23. Ellina

38 4 0
                                    

Gue hampir jatoh dari kursi begitu membaca chat dari Kyle, beruntung Isa berhasil menahan lengan kiri gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue hampir jatoh dari kursi begitu membaca chat dari Kyle, beruntung Isa berhasil menahan lengan kiri gue.

"Lo kena jumpscare film horor apa, Kak? Kaget banget kayaknya." Tanya Isa sambil melirik ponsel gue. Gak tau deh itu pertanyaan serius atau gimana.

Kemudian tanpa ragu akhirnya gue menelphone Kyle. Karena kali ini gue yang harus meluruskan keadaan dan perasaan.

Telephone terangkat. Tapi tiba-tiba mulut gue mendadak gak bisa diajak kompromi karena gak bisa mengeluarkan suara apapun. Di seberang sana Kyle juga gak bersuara.

"Lagi di stand sosis bakar bareng Isa." Stupid Ellina! Hampir 3 menit bisu, tapi mulut bodoh gue malah mengucapkan kalimat gak jelas.

"Oh iya, Kak, oke."

K-kak???

"Ini Evan, Kak Ell. Kyle udah tumbang nih di samping gue."

OOOOOH EVAN.

"Kalian minum???" Gue baru sadar kalo Evan menggunakan kata 'tumbang' instead tidur.

"Enggak! Eh, iya. Tapi gue nggak ikutan, Kak. Kalo Kyle sebelum manggung emang udah nyicip dikit-dikit kata Bang Jayden. Makanya yang lain masih pada sadar dikit tapi Kyle udah tumbang."

"Kyle dimana?"

"Disini."

Gue mendengus pelan, "disini dimana? Apart Kyle?"

"Iya. Eh nggak, ini di studio nya tapi. Btw, Kak Ell, Kyle tidur di sofa tau kasian banget dah. As you know, sofa di studio dia sekeras apa."

"Iya, ini gue udah di parkiran kok."

"Oh. Oke, Kak. Hati-hati ya pulangnya. Sampe rumah langsung tidur aja, Kak, ini udah malem banget."

"Gue mau ke Kyle, Evan, bukan pulang."

"Ya sama aja gak si, Kak?"

"Beda lah, Evaaaaan. Lo pinter tapi kok gak pinter deh???"

"Sama, Kak." Ada jeda beberapa saat sebelum Evan melanjutkan ucapannya. "Kyle kan juga rumah buat Kak Ell. JIAKHHHHH."





Begitu sampe di studio, gue langsung di sambut sama bau yang campur aduk. Bau parfum yang udah tercampur keringet dan minuman.

Evan terkekeh pelan ngeliat ekspresi wajah gue lalu berbicara tanpa dosa. "Kyle udah balik ke Apart 15 menit yang lalu, Kak."

Gue mau mengumpat tapi Evan terlalu gemes buat menerima umpatan gue. Jadi gue langsung pergi setelah memberikan beberapa susu beruang buat anak-anak yang udah gak sadarkan diri di studio.



Kayaknya gue udah cukup lama berdiri di depan pintu Apart Kyle. Nggak, bukan karena Kyle belom bukain gue pintu. Tapi karena gue abis berdiskusi sama diri sendiri. Gue bingung harus menekan intercom dulu atau langsung masuk karena gue punya duplikat kartu akses yang dikasih Kyle beberapa waktu lalu.

Akhirnya dengan berat hati gue memilih untuk langsung masuk. Kemudian menghela napas lega karena semua lampu mati, dan itu artinya Kyle pasti tidur.

Kemudian dengan santai gue menuju meja pantry buat meletakkan makanan yang gue bawa, tapi tiba-tiba lampu nyala. Lalu muncul lah Kyle yang cuma pakai sehelai handuk dari kamar mandi.

Gue melotot, kemudian memerhatikan Kyle dari kepala sampai kaki baru akhirnya sadar kalo dia setengah telanjang. "KYLE!!!"

Kyle terkekeh. "Curang banget, masa ngeliatin badan aku dulu baru tutup mata."

Ya wajar gak sih? Badan sebagus itu masa gak gue liatin??? WKWKWKWK MAAP.

"Pake baju sana cepet!"

"Peluk dulu sini."

"Pake baju dulu baru peluk."

"Sekarang peluk dulu, abis itu aku pake baju, terus lanjut lagi peluk nya. Soalnya kamu udah masuk tanpa izin jadi gak boleh pulang tanpa seizin aku. Ini juga udah hampir jam 12 malem. Kamu nekat banget, kangen nya gak bisa ditahan dulu emang?"

Kali ini gue gak cuma menutup mata, tapi langsung memutar badan membelakangi Kyle. Malu banget, panas dingin gue.

"Bacot. Yaudah cepet, ih."

"Oke."

"HEH, kok sekarang peluknya??! Kan aku bilang pake baju dulu!" Gue merinding karena Kyle tiba-tiba meluk gue dari belakang.

"Diem dulu, sayang. Aku kangen."










"Udah makan?" Tanya Kyle setelah dia selesai memakai baju di kamar, menyusul gue yang lagi duduk di sofa.

Gue menggeleng. "Ini aku bawa makanan, ayo makan."

Kyle menangkup kedua pipi gue tanpa aba-aba, "aku mau makan kamu aja boeh gak si?"

"Kanibal." Jawab gue sambil menyingkirkan tangannya dan membuat Kyle tertawa puas.

Gue tau Kyle emang clingy boyfriend kinda type, terus anak nya juga touchy, tapi gak pernah kayak begini banget, gila??! Kayaknya karena masih ada side effect dari 'minuman' nya sih menurut gue.

"Ell, eh maksud aku sayang, aku mau makan indomie aja deh. Bukannya aku gak mau makan makanan yang kamu bawa ya sayang, tapi kayaknya indomie lebih pas buat hangover gini."

"Yaudah tunggu sini biar aku masakin."

Asli. Selama masak sampe gue selesai dan menuju ruang tengah, mata Kyle gak pernah lepas dari gue. Pengen banget gue colok pake chopstick tau gak.




"Ini kita lagi make up ya kayak lagunya Sam Kim." Celetuk Kyle setelah indomie nya habis. Gue tau ini waktunya buat kita ngomong serius soal masalah kemarin. Jadi walaupun indomie gue belom habis, gue tetap menggeser mangkok itu menjauh, huhuhu😣

"Iya. Maaf ya Kyle..."

Kyle memutar tubuhnya menghadap gue. "Maaf kenapa?"

"Maaf karena kemaren aku sempet bingung sama perasaan aku sendiri."

"Sekarang juga masih bingung?"

Gue menggeleng.

"Oke, kalo gitu maaf kamu aku terima."

Gue menatap Kyle gak percaya. "Udah begini doang???"

Kyle mengangkat alisnya, "terus gimana lagi?"

"Oh iya juga sih." Jawab gue akhirnya, karena bingung juga gue, emang sesi minta maaf sesederhana dan sesingkat ini ya?

"Kenapa? Kamu mau begini?" Tanya Kyle sambil sebelah tangannya meraih pinggang gue mendekat.


"Atau begini?" Kyle mendekatkan wajahnya ke wajah gue. Then, his lips start kissing me softly.

😫😫😫😫😫😫

Anonymous ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang