(10) - Beda -

5 0 0
                                    

"Oke." Anna langsung pergi tanpa penjelasan.

"Lah bocah!" Umpat Brandon.

Brandon yang malas mencari pinjaman seragam khas memutuskan untuk berpura-pura sakit, ia berharap pidatonya bisa digantikan oleh rekan OSISnya.

Tak lama dari itu. "Nih!" terlihat seragam khas lengkap bersama almet osis dihadapannya.

"HAH?"

"Makasih dong!"

"Naa lo bisa dapet darimana astaga, gue kira lo ninggalin gue gak mau bantu."

"Apa guna kopsis Kakak Ketua OSIS. Trus dapet pinjeman dari Kak Rendi almet OSISnya."

"Naaa terima kasih banyak." Reflek Brandon memeluk Anna sekilas lalu meninggalkannya.

"Dih apaan si." Batin gadis itu.

Upacara pun telah selesai dilaksanakan, selepas acara peringatan ulang tahun sekolah dan serah terima resmi jabatan OSIS kini Brandon sudah bukan lagi ketua OSIS karena ia sudah duduk dibangku kelas 9.

Anna juga tidak menerima tawaran OSIS, menurut dia itu bukan hal yang cocok untuknya OSIS memiliki tanggung jawab besar, bukan hanya sekedar jabatan yang dipamerkan.

Ketika Anna, Elsa, Zofa, dan Tessa asik bercakap di kantin, terlihat Brandon yang baru saja masuk langsung berjalan ke arah mereka.

"Gais gais, Kak Brandon jalan kemari." kata Zofa sumringah.

"Siang Kak." sapa Zofa dan Tessa bebarengan.

"Halo siang semua. Gue ada perlu sama temen kalian boleh?"

Zofa dan Tessa langsung diam tidak menjawab beda dengan Elsa yang antusias. "Ya Kak bawa-bawa aja Anna hehehe.."

Anna yang malas berdebat langsung mengikuti Brandon.

"Eh temen lu tuh, diincer cowok-cowok mulu prasaan." ucap Tessa tiba-tiba.

"Emang kenapa?" Elsa melihat Tessa curiga.

"Ya lo liat aja sendiri dia sering dihina cewek murahan tapi gak nyadar aja." sarkasnya.

"Lah? Kita kan temen Anna kita yang lebih tau Anna, ngapain harus dengerin gunjingan orang lain Tes?"

"Tapi kan kita jadinya kayak bayang-bayangannya aja El." sahut Zofa.

"Lo berdua iri?" tebak Elsa. Mereka tidak menjawab, suasana pun menjadi canggung.

Di sisi lain Brandon sedang berbincang dengan Anna di taman belakang sekolah.

"Apa Kak?"

"Ntar pulang bareng gue ya, gue ajakin ke toko buku dulu."

"Oke." Anna bergegas pergi dari situ, sebab ia sangat malas berurusan lagi dengan Siska karena ia tau Siska sudah masuk sekolah.

"Lah bocah! Kebiasaan!"

Sekembalinya Anna ke kantin ia merasa ada yang berbeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cewek KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang