bapak-bapak banget."
"No offense, nih. Tapi gue liat-liat, lo emang kayak yang tadi gue bilang, Ell. Galau yang kayak abis putus atau galau yang kayak ditinggal gebetan pas lagi sayang-sayangnya."
"Iya, makasih pendapatnya."
"Coba tanya sama diri lo sendiri. Kalo udah ketemu jawabannya, tell me later. There's no one deserve to be date with people who in love with two guys in the same time."
"Gue gak suka sama Arjuna in that way! Jangan sok tahu, you cross the line, Sam."
Sam mengangguk sebelum akhirnya berkata, "tapi gue kasih tau sekali lagi, ask yourself, Ellina."
Truth be told, i had a mixed feeling setelah Arjuna berangkat ke Adelaide. Apalagi Kyle juga lagi sibuk kayaknya, karena akhir-akhir ini dia jarang muncul, baik di kampus maupun di notifikasi ponsel gue.
Gue gak tau, tapi gue ngerasa gak ada tempat yang aman untuk gue berbagi cerita tentang Arjuna. Karena little did people know, Arjuna punya tempat khusus di hati gue, but surely not in romantic way.
Tapi sayangnya keyakinan itu mulai goyah setelah gue baca surat yang Arjuna kasih before he left. Ditambah ucapan Sam barusan.
Gue bingung. Apa gue merasa sendiri dan kosong setelah Arjuna pergi, atau gue merasa sendiri dan kosong karena Kyle yang sibuk?
Sejujurnya, gue juga berekspektasi kalo Arjuna pergi dengan alasan obrolan gue sama dia 4 tahun lalu. Tapi sayangnya, gue salah. Dan bodohnya gue kecewa karena hal itu.
4 years ago.
"Lo fall in love at the first sight ya, Jun, sama gue?"
Arjuna ketawa, ketawa ngeledek. "Lo emang orang yang over confident ya, Ell?" Tanya nya balik.
"Ish! Gue serius. Kalo emang jawabannya nggak, terus kenapa lo modus malakin gue waktu di taman???"
"Gue bukan modus, tapi dompet gue emang ilang. Kan gue juga bilang waktu itu."
"Lo pikir gue gak liat, ada duit 100 ribu di balik casing hp lo???"
"Masa??? Gue lupa, sih, soalnya udah lama."
Gue menjewer pelan telinganya. "Lama apanya? Padahal hari ini persis satu bulan waktu lo malakin gue di taman."
"Yaudah iya, gue jujur. Waktu liat lo di taman waktu itu, gue kayak yang 'ah cocok, nih, cewek jadi bestfriend gue', gituuuuu."
"Gue gak percaya."
Arjuna menggeleng-gelengkan kepalanya, speechless.
"Biar gue percaya, gimana kalo one time we fall in love with each other, konsekuensi nya dia harus pergi. Pergi sampe dia bisa menghilangkan perasaan itu dan siap untuk balik jadi sahabat."
Dan tanpa ragu Arjuna menyetujuinya. "Deal!"
I'm surely remember, setelah Arjuna setuju sama saran bodoh itu, gue merasa kecewa. Hari itu gue denial dan gak begitu paham kenapa gue harus merasa kecewa.
But today, akhirnya gue sadar.
I'm lowkey fell for Arjuna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Chat
FanficFind your gebetan on Anonymous Chat. ©grl-unknwon, 2020. was : #1 in treasurelokal #1 in aukpop