Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
adam ayo kita ketemu
YG BENER LO RA INI GAK LAGI DI BAJAK KAN
iya. besok malem ya nanti gue shareloc pastinya dmn c u tmr 👋
***
Pantesan Mami bikin berbagai macam kue semalem, ternyata Adek-adek nya Mami, alias Tante-tante gue yang tinggal di negeri seberang, bertamu ke rumah gue hari ini.
Capek banget. Gue dibikin repot seharian ngejagain bocil-bocil, sedangkan para mother asik ngobrol karena udah hampir setahun gak ketemu, katanya.
Jangankan nyentuh ponsel, mandi pun gue gak sempet, padahal hari udah gelap hampir maghrib. Tapi, adaaaa aja yang memerintah gue.
"Kak."
Kan. Baru juga gue bilang.
Masalahnya, gue baru lima menit merebahkan diri di sofa, tapi salah satu Tante gue udah manggil lagi.
Mau disuruh apa lagi nih gue.
"Ty, gak punya rasa prikeponakan banget, sih??? Aku belom ada lima menit, lho, ini rebahan. Masa mau diperintah lagi???" Cecar gue, padahal Tante gue belum bilang apa-apa.
"Kamu tuh ya, sama Tante sendiri kok berburuk sangka aja?"
"Yaaa abisnya dari tadi kan, Onty manggil-manggil aku cuma buat memerintah. Aku berasa lagi di jajah in personal way, tau gak?"
Tante gue mengibaskan tangannya di depan muka gue. "Hush, lebay banget kamu, nih. Persis kayak Mami mu." Katanya yang kemudian menyerahkan dua lembar uang seratus ribu ke gue.
"Maksudnya apa, nih, Ty? Kalo mau ngasih perintah yang jelas dan lugas, donggg. Jangan bikin aku berharap kalo uang ini buat aku."
"Bawel banget kamu! Ini ambil, sebelum Onty masukin lagi ke Bank. Terus kamu jajan sana, Onty kasian kamu malem minggu bukannya nge-date, malah momong bocah."
Dengan semangat gue merebut uang tersebut dan melarikan diri ke kamar gue.
Selesai mandi, gue memutuskan untuk pergi ke Minimarket yang letaknya gak jauh dari Perumahan gue. Karena stock camilan gue udah dihabisin sama bocil-bocil di rumah, huh.
Di pertengahan jalan, gue baru inget kalo gue gak bawa ponsel! Eh, tapi gapapa deh, itung-itung puasa social media seharian ini, xixixi.
—
Beres membayar semua belanjaan, gue duduk di kursi yang disediakan di halaman Minimarket. Ceritanya mau menghabiskan ice cream yang baru aja gue beli biar gak diminta sama bocil-bocil di rumah.
Hehe, orang pelit detected.
Waktu gue memperhatikan sekitar, gue ngeliat satu cowok lagi menelungkupkan kepalanya di meja, kayaknya sih lagi tidur.
T-tapi, postur badannya mirip banget sama Kyle!
Mas parkir kayaknya sadar kalo gue lagi memperhatikan cowok tersebut, makanya dia bilang, "Temennya bukan, mbak? Udah dari jam 5 tuh dia duduk disitu. Coba samperin dulu dah, mbak."
Gue bingung banget. Nanti kalo gue deketin tapi ternyata bukan Kyle, gue yang malu dong???
Tubuh gue tanpa aba-aba udah melangkah mendekat, padahal otak gue masih mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan jelek.
Gue melihat sekeliling sebelum menepuk pelan bahu cowok tersebut.
Beruntung gak ada yang memperhatikan. Jadi seenggaknya, kalo cowok ini bukan Kyle, gue gak bakal malu-malu banget.
Dia mengangkat kepalanya.
"Kyle???"
Nyawa Kyle kayaknya belum sepenuhnya terkumpul, makanya dia gak merespon gue.
Gue lihat-lihat, tampilan Kyle rapih banget. Tipikal cowok yang mau ketemu pacarnya.
"Lo ganteng banget??? —Eh maksud gue, lo ngapain tidur disini???"
Fix. Ellina super duper mega stupid.
"Lo serius udah disini dari jam 5 sore tadi?" Tanya gue sambil memberikan sebotol air mineral pada Kyle yang baru aja selesai cuci muka di toilet Minimarket.
Kyle meneguk minumannya sebelum bertanya, "Tau darimana lo?"
Gue melirik Mas Parkir yang sibuk mengarahkan satu mobil yang hendak keluar halaman Minimarket. "Tuh."
"Ih serem banget, Gila! Berarti selama gue disini, dia merhatiin gue terus ya." Kyle bergidik ngeri, membuat gue tertawa.
"Mungkin karena lo ganteng. Eh, lo rapih banget ini, mau kemana? Mau pacaran ya?"
Padahal belom ada 15 menit gue ngobrol sama Kyle, tapi gue udah dua kali kelepasan bilang doi ganteng.
"Ah, nggak. Gue emang biasanya se-rapih ini kali, Ell. Dan fyi gue jomblo, kalo lo lupa."
Gue cuma mengangguk kemudian melirik jam di tangan Kyle.
"Udah hampir jam 9, tuh. Balik sana lo, lanjutin tidur dirumah aja."
Gantian Kyle yang melirik jamnya. "Temenin gue makan dulu dong, Ell. Lega gak lo?"
"Ya lega, sih. Cumaa..."
Gue memperhatikan penampilan gue yang beda 180° dari penampilan Kyle. Piyama yang cuma dilapis Hoodie kumuh, sandal rumahan, dan messy hair. Gak banget deh.
Kyle menangkap pergerakan mata gue.
"Yaelah, lo cantik kok. Ayo buruan!" Kyle mendahului gue berjalan ke motornya, meninggalkan gue dengan ekspresi 😳
—
"Hehehe, makasih ya, Ell, udah nemenin gue makan."
Gue menepuk-nepuk pelan perut gue, "Noooo! Justru gue kali yang harusnya say thankyou. Nih liat, perut gue jadi gembul abis lo traktir makan sepuasnya."
Kyle ketawa.
"Santai. Itung-itung gue sedekah sama fakir."
Gue melotot dan bikin Kyle ketawa lagi.
"Bercanda fakir," lanjutnya.
"KYLE!"
"Eh bentar deh, Ell." Tangan kanan Kyle mengarah ke kepala gue.
"Kenap— HEH!"
Ternyata Kyle ngelepas scrunchie yang ada di rambut gue, dan memamerkan benda itu ke hadapan gue sambil tersenyum lebar.
"I'll give it back to you when i see you. Bye cantik!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.