(8) - Sabar -

8 1 0
                                    

Brandon tidak peduli jika ia menjadi sorotan beberapa siswa-siswi yang melakukan acara keakraban di luar kelas. Tujuannya sekarang hanyalah meminta kepastian.

"Keluar lo!" Brandon menggebrak pintu dengan cukup keras.

"Santai woi! Siapa yang lo maksud?" balas salah satu cowok di dalam kelas itu.

"ELO!" mata elangnya menatap seseorang yang tengah bercengkrama dengan temannya

"Gue?" kata seseorang yang merasa ditatap itu.

"Ada masalah apa lo? Lo mau celakain Anna?" Brandon mencengkeram kerah siswa itu.

"Lo jangan marah-marah dong! Gue nggak tau apa-apa!"
"Lo pasti tau Arga!"

"Anna? Anna yang kemarin gak sengaja gue timpuk?"

Satu pukulan tepat mengenai rahang bawah kanan Arga.

"Santai dong!" Arga membalas dengan pukulan yang tak kalah keras.

Seketika seisi kelas itu pun langsung berkerumun dan berusaha memisahkan dua jantan yang dikuasai emosi itu.

"Gue dari pagi gak keluar kemana-mana woi! Mana tau Anna kenapa-kenapa!"

"Gu.. gue tau!" ucap salah satu cowok berkacamata di kelas itu.

"Tau apa lo?" ketus Brandon.

"Ta.. tadi pagi, gu.. gue disuruh Siska buat bilang ke adek kelas. Ka.. kalo dia disuruh ke mulmed 3.."

Belum sampai cowok itu selesai berbicara, Brandon sudah melesat mencari Siska. Mungkin hari ini semua sedang berpihak kepada Brandon, ia melihat Siska sedang duduk dibangkunya.

"Lo!" tunjuk Brandon tepat di wajah Siska.

"Kenapa sih nunjuk-nunjuk?"

"Lo itu cewek! Tega lo lukain sesama cewek!" tutur Brandon sembari menahan emosinya.

"Maksud kamu apa sih? Aku nggak ngerti!"

"Gak usah sok!" tangan Brandon sudah tak kuasa menahan untuk memukul, ia lampiaskan pada meja.

"Kamu jangan gitu dong, dilihatin sa.."

"Ikut gue ke ruang BK!" tukas Brandon dengan tegas.

"Aku nggak salah apa-apa!" Siska bersihkeras membela dirinya.

"Berdiri dalam hitungan ketiga, atau lo gue seret!"

"Tapi gue nggak nga..."

"Satu."

"Gue nggak salah!" Siska membentak Brandon.

"Dua."

"Gue gak mau ikut campur urusan adek kelas centil itu!" Siska berdiri, lalu pergi menabrak pundak Brandon.

"Tiga."

"Kemana lo?" Siska tidak menjawab, ia malah berjalan semakin cepat.

"Salah lo lawan gue!" Brandon mencekal lengan Siska, menyeretnya menuju ruang BK. Dua antek-anteknya itu mau tidak mau juga ikut.

Karena kesabarannya sudah habis, ia bahkan lupa mengetuk pintu ruang BK. Sontak membuat Pak Gibas guru BK itu terkejut.

"Siang Pak, saya melaporkan bahwa gadis ini telah membuat adik kelas pingsan dengan mengurungnya di ruang multimedia 3 yang pengap, ditambah lagi mereka menjebak adik kelas itu dalam jaring lalu menggantungnya."

Penjelasan itu ditangkap baik oleh Pak Gibas. "Oke terima kasih Brandon, kamu boleh kembali."

"Baik Pak, terima kasih kembali."

Cewek KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang