24. Kyle

68 4 0
                                        

Suara panggilan masuk yang gak pernah berhenti akhirnya berhasil membangunkan gue siang itu. Tapi ternyata suara itu bukan berasal dari ponsel gue, karena ponsel gue menampikan 'No Older Notification'.

Kemudian gue baru sadar kalo ada ponsel lain yang lagi di charge di meja. Setelah menekan tombol power di ponsel tersebut, gue otomatis berdiri karena panik.

5 Missed Call from Mommy, 15 Missed Call from Sam, 10 Missed Call from Jayden, 7 Missed Call from Liana.

Mati gue kalo sampe ketauan menyelundupkan Ellina di Apart gue semalem.

"Ellina." Panggil gue sambil berjalan keluar kamar. Mencari keberadaan cewek cantik tersebut a.k.a cewek gue.

Kemudian Ellina muncul dari balik meja pantry sambil tersenyum lebar. "Akhirnya bangun juga."

SHIT! ELLINA GEMES BANGET PAKE BAJU GUE. BAJU GUE! Bajunya kebesaran dan jadi one piece oversized di badan dia. Terus kayaknya Ellina sadar kalo mata gue checking her out from head to toe.

"Hehehehe, aku pinjem ya ini." Katanya sambil merentangkan tangan singkat. "Tadi pagi aku juga pinjem washer machine kamu buat cuci baju yang aku pake semalem. Abisnya baju aku udah gak karuan apa baunya karena abis dari kerumunan fans kamu tuh."

Gue mengangguk, masih belom bisa melepaskan pandangan dari kegemasan di hadapan gue ini. Arghhhh! Kalo begini sih gue rela deh risk my own life buat menyelundupkan Ellina di Apart gue selama-lamanya.

"Kamu gak usah pulang aja lah, Ell. Gemes banget aku. Mau makan kamu lagi rasanya."

Ellina melotot, kemudian di kedua pipinya samar-samar muncul semburat merah, membuat gue otomatis menangkup kedua pipi itu gemas. "HAHAHAHAHAH SAYANG AKU BLUSHING NIH."

"Dih, bocah freak." Ujar Ellina sambil menjauhkan tangan gue dari pipinya dan berjalan menjauh menuju kamar gue.

"Kamu nungguin aku bangun ya?" Tanya gue dan kembali berbaring di kasur, sedangkan Ellina duduk ditepi kasur sambil memainkan ponsel nya.

"Nggak usah geer! Aku nungguin baju aku kering tau. Kan gak mungkin aku pulang ke rumah pake baju kamu gini. Nanti dikira apa-apa lagi sama Mami sama Sam."

Nada bicara Ellina sedikit kesal, kayaknya bete karena gue godain tadi. Tapi hal itu malah bikin gue semakin semangat to tease her.

"Kan emang ada apa-apa semalem. ADUHHH!!! Sakit tau sayang." Juara banget emang cubitan Ellina kalo lagi salting.

"Aku gak mau ke Apart kamu lagi lah besok-besok."

Gue terkekeh pelan. "Kamu masih malu ya karena yang sema— IYA IYA MAAF SAYANG." Ucapan gue otomatis terpotong karena Ellina lagi-lagi mencubit perut gue.

"Kyle, kamu nih dari semalem sayang-sayang mulu panggilnya. Emang aku pacar kamu???"

"Iya. Emang aku bukan pacar kamu?"

"Eh? Enggak, bukan gitu maksud aku, tapi..."

Hampir 10 menit berlalu tapi Ellina gak juga meneruskan ucapannya, jadi karena daritadi dia duduk dengan posisi membelakangi gue, akhirnya gue menariknya untuk ikut berbaring, kemudian berbisik, "Aku bukan temen kamu, Ell, for sure. Because friends wouldn't kissed you like me do last night."

Ellina memeluk gue dan menyembunyikan wajahnya, sebuah respon yang gak gue duga sama sekali. "Bacot banget! Kiss mulu otak lo kayaknya dari semalem."

Gue terkekeh pelan, kemudian memaksa Ellina untuk menatap gue, "sini liat aku dulu sebentar, jangan ngumpet."

"Lima menit."

"Oke. Lima menit berarti 300 detik ya sayang. Aku itung nih, 1, 2, 3, ...... , 298, 299, 300! Mana muka cantiknya, ayo tunjukkin."

Ellina menghela napas cukup keras baru akhirnya menatap gue.

"Nah." Kemudian gue menatap Ellina lama, memotret setiap jengkal wajah cantiknya di dalam kepala gue.

"Cepet, kamu mau ngomong apa? Jangan ngeliatin doang, ih, aku malu!"

"I love you, Ellina Arabelle. Walaupun terkesan cliche, tapi aku tau kalo kamu mau dengar pernyataan itu dari aku. And once again, i do really love you since the beginning."

Setelah mendengar pernyataan gue, mata Ellina kehilangan fokusnya untuk beberapa saat, tapi detik berikutnya matanya justru mengunci mata gue lebih dalam.

"I'm bad with words, but I hope you're good in reading eyes."

Ucapan Ellina berhasil membuat gue tersenyum, kemudian detik berikutnya Ellina kembali menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan gue.

"Eumh, Kyle..." Panggil Ellina tiba-tiba dengan suara yang teredam setelah beberapa menit diam.

"Hm?"

Ellina mengendus-endus pelan tubuh gue, kemudian mengangkat wajahnya menatap gue dan terkekeh. "You smell like love."

"HAHAHAHAHA siapa yang ngajarin???"

"Itu tadi pas aku peluk kamu sebenernya aku lagi mikir. Kira-kira pickup line apa yang gak cringe dan pas buat aku ucapin di moment begini."

Gue tersenyum dengan rasa bangga sambil mengusap lembut surai hitam Ellina.

"By the way, i owe you an apology for cursed on you in ours first hello, Kyle."

"It's not a big deal, babe. But anyways, waktu itu mungkin emang first hello, tapi itu bukan pertama kalinya kita ketemu."

"Wait, WHAT??! Kita pernah ketemu sebelum kejadian aku ngatain kamu di mobil Jayden??? Kapan? Dimana? —Eh sebentar! Kamu jangan bersuara, aku angkat telphone mami dulu."

What a good timing. Thanks Tante Mel, gue jadi gak perlu ceritain panjang lebar deh sama kalian semua✌🏼

Anonymous ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang